Masjid untuk Menyucikan Hati

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Ivana
 
 

fotoKepala SMPN 23 meresmikan Masjid Nurul Jannah yang ada dalam kompleks sekolah. Tzu Chi ikut membantu penyelesaian pembangunan masjid ini dengan harapan dapat membantu pembentukan akhlak para murid.

Nama yang dipilih bagi masjid itu adalah Nurul Jannah atau Cahaya Surga. Namun selama ini masjid di sudut SMPN 23 itu lebih sering disebut “masjid seribu”.

 

SMPN 23 sungguh meriah pagi itu. Para muridnya berpakaian seragam rapi, dan sejumlah murid perempuan bersolek dengan kebaya lengkap dengan selop yang nampaknya masih baru. Tetabuhan marawis menyambut setiap tamu yang datang. Tak ketinggalan para guru juga berkebaya atau berseragam batik menyalami para tamu yang datang dengan senyum tersungging. Hari itu seperti ada hajatan besar di sekolah yang terletak di Kelurahan Pademangan Timur ini, yaitu diadakan pelepasan para murid kelas IX yang sedang menanti pengumuman kelulusan.

Bersama para orang tua murid, 17 relawan Tzu Chi juga menghadiri acara ini. Pada tanggal 1 Juni 2011 itu, SMPN 23 juga bermaksud meresmikan masjid yang terdapat di sisi selatan sekolah. Acara peresmian masjid dirangkaikan dengan acara pelepasan, dan para relawan diundang karena Tzu Chi sempat membantu proses penyelesaian pembangunan hingga nyaman untuk digunakan.

Masjid “Seribu”
Masjid itu memiliki luas 10x10m. Seluruhnya dicat dengan warna hijau muda dan sedikit aksen warna putih. Pada hari biasa, murid laki-laki beribadah di lantai bawah, sementara murid perempuan beribadah di lantai atasnya. Hanya khusus pada saat Jumat’an –yang umumnya hanya dijalankan oleh kaum lelaki, lantai atas maupun bawah digunakan bersamaan.

Impian untuk membangun masjid sebagai tempat ibadah para murid yang mayoritas beragama Islam, telah dimulai sejak tahun 2009 dengan menunjuk H. Tubagus Ahmad Rifai sebagai ketua panitianya. Impian ini disandingkan dengan program Gerakan Penyisihan Uang Jajan (GPUJ) murid sebesar Rp 1.000,- setiap harinya. Karena program inilah maka di antara para murid dan guru, Masjid Nurul Jannah sering juga disebut Masjid “Seribu”. Dengan dana dari sekitar 500 siswa muslim setiap harinya, ditambah dana awal sebesar Rp 50 juta, Rifai dan tim memulai pembangunan.

 

foto  foto

Keterangan :

  • Pelepasan para murid kelas IX SMPN 23 diadakan tanggal 1 Juni 2011, bersamaan dengan peresmian masjid baru. (kiri)
  • Dana awal pembangunan masjid ini menggunakan uang jajan yang disisihkan oleh para murid sebesar seribu rupiah setiap harinya. (kanan)

Harapan yang tinggi untuk mewujudkan tempat ibadah yang nyaman mulai menghadapi tantangannya. Pada awal tahun 2010, proses pembangunan praktis tak dapat dilanjutkan. Meski para murid masih tetap menggalang uang jajan mereka, dana yang terkumpul tidak mencukupi penyelesaian bangunan masjid itu. Saat itu Tzu Chi belum lama mengadakan program Bebenah Kampung di wilayah Pademangan ini. Rifai yang mengenal relawan Tzu Chi mencoba mengajukan permohonan untuk “bedah masjid”.

Respon pertama Yopie Budiyanto Shixiong yang ditemui Rifai adalah merasa ragu. “Waktu itu kita bilang, ‘Tzu Chi ada bedah kampung, belum pernah ada bedah masjid, saya harus tanyakan dulu ke yayasan’,” paparnya. Ternyata jodoh baik dapat terjalin hingga permohonan itu dipenuhi. Yopie yang melakukan survei pertama melihat kondisi pembangunan terhenti dalam kondisi pondasi telah selesai dipancang, tembok dan atap sudah berdiri, dan lantai masih berlapis semen. “Kita lebih tepatnya membantu tahap finishing sampai siap pakai,” ujarnya. Dalam kondisi setengah jadi pun, masjid tersebut telah digunakan oleh para siswa untuk beribadah. Begitu pun selama proses penyelesaian dalam 3 bulan yang dibantu Tzu Chi tersebut, pembangunan masjid dihentikan pada jam-jam shalat agar para murid tetap dapat menggunakannya.

 

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi serta guru dan kepala SMPN 23 sangat bersyukur atas jalinan hubungan yang baik tanpa membedakan agama, ras, atau bangsa. (kiri)
  • Relawan Tzu Chi berharap agar masjid yang telah siap dipakai dengan nyaman oleh para murid dapat terus dirawat agar tetap indah dan rapi. (kanan)

Tempat Menyucikan Hati
Rifai adalah salah satu yang paling berbahagia dengan diresmikanya Masjid Nurul Jannah ini. “Harapan kami agar para murid tidak hanya dari intelektualnya saja yang terlatih, melainkan dari segi keimanannya juga berkembang,” demikian harap guru yang mengajar Pendidikan Agama Islam ini. Kepala SMPN 23, Handayati Suwarti, M.Pd juga mengungkap syukur, “Sesuai dengan hari ini tanggal 1 Juni, hari lahirnya Pancasila, pemersatu bangsa dari berbagai etnis budaya, Alhamdullilah terjalin kerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memberi banyak sumbangan untuk pembangunan masjid ini. Kami ucapkan banyak terima kasih karena masjid ini sangat bermanfaat bagi anak-anak untuk merefleksikan ataupun mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama Islam.”

Salah seorang murid yang hari itu juga tampil sebagai pembawa acara, Faruq (14 tahun) mengatakan bahwa sekarang masjid terasa lebih nyaman dan sejuk. “Rasanya seperti masuk ke surga,” katanya polos. Sementara Ika, seorang murid kelas VIII berharap masjid ini dapat membuat teman-temannya menjadi rajin beribadah.

Bantuan pembangunan masjid ini mungkin dapat diartikan mewakili cinta kasih universal yang melandasi Tzu Chi, namun dalam sambutannya Agus Rijanto Shixiong menekankan, “Kami dari Tzu Chi mengucapkan terima kasih yang mendalam atas kesempatan ikut menyelesaikan pembangunan masjid yang akan menjadi tempat umat mendekatkan dirinya pada Sang Pencipta, memanjatkan puji syukurnya, dan menyucikan hatinya. Karena hati adalah sumber dari segala perilaku kita.”  Kepada para murid yang sebentar lagi menyelesaikan pendidikan tingkat SMP, ia berpesan agar kecerdasan perlu disertai kebijaksanaan hati hingga dapat membedakan yang benar dan salah, yang baik dan buruk. “Kami sangat gembira bisa menyumbangkan tenaga demi menciptakan anak bangsa yang berakhlak bermoral. tidak peduli apa agamanya, yang penting masjid ini adalah sebuah wadah untuk melatih anak-anak kita untuk menjadi seorang penerus bangsa yang baik,” kata Agus Shixiong lagi.

  
 
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Makassar Mengadakan Bazar Vegetaris di Bulan Waisak

Tzu Chi Makassar Mengadakan Bazar Vegetaris di Bulan Waisak

31 Mei 2022
Tzu Chi Makassar kembali mengadakan bazar vegetaris pada Sabtu, 28 Mei 2022. Bazar ini selain bertujuan untuk berdana, banyak orang yang mulai sadar dan paham akan manfaat baik dari mengonsumsi makanan vegetaris.
Bulan Tujuh Penuh Berkah

Bulan Tujuh Penuh Berkah

14 September 2018

Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun rutin mengajak setiap orang untuk bervegetaris selama satu bulan penuh pada Bulan Tujuh Penuh Berkah. Relawan menyediakan bekal makan pagi dan siang dalam berbagai variasi menu untuk memudahkan mereka dalam bervegetaris.

Pikiran dan Perasaan Welas Asih

Pikiran dan Perasaan Welas Asih

11 Februari 2010
“Saya sangat pasrah saat itu, anak saya dianjurkan oleh dokter untuk dioperasi, tapi dari mana dana itu. Tapi memang benar, kita tidak boleh pasrah, saya diberitahu mengenai Tzu Chi dan akhirnya ada ditanggapi dengan baik oleh Tzu Chi,” kata Bapak Indra Gunawan.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -