Sebanyak 46 anak asuh hadir dalam kegiatan Gathering Anak Asuh yang pada kesempatan itu menyisipkan sosialisasi bertemakan Stop Bullying dengan diisi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KN) Provinsi Kepri.
Sikap penindasan atau kekerasan baik secara fisik maupun mental yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau sekelompok orang dengan tujuan menyakiti merupakan sikap bullying. Hal ini yang sedang marak terjadi di lingkungan sosial terutama pada para remaja sekarang. Menjatuhkan mental yang menyebabkan seseorang mengalami depresi hingga melukai diri sendiri merupakan hal yang sangat memprihatinkan dan harus segera mendapatkan penanganan.
Melihat kondisi yang tidak patut terjadi dalam kehidupan sosial, Tzu Chi menyisipkan sosialisasi bertemakan Stop Bullying dalam kegiatan Gathering Anak Asuh yang dilakukan pada 6 Agustus 2022. Dalam sosialisasi itu, mereka mengundang Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KN) Provinsi Kepri.
“Dalam materi hari ini kami berharap tindakan kekerasan bully itu sudah tidak ada lagi, sebaliknya, semoga kepedulian dalam diri para remaja ini terhadap teman-temannya dan orang sekitar semakin meningkat,” ucap Desfrayona, relawan Batam sekaligus PIC acara ini. “Karena zaman sekarang kita melihat bahwa kecenderungan anak-anak lebih ke gadget sehingga mereka memiliki dunia sendiri. Dengan adanya kita mengundang pihak DP3AP2KN hari ini, kita berharap bahwa bisa membuka wawasan mereka dengan adanya interaksi kepada orang sekitar,” lanjut Desfrayona.
Selurunya ada sebanyak 120 anak asuh beserta orang tua/pendampingnya antusias hadir dalam kegiatan ini.
Berkat semangat ajakan dari para relawan amal, acara ini dihadiri sebanyak 66 anak asuh yang didampingi oleh orang tua/pendamping. Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dimana peserta dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok orang tua/pendamping sebanyak 54 peserta diarahkan ke lantai 1 Aula Jing Si dibekali dengan kilas balik Tzu Chi dan video ceramah dari Master. Sementara itu kelompok anak asuh kelas SMP dan SMA sebanyak 46 peserta dikumpulkan di lantai 4 mendengarkan pemaparan materi inti hari ini “Stop Bullying” dari DP3AP2KN. Sedangkan kelompok anak asuh kelas SD sebanyak 20 peserta ditemani oleh beberapa relawan di ruangan serbaguna lantai 4 untuk diajak menonton video kilas balik Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Batam dan dihibur dengan lagu-lagu isyarat tangan.
Ketika diwawancarai oleh pemapar materi, beberapa anak asuh mengaku pernah terlibat dalam tindakan bullying dimana sebenarnya ia menyadari bahwa tindakannya bukan tindakan yang terpuji dan terlebih bisa menyakiti orang lain. Beberapa juga pernah menjadi korban bullying, salah satunya bernama Steven Alexandre. Ia berbagi cerita pengalaman bagaimana ia melewati masa-masa sulitnya akibat tindakan bullying yang pernah dialami.
“Merasa kesepian karena di-bully dari kelas 1-6 SD dan orang tua saya melakukan pertolongan tapi tidak berhasil dan orang tua saya mencoba membawa saya ke sekolah terdekat untuk membantu. Pada akhirnya saya terbuka bisa membuka pikiran saya sendiri secara pelan-pelan,” ucap Steven Alexandre.
Sementara para anak asuh di jenjang lebih tinggi mendengarkan sosilalisasi mengenai bullying, anak SD belajar Shou Yu bersama Mega, relawan Komite Tzu Chi Batam.
Dedy Suryadi, AKS., MH., yang mewakili DP3AP2KN juga menyampaikan tujuan kehadiran mereka tidak terlepas dari demi menciptakan masyarakat penerus bangsa yang lebih peduli terhadap sesama. “Hari ini kami lebih fokus pada pem-bully-an atau perundungan. Kasus-kasus perundungan ini perlu kita sosialisasikan terus agar masing-masing kita memahami, menyadari, dan sama-sama menolak berbagai tindakan perundungan atau pem-bully-an ini,” ucapnya.
Dengan pembekalan wawasan yang telah diberikan selama 1 jam 30 menit diharapkan para anak asuh lebih menyadari pentingnya mewujudkan sikap kepedulian antar sesama agar memiliki nilai kehidupan dalam masyarakat sosial karena seperti sebuah ungkapan, bahwa you never look good trying to make someone else look bad (kamu tidak dapat terlihat baik dengan menjatuhkan orang lain).
Editor: Metta Wulandari