Masker Untuk Korban Kabut Asap

Jurnalis : Akien (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Rusli, Sem (Tzi Chi Aceh)

Relawan Tzu Chi Aceh bersama-sama membagikan masker untuk warga korban kabut asap selama tiga tahap pembagian akibat kabut asap yang berkepanjangan.

Kabut Asap yang diakibatkan kebakaran hutan yang berkepanjangan disejumlah titik api di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, serta Pekanbaru semakin bertambah parah. Dampak dari kebakaran hutan ini semakin meluas hingga Medan dan sekitarnya, tak terkecuali provinsi Aceh dan sekitarnya juga terkena imbas dari kabut asap ini. Lhokseumawe adalah salah satu kota di provinsi Aceh cukup parah terkena kabut asap. Selama bulan September hingga Oktober 2015, kota Lhokseumawe sudah tiga kali di selimuti  kabut asap. Beberapa kawasan yang tampak jelas diselimuti kabut asap adalah Waduk Pusong-Keude Aceh dan lokasi lainnya di Kecamatan Banda Sakti, atau pusat kota.

Kabut asap yang menyelimuti kota Lhokseumawe juga berdampak  pada penerbangan. Bandar Udara Malikussaleh, Lhokseumawe lumpuh total dan seluruh penerbangan dibatalkan akibat bencana ini. Bukan hanya pengaruh pada penerbangan tetapi juga pada kesehatan masyarakat. Akibat kabut asap, warga setempat mulai terserang ISPA dengan gejala kerongkongan sakit, sulit bernafas dan dada sakit, juga tak jarang warga  mengeluhkan iritasi mata dan kulit. Melihat hal itu relawan Tzu Chi Lhokseumawe tidak hanya berpangku tangan, para relawan terpanggil untuk melakukan tindakan untuk mengantisipasi semakin bertambah buruknya dampak kesehatan pada warga Lhokseumawe. Mereka membagikan masker bagi warga terutama yang berkegiatan di luar rumah.

Masker diberikan kepada mereka yang sering beraktifitas di luar ruangan dengan harapan agar tidak terganggu pernapasan akibat kabut asap.


Bukan hanya di jalan raya saja, namun pembagian masker juga diberikan kepada warga di jalan pedesaan.

Akhirnya, salah satu relawan Tzu Chi, Arfandy melakukan koordinasi dengan Tzu Chi Medan mengenai kegiatan ini. Masker pun dikirim dari Tzu Chi Medan. Setelah menerima masker tersebut, relawan segera bergerak membagikan masker di jalanan kepada warga. pembagian masker dibagi dalam tiga tahap. Pada tanggal 20 September 2015, relawan berhasil membagikan sebanyak 2.000 masker. Dilanjutkan pada 6 Oktober 2015, relawan membagikan masker kepada masyarakat di Desa Nelayan Pusong, Kampus Politeknik Penteut, Desa Penteut, Kampus UNIMA Batuphat, dan Kota Lhokseumawe. Pembagian kali ini menghabiskan 8.000 masker.

Namun, kabut asap yang terus menyelimuti Kota Lhokseumawe, relawan kembali membagikan masker kepada masyarakat pada tanggal 25 Oktober 2015. Sebanyak 3.000 masker dibagikan kepada warga di wilayah Simpang Jam, Simpang Kampung Jawa, dan Nelayan Hagu Barat Laut. Kegiatan pembagian masker ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk kesehatan warga Lhokseumawe akibat kabut asap, sehingga para relawan pun bekerja sama, dengan penuh sukacita tanpa mengenal lelah bersumbangsih untuk masyarakat. Mengutip sebuah kata perenungan Master Cheng Yen, “Jika melakukan sesuatu dengan hati sukacita, sekalipun sangat sibuk, tetap tidak merasa sebagai pekerjaan melelahkan, malah hati terasa sangat senang sekali.”

Relawan juga mendatangi langsung penduduk di kampung untuk membagikan masker.


Rasa kepedulian terhadap kesehatan mengantarkan relawan Tzu Chi dan relawan lainnya untuk bersama-sama menyatukan hati membagikan masker.  

 



Artikel Terkait

Masker Untuk Korban Kabut Asap

Masker Untuk Korban Kabut Asap

09 November 2015 Pada tanggal 25 Oktober 2015, relawan membagikan masker untuk para korban kabut asap di beberapa titik daerah di Kota Lhokseumawe. Sebelumnya sudah dua kali membagikan masker. Sebanyak 13.000 masker dibagikan kepada para penduduk.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -