Mata dan Telinga Kecil Master Cheng Yen
Jurnalis : Veronika (He Qi Barat), Fotografer : Veronika (He Qi Barat)
|
| ||
Kegiatan pendewasaan pun dimulai. Tim 3 in 1 sekolah Cinta Kasih Tzu Chi bekerja sama dengan DAAI TV meliput acara. Setelah selesai acara pendewasaan, Pak Eko kembali mengumpulkan tim 3 in 1 dan memberitahukan sebuah kabar baik. DAAI TV dan Tim Media Cetak Tzu Chi ingin memberikan pelatihan selama 4 hari kepada tim 3 in 1 sekolah. Kabar ini disambut dengan antusias oleh siswa-siswi. Tidak ingin membuang kesempatan emas untuk memperluas pengetahuan dan belajar dari yang ahli, seluruh anggota langsung menyatakan kesediaannya untuk mengikuti training ini. Training 3 in 1 pertama dimulai Senin, 24 Juni 2013 bertepatan dengan datangnya Bapak Jokowi ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi untuk launching “Jakarta Menuju Kota Layak Anak”. Tepat jam 9 pagi training dimulai di aula lantai 4 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Kegiatan ini dibuka dengan pesan cinta kasih oleh Pak Eko Raharjo kemudian dilanjutkan dengan perkenalan diri oleh pembimbing dari DAAI TV. Sesi pertama yaitu teori tentang Script (artikel) yang dibawakan oleh Hadi Pranoto, Pemimpin Redaksi Majalah Dunia Tzu Chi. Semua peserta mendengarkan dengan serius dan sibuk mencatat. Di sela-sela materi tentang dasar-dasar membuat script, Kak Hadi memberikan semacam tugas yang langsung dipraktikan oleh para peserta yaitu mendeskripsikan tentang sepatu dan makanan kesukaan para peserta, kemudian peserta diminta bertanya kepada teman di sampingnya tentang 5W + 1H.
Keterangan :
Di sesi kedua yaitu teori tentang fotografi yang dibawakan oleh Anand Yahya, Redaktur Foto Majalah Dunia Tzu Chi. Ia membahas tentang pengenalan kamera dan dasar-dasar fotografi kemudian dilanjutkan dengan membahas contoh foto-foto yang pernah diambil oleh Anand. Materi yang lengkap dan dibawakan dengan ringan membuat peserta dapat mengerti dengan mudah apa yang Anand jelaskan. Dan yang terakhir tapi tidak kalah pentingnya adalah teori tentang video yang dibawakan oleh Sapto Agus Irawan, kameramen DAAI TV yang telah mendapat banyak penghargaan atas karyanya, membahas tentang teknik dasar pengambilan gambar melalui video kemudian angle, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tanpa berpanjang-panjang menjelaskan teori, Sapto mengajak para peserta untuk langsung mempraktikkan materi yang telah ia sampaikan. Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di bimbing oleh Muhammad Ihsan dan kelompok kedua dibimbing oleh Andri Riza, kameramen DAAI TV. Setelah mempraktikkan materi yang di bawakan Sapto, Mika Wulan, Produser Program Mata Hati DAAI TV meminta peserta untuk berhitung dari 1 sampai tiga untuk pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk mentor-mentor bagi masing-masing kelompok pun ditentukan. Kelompok 1 dimentori oleh Ihsan kemudian kelompok 2 dimentori oleh Andri dan kelompok 3 dimentori oleh Sapto. Masing-masing kelompok mendapat tema yang berbeda untuk praktek liputan yang akan diadakan pada hari kedua. Ada yang mendapatkan tema depo pelestarian lingkungan, profil relawan, dan tips-tips daur ulang. Masing-masing peserta juga mendapat tugas yang berbeda. Ada yang mendapat tugas sebagai fotografer, reporter, penulis script majalah, dan camera person. Keesokan harinya peserta training beserta mentor menuju ke Posko Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi yang terletak di Komplek Kosambi Baru, Jl. Kosambi Timur Raya No. 11 Duri Kosambi, Cengkareng untuk mempraktikkan teori-teori yang telah mereka terima sebelumnya. Kedatangan para peserta dan mentor disambut dengan hangat oleh relawan-relawan yang sedang melakukan kegiatan pelestarian lingkungan. Para peserta dan mentor langsung menjalankan tugas masing-masing. Seperti mewawancarai narasumber dan mengambil gambar baik foto maupun video. Pertama-tama beberapa peserta merasa kesulitan akan tugasnya masing-masing seperti yang dialami oleh Chintya Vanny Lijaya. “Pertamanya saya merasa kesulitan mempraktikan teori yang telah diajarkan ketika hari pertama di lapangan. Terlebih lagi saya ditugaskan untuk membuat video. Karena biasanya saya hanya tugas foto saja. Namun dengan bimbingan dari Kak Sapto saya jadi bisa membuat video sendiri. Jadi sangat berkesan walaupun sulit dan melelahkan.”
Keterangan :
Setelah semua dirasa cukup, para peserta dan mentor kembali ke sekolah dan bertolak ke rumah masing-masing. Beberapa siswi yang bertugas membuat script berkumpul di rumah salah satu teman dan mengerjakan script bersama. Beberapa dari mereka bahkan bekerja hingga larut malam demi mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada hari ketiga pelatihan kembali diadakan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi di aula lantai 2. Para peserta langsung mengelompokkan diri sesuai dengan kelompok masing-masing dan mulai membuat video. Pertama-tama peserta menseleksi stock film sesuai dengan script yang telah dibuat, kemudian dirangkai menjadi satu, lalu masukan voice over (Suara reporter yang direkam ke dalam video). Tidak seperti biasanya kegiatan kali ini berlangsung hingga malam karena, untuk merampungkan sebuah video proses editing memang membutuhkan waktu yang paling lama. Namun semua itu tidak sia-sia karena pada pelatihan hari keempat video masing-masing kelompok berhasil diputar dan mendapat komentar yang baik dan membangun dari para mentor. Setelah mereview hasil foto, script majalah dan video dari setiap kelompok para peserta bergantian mengungkapkan kesan dan pesan mereka terhadap pelatihan ini. “Acara training selama 4 hari ini tuh, seru. Mendidik banget. Tadinya saat di kasih kesempatan ikut training saya sempat mikir. Wah apa nanti akan membosankan? Memang hari pertama tuh, agak terasa bosan karena kan kita anak sekolahan setiap hari udah teori. Eh, ternyata pelajaran di hari pertama kita pakai di hari kedua. Jadinya tuh seru banget. Pada saat di lapangan juga kakak-kakak mentornya bener-bener sabar banget ngajarin kita. Bimbing kita sampai bener-bener bisa. Walau kirain kakak-kakaknya tuh, bakalan formal banget ternyata di hari kedua kami jadi makin akrab dan seru banget. Karena kakak-kakaknya udah nggak jam (jaga image – Red),” Ujar salah Lovita Veronica salah satu peserta pelatihan 3 in 1. Akhirnya tibalah di penghujung acara pelatihan dimana para mentor mengumumkan pemenang dari bidang foto, video dan artikel majalah yang dikategorikan menjadi dua, yaitu yang terbaik dan terfavorit. Para peserta yang menang mendapatkan hadiah dari para mentor dan mendapatkan souvenir dari DAAI TV. “Seru, puas dan cukup heboh. Semoga ilmunya bisa dipergunakan dengan sebaik mungkin. Saya seneng bisa berbagi ilmu dengan yang lebih muda. Satu hal yang kalian harus tau, broadcasting dan jurnalistik itu sangat bertolak belakang. Tapi keduanya bisa saling berkaitan. Untuk itu dunia seperti ini bukan dunia yang mudah. Hanya orang-orang yang senang berpetualang, dan orang-orang yang bisa survive yang ada disini. Ini dunia bukan untuk orang lemah atau orang cengeng,” Ujar Kak Ihsan selaku mentor kelompok 1. Lovita salah satu peserta, mengungkapkan rasa senangnya selama mengikuti training ini dan berharap akan ada training-training seperti training ini lagi untuk kedepannya. “Kita tuh, serasa bukan lagi belajar. Tapi seperti lagi magang. Karena seru banget. Sering-sering aja diadain begini. Malah kalau boleh training ini terus berlanjut menjadi ekskul sekolah kami,” sambungnya. Demikian pelatihan ini berakhir dan ditutup dengan foto bersama. | |||
Artikel Terkait
Donasi Implan Pendengaran dari PT Medel Indonesia
21 Mei 2019Perayaan Waisak di Sekolah Brigjend Katamso Medan
19 Mei 2023Dengan tema Harmonis Masyarakatnya, Damai Negaranya, Perguruan Nasional Brigjend Katamso mengadakan perayaan Hari Raya Trisuci Waisak pada 17 Mei 2023.