Masih Banyak Orang yang Membutuhkan Uluran Tangan
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya & Yuliati
|
|
||
Untuk sebuah kecamatan Rengasdengklok termasuk ramai, pusat kotanya memanjang sekitar dua kilometer dan di sepanjang jalan berbaris toko-toko pusat perbelanjaan. Meskipun demikian rata-rata penduduk di Rengasdengklok tergolong warga miskin yang menggantungkan kehidupan sebagai buruh. Maka tak heran jika di daerah ini banyak ditemukan warga yang memiliki kesehatan yang buruk. Ketika Tzu Chi mengadakan bakti sosial (baksos) kesehatan di tiga lokasi di Rengasdengklok, warga langsung berbondong-bondong datang mendaftarkan dirinya. Sebenarnya baksos ini merukan tindak lanjut Tzu Chi atas musibah banjir yang melanda warga Rengasdengklok beberapa minggu silam. Selama curah hujan mengelempar tak menentu banyak pemukiman dan sawah warga yang terendam banjir. Imbasnya ketika banjir surut banyak warga yang kesehatannya menurun. Karena itu pada Minggu 16 Februari 2014, Tzu Chi mengadakan baksos di tiga tempat: Kelenteng Shia Tjin Kong di jalan Irigasi Raya Rengasdengklok, Pondok Pesantren Nurul Huda di Desa Telukbango, dan di Desa Segaran dengan total pasien sebanyak 2.100 jiwa. Namun yang membuat hati terenyuh adalah ketika baksos di mulai seorang ibu muda bernama Amah datang dengan dua orang putranya yang berbadan ringkih. Aep putra pertamanya berusia 21 tahun mengalami kelainan pada kedua matanya. Ia tidak bisa melihat dengan jelas dan matanya sering berputar tanpa arah, seolah memiliki otot mata yang lemah. Ahmad Fauzi putra bungsunya pun tak jauh berbeda, penglihatannya tak jelas dan bola mata yang tak simetris. Selain Aep dan Fauzi ternyata satu anak lagi dari ibu ini juga memiliki penglihatan yang buruk. Menurutnya tiga dari empat anaknya mengalami kelainan pada penglihatan. “”Tiga anak saya penglihatannya semuanya kelainan. Ini mungkin pengaruh kandungan yang tidak baik,” kata Amah.
Keterangan :
Yang membuatnya keluarga ini terlihat kasihan adalah Aep putra pertamanya tak bisa mengenyam bangku pendidikan lantaran tak memiliki penglihatan yang normal. Maka untuk menambah pengetahuan Aep, ibunya mengajarkannya secara lisan. Bahkan dalam mempelajari Kitab Suci Alquran (mengaji), dilakukan oleh Aep secara lisan. Mungkin karena kelaian pada penglihatannya Aep terlihat begitu rapuh. Jalannya tak tegar dan tatapannya begitu kuyu. Sesekali Aep tersenyum saat relawan berbicara dengan ibunya. Tapi dari senyumannya itu terlihat ada sesuatu yang kosong – keceriaannya sebagai anak remaja. Saat keluarga ini memasuki ruang pemeriksaan, dokter Kimmy langsung mendekati Aep. Lalu dengan sikapnya yang lembut ia mmeriksa mata Aep dengan sebuah senter. Setelah itu ia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Amah. Dan diakhir pemeriksaan itu dr.Kimmy menjelaskan kalau Aep sebaiknya akan diajukan menjadi pasien penerima bantuan khusus di Tzu Chi. Amah terkesiap mendengarnya. Namun dr. Kimmy berhasil menjelaskannya secara terinci dengan sabar, hingga ibu dari empat orang anak ini menjadi paham dan berharap keberuntungan bisa menyertai putranya. “Sabar ya bu. Putra ibu akan kami ajukan sebagai pasien penerima bantuan khusus. Banyak-banyak berdoa,” kata dr. Kimmy.
Keterangan :
Tumor di Kepala Acih Saat waktu menunjukkan tengah hari, seorang relawan memanggil Acih untuk menjalani pemeriksaan. Di dalam ruang periksa, dr. Kimmy kembali menangani Acih. Ia memerhatikan sebuah benjolan di dahi kanan Acih. Lalu dengan perlahan membuka jilbab Acih untuk melihat bekas operasi terdahulu. dr. Kimmy kemudian meminta keterangan dari Elis mengenai riwayat sakit Acih. Dari keterangan Elis dan pengakuan Acihlah akhirnya dr. Kimmy memasukkan Acih ke daftar pasien bantuan khusus. “Ibu banyak berdoa ya. kami akan mengajukan ibu untuk menjadi pasien bantuan,” terang dr. Kimmy kepada Acih. Acih dan Elis pun mengangguk hormat. Elis kemudian berkata kalau Acih memang membutuhkan bantuan mengingat kekhawatiran pada tumornya yang kembali tumbuh. “Kehidupan kami memang sulit. Makanya kami berharap Acih bisa mendapatkan bantuan pengobatan,” kata Elis. Keluarga Amah dan Acih merupakan keluarga-keluarga miskin yang tinggal di daerah minus. Kini untuk mendapatkan pengobatan yang baik mereka mengharap ada bantuan donasi. |
|||
Artikel Terkait
Internasional: "Sutra Pertobatan Air Samadhi"
20 Juni 2011 Pada tanggal 19 Mei 2011, 532 relawan bergabung dengan para artis profesional dalam penampilan perdana Drama Musikal "Sutra Pertobatan Air Samadhi". Pementasan ini digelar di Aula Jing Si Hall Hualien, Taiwan. |