Mantap Menjadi Relawan Tzu Chi
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul KhotimahPenerimaan warga yang sangat welcome kepada para relawan Tzu Chi memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Christine yang kali ini bertugas menyampaikan sosialisasi. Ada 56 warga yang mengikuti sosialisasi relawan Tzu Chi ini.
Meski sudah hampir 14 tahun berlalu, warga di RW 12 Penjaringan masih menyimpan kesan mendalam tentang Tzu Chi. Saat itu, tepatnya 27 September 2008, kebakaran meluluhlantahkan pemukiman warga di RW 12. Tzu Chi pun bergerak cepat menyalurkan bantuan. Selain itu, ketulusan para relawan saat menenangkan hati warga juga membuat mereka terharu. Kini warga kembali dipertemukan dengan tim relawan Tzu Chi, bahkan mereka menyatakan siap menjadi relawan.
Heri Firmansyah, Ketua RW 12 Penjaringan merupakan salah satu korban kebakaran itu. Bantuan dari Tzu Chi saat itu turut membantu ia dan warga lainnya menjalani hari-hari yang sulit pasca kebakaran.
“Rumah saya hangus, terbakar, rata dengan tanah. Dan Alhamdulillah itu ada bantuan dari Tzu Chi. Maksudnya di luar dugaan ya, tanpa mengesampingkan bantuan-bantuan yang lain, Tapi bantuan dari Buddha Tzu Chi ini beda. Satu kontainer besar itu lengkap semua, ada selimut, ada sembako, alat tidur, lengkap. Jadi itu yang berkesan,” kata Heri.
Paket bantuan kebakaran Tzu Chi umumnya berupa perlengkapan yang sangat dibutuhkan berisi handuk, peralatan mandi, sarung, pakaian layak pakai, selimut, sandal. Semuanya dikemas dalam kotak kontainer yang ringkas dan mudah dibawa. Tak lupa juga ada ember yang di dalamnya diselipkan satu atau dua botol besar air mineral.
Heri Firmansyah, Ketua RW 12 Penjaringan mengisi form menjadi relawan Tzu Chi. Bagi Heri, dengan adanya relawan Tzu Chi di wilayahnya, para pengurus RW maupun RT bisa bersinergi lagi mengembangkan wilayah demi kemajuan RW 12.
Warga lainnya yang menjadi korban atau penyintas kebakaran tersebut adalah Sumiati, yang pada kepengurusan RW 12 saat ini bertugas dalam Urusan Peranan Wanita (UPW). Tak hanya terbantu dengan paket bantuan Tzu Chi yang lengkap, ia juga merasakan ketulusan para relawan saat berinteraksi dengan warga.
“Mereka turun panas-panasan menemui kami para korban kebakaran. Dan itu yang bikin kami terharu dan teringat sampai sekarang,” ujarnya.
Kini setelah 14 tahun berlalu, silaturahmi warga RW 12 dengan tim relawan Tzu Chi kembali terjalin. Minggu pagi, 10 April 2022, di Aula RW 12, para pengurus RT/RW mengikuti sosialisasi relawan Tzu Chi.
Christine Chen mengenalkan awal mula berdirinya Tzu Chi, juga tentang Master Cheng Yen pendiri Tzu Chi, visi misi Tzu Chi, serta berbagai bantuan yang telah disalurkan Tzu Chi hingga ke pelosok negeri. Dengan pembawaan Christine yang ramah, sosialisasi berlangsung seru, hangat, dan interaktif.
“Intinya RW 12 siap menerima program dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Kami ada para kader dasawisma dan kader jumantik. Selain ketua RW dan pengurus RT, juga pengurus RW kami semua berada di garda terdepan di wilayah dalam hal apapun. Kaitannya dengan tangan jangan selalu berada di bawah, tapi diimbangi juga ada yang di atas. Saya selaku koordinator kader Dasawisma RW 12, hari ini kami sepakat untuk menjadi relawan Buddha Tzu Chi dan kami ambil celengan bambu,” kata Sumiati diiringi tepuk tangan warga lainnya.
Dari sosialisasi ini Sumiati jadi tahu bahwa relawan Tzu Chi tak hanya dari kalangan tertentu. Tzu Chi ternyata merupakan yayasan kemanusiaan yang tak membedakan ras, suku, agama dan lainnya.
Sosialisasi Bermula dari Rencana Pembagian Paket Lebaran
Sepanjang bulan Ramadan ini Tzu Chi Indonesia menyalurkan sebanyak 52 ribu paket lebaran di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Paket sembako ini sebagian berisi 10 Kg beras dan 10 bungkus Mi DAAI dan sebagian lagi ditambahkan 1 liter minyak goreng. Paket lebaran ini diharapkan dapat meringankan kesulitan warga menengah ke bawah dan juga menambah keceriaan warga dalam menjalankan ibadah puasa.
Warga di Kelurahan Penjaringan pun mendapat berkah dari paket lebaran Tzu Chi ini. Rencananya sebanyak 600 paket dibagikan di RW 12 pada 17 April 2022. Di hari yang sama sebanyak 450 paket juga bakal disalurkan di RW 11. Sementara itu sebelumnya pada 10 April lalu, sekitar 650 paket telah dibagikan di RW 10.
Rencana pembagian paket sembako ini pun turut mengikat kembali jalinan jodoh atau tali silaturahmi warga di RW 12 khususnya dengan Tzu Chi Indonesia.
“Kami dapat pesan Whatsapp dari relawan Tzu Chi, Pak Teddy, mau mengadakan pembagian beras. Mulai dari situ awalnya. Akhirnya sampai sekarang ada sosialisasi relawan dan terbangunlah chemistry. Ibaratnya satu server-lah dengan Pak Teddy,” kata Heri.
Chemistry yang dimaksud salah satunya tentang berbagai kegiatan amal Tzu Chi dengan semangat para pengurus RW 12 untuk memajukan wilayah mereka dan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Bisa terhubung lagi dengan relawan Tzu Chi bagi Heri seperti sebuah kejutan manis.
Antusias para pengurus RT/RW, perwakilan dari kader, tokoh masyarakat, untuk berkenalan dengan Tzu Chi sangat tinggi.
RW 12 merupakan pemukiman padat penduduk yang warganya saling peduli satu sama lain. Mereka yang hadir pada sosialisasi Tzu Chi ini memang orang-orang yang sudah tergerak dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Bisa dibilang surprise nih, yang cuma ada di sepintas lewat saja ternyata mampir, dan Whatsapp langsung ke saya. Benar-benar kebetulan yang sangat nyata,” kata Heri sambil tertawa.
Saat mendapat paket bantuan kebakaran 14 tahun lalu, logo Yayasan Buddha Tzu Chi di kotak kontainer menarik perhatian Heri. Ia pun mencari tahu tentang Tzu Chi melalui internet.
“Saya searching di Google, oh ternyata bagus, relawannya benar-benar jiwa sosial. Dan bukan dari satu kalangan saja, semua kalangan ikut serta di Budda Tzu Chi,” kata Ketua RW 12 ini.
Tak sangka, jalinan jodoh yang dimulai 14 tahun lalu kini terhubung kembali. Untuk pembagian paket sembako, Heri dan jajarannya sudah mempersiapkan semuanya. Para kader dan pengurus RT siap mendampingi relawan baik pada pembagian kupon maupun pembagian beras.
Lebih Mengenal Tzu Chi
Syarifuddin, Ketua Karang Taruna Kelurahan Penjaringan dan anggota LMK (Lembaga Musyawarah kelurahan) di RW 12 ini siap jadi relawan Tzu Chi.
RW 12 Penjaringan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang handal. Diisi banyak anak muda yang merupakan lulusan universitas, berpikiran terbuka dan sangat peduli kepada sesama. Salah satunya Syarifudin yang merupakan Ketua Karang Taruna Kelurahan Penjaringan dan anggota LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan) untuk RW 12.
Di RW 12, Syarifudin masuk dalam tim kesehatan yang selama ini membantu masyarakat yang tak punya biaya saat berobat, dari sejak zaman SKTM dahulu hingga sekarang ada layanan BPJS. Ia mengupayakan bagaimana caranya warga bisa keluar dari rumah sakit tanpa harus mengeluarkan biaya.
“Kan sekarang zamannya BPJS, terkadang ada warga yang belum punya BPJS. Lalu di rumah sakit juga mungkin kebijakan dari rumah sakit ada penekanan ke keluarga, itu kadang bikin panik, nah itu kami bantu,” terangnya.
Adapun tentang Tzu Chi, sebenarnya ia sudah lama tahu, tapi sebatas bahwa Tzu Chi sangat tanggap menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana. Mengikuti sosialisasi Tzu Chi, ia kini jadi tahu ternyata banyak sekali kegiatan amal dan kemanusiaan Tzu Chi.
“Ternyata programnya itu tidak satu, banyak. Yang pasti intinya dari kegiatan ini bahwa masih ada orang-orang di luar sana yang notabene peduli dengan dirinya sendiri tapi masih mau berbagi. Jadi nilai plus yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Ia juga jadi tahu bahwa Tzu Chi tak tebang pilih saat membantu baik dari segi agama, etnis ataupun suku bangsa. Dan juga semua bisa bergabung menjadi relawan Tzu Chi, termasuk dirinya.
Teddy sangat bersyukur dengan antusiasme para pengurus RT/RW dan tokoh masyarakat yang mengikuti sosialisasi relawan Tzu Chi ini.
Melihat antusiasme para pengurus RW dan RT diajak menjadi relawan Tzu Chi Teddy sangat bersyukur. Ia berharap keberadaan relawan di RW 12 dapat memperpanjang barisan relawan Tzu Chi sehingga makin banyak warga yang membutuhkan dapat terbantu.
“Waktu Minggu lalu kami ada rencana bagi beras, kami obrolin, ‘bagaimana mau jadi relawan?’ Semua mau jadi relawan karena melihat kegiatan Tzu Chi memang bermanfaat buat masyarakat banyak,” kata Teddy.
Teksan sangat terharu dengan antusias warga yang siap menjadi relawan Tzu Chi.
Teksan Luis, relawan Tzu Chi lainnya bahkan sangat terharu dengan penerimaan warga.
“Saya enggak pernah ketemu, selama di Tzu Chi ya, warga yang begitu antusias. Bantuan belum diberikan saja mereka sudah deklarasikan diri mau jadi relawan, mau ikut dalam barisan Tzu Chi. Itu yang bikin saya terharu,” katanya.
Teksan berharap bibit-bibit relawan Tzu Chi akan tumbuh subur di wilayah ini. Apalagi para pengurus RT/RW di sini kebanyakan anak-anak muda dengan semangat yang tinggi dan kemauan yang besar untuk maju dan memajukan wilayah mereka.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Sosialisasi Calon Relawan Tzu Chi di Singaraja
21 November 2016Yayasan Buddha Tzu Chi Bali terus berupaya menambah jumlah relawan Tzu Chi, salah satunya dengan cara menggelar sosialisasi. Kali ini, sosialisasi yang digelar pada penghujung Oktober, yakni pada 30 Oktober 2016 ini diikuti oleh 53 orang.
Semangat Relawan di Rumah Baru Tzu Chi Bandung
16 Maret 2020Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan Tzu Chi Bandung (29/02/2020). Kegiatan ini diikuti oleh para relawan dan tamu undangan. Kegiatan berlangsung di Aulang Jing Si Tzu Chi Bandung, Jl. Jendral Sudirman No 628 Bandung.