Mama Papa Kesayanganku

Jurnalis : Wismina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)


Anak-anak dengan hati-hati menuntun orang tuanya. Terlihat anak-anak berhati-hati saat menuntun orang tuanya berjalan.

Tidak perlu menunggu dewasa untuk menunjukkan bakti kepada orang tua. Minggu kedua, 11 November 2018, anak-anak kelas budi pekerti Qin Zi Ban (kecil) Tzu Chi Pekanbaru, mempunyai kesempatan untuk menjaga dan melayani orang tuanya sebagai ungkapan bersyukur dan membalas budi orang tua.

Dengan berpedoman pada kata perenungan Master Cheng Yen, anak-anak diberi pemahaman bahwa sebagai anak hendaknya dapat menyadari, mensyukuri dan membalas budi orang tua.  Apa saja budi luhur orang tua terhadap anak-anaknya?

Melalui tayangan video drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak Bab 10 Budi luhur, dipaparkan bahwa ada 10 budi luhur orang tua  yakni budi sejak anak masih dalam kandungan sampai anak dewasa bahkan ketika sudah menjadi tua sekalipun. Kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah abadi. Contohnya seperti yang dirasakan oleh Athing-Mamanya Adelia.

“Meski Yiyi (tante) sekarang  telah berusia 30 tahun lebih, sudah berkeluarga, ketika tahu yiyi sedang sakit, mama(nenek Adelia) yang sudah berusia 62 tahun,  masih sering  kuatir,  membelikan obat bahkan juga masakin sup” ungkap Athing saat sharing di depan kelas.


Anak-anak belajar merawat dan melayani orang tua, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bakti kepada orang tua.


Athing masih merasakan cinta kasih Mamanya walau dirinya juga sudah menjadi orang tua.

Dengan dikemas dalam bentuk permainan, anak-anak diajarkan untuk dapat menjaga dan melayani orang tuanya. Anak-anak memegang tangan mama papanya dengan kondisi mata mama papanya ditutup dengan kain. Terlihat anak-anak berhati-hati saat menuntun orang tuanya berjalan. Sampai di pos pertama, anak-anak mengisi air ke dalam gelas, dan menyuguhkannya kepada orang tuanya. Kemudian  menuju ke pos kedua, anak-anak mengupas pisang untuk orang tuanya makan. Ada anak yang melihat buah pisang sedikit rusak, anak tersebut bisa membuang bagian yang rusak tersebut terlebih dahulu baru memberikan kepada mamanya.


Anak-anak menyuapi orang tuanya makan pisang.


Ritania dapat merasakan kedua buah hatinya benar-benar menjaganya dengan baik.

Orang tua kemudian dituntun untuk kembali ke tempat duduk. Saat orang tua telah berada di tempat duduk, anak-anak membantu membukakan penutup mata orang tuanya. Anak-anak masih terus diberi kesempatan untuk menunjukkan bakti kepada orang tuanya. Anak-anak memijit kaki dan pundak orang tuanya. Setelah itu, anak-anak diarahkan untuk memberi penghormatan dengan bersujud (bernamaskara) kepada orang tuanya.


Orang tua adalah Buddha hidup. Anak-anak memberi penghormatan dengan bersujud kepada orang tua sebagai wujud penghormatan yang tertinggi.

Ritania bersama sepasang buah hatinya yang ikut di Qin Zi Ban Kecil merasa sangat bahagia karena melalui permainan tersebut, Ritania dapat merasakan anak-anaknya menjaganya dengan sangat baik.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Membina Kekompakan

Membina Kekompakan

19 November 2018

Berbeda dengan biasanya yang belajar di dalam kelas, kali ini para murid Kelas Budi Pekerti Teratai Tzu Chi Pekanbaru, berkesempatan bermain dan belajar di luar kelas, yaitu mengunjungi Agrowisata SCW yang terletak di pinggir kota Pekanbaru.

Mama Papa Kesayanganku

Mama Papa Kesayanganku

19 November 2018

Tidak perlu menunggu dewasa untuk menunjukkan bakti kepada orang tua. Minggu kedua, 11 November 2018, anak-anak budi pekerti Qin Zi Ban (kecil) Tzu Chi Pekanbaru, mempunyai kesempatan untuk menjaga dan melayani orang tuanya sebagai ungkapan bersyukur dan membalas budi orang tua.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -