Mau Belanja sekaligus Beramal? Pekan Amal Tempatnya
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Arimami Suryo A, Dok. Tzu Chi, Metta WulandariMenyambut Pekan Amal Tzu Chi 2019, para tenant telah mulai mempersiapkan
berbagai barang kebutuhan yang akan diperjualbelikan 19 dan 20 Oktober 2019 nanti.
Pekan Amal Tzu Chi hadir kembali Sabtu dan Minggu pekan ini. Catat tanggalnya ya, 19 dan 20 Oktober 2019. Ada berbagai kebutuhan rumah tangga yang bisa Anda temukan di pekan amal. Sembako? Ada. Alat dapur, piring, panci, kompor, dan lainnya? Ada juga. Baju, alat mandi, ember, boks kontainer? Jangan khawatir, stoknya banyak! Mau cari kebutuhan otomotif pun tersedia lho.
Kalau lapar saat berburu belanjaan, tenang saja, makanan vegetaris dan camilan dari berbagai wilayah Indonesia akan dihadirkan di pekan amal. Pokoknya dijamin lengkap dan Anda tidak akan menyesal karena dengan berbelanja di pekan amal, Anda juga sekaligus beramal. Loh, kok bisa?? Ya bisa.
Sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya tersedia di Pekan Amal Tzu Chi 2019. Barang kebutuhan Anda mulai dari beras, minyak, telur, dan banyak lainnya ada di sini.
Tak ketinggalan ada stan fashion, baju, sepatu, sandal pun ada dan sedang dipersiapkan untuk Anda.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, hasil dari Pekan Amal Tzu Chi akan dialokasikan untuk berbagai misi Tzu Chi. Untuk tahun ini, alokasinya masih akan digunakan untuk pembangunan Tzu Chi Hospital yang saat ini telah melewati tahapan topping off dan sedang proses interior. Jadi, sadar atau tidak, dana yang sangat besar yang diperlukan untuk pembangunan rumah sakit dengan teknologi yang canggih ini adalah sumbangan dari Anda semua, hati yang penuh cinta kasih.
Sejak Tzu Chi mulai memutuskan ide untuk membangun Tzu Chi Hospital tahun 2013 lalu, penggalangan dana langsung dilakukan. Salah satu caranya adalah melalui Pekan Amal Tzu Chi yang setiap tahun rutin dilakukan. Berkaca pada tekad Master Cheng Yen yang juga melakukan penggalangan dana belasan tahun untuk membangun rumah sakit, semangat itu pula yang terus tumbuh dalam diri relawan Tzu Chi Indonesia. Bahwa partisipasi, cinta kasih, ketulusan setiap orang dalam masyarakat bisa mewujudkan lingkaran kebaikan yang tak akan ada habisnya.
Seiring dengan tujuan sederhana dari dibangunnya rumah sakit yang adalah menolong orang sakit. Tzu Chi Hospital pun dibangun tak lepas dari tujuan tersebut. Setiap orang yang sakit, yang membutuhkan, bisa memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Tzu Chi Hospital. Yang perlu diingat adalah bahwa bukan hanya yang kurang mampu saja yang bisa sakit, orang yang mampu pun bisa sakit.
Dalam kondisi saat ini, banyak orang mampu yang bisa melakukan pengobatan ke luar negeri sehingga menghasilkan devisa bagi negara tersebut. Sebaliknya, banyak orang kurang mampu yang tidak mampu berobat bukan hanya karena tidak punya biaya, namun juga ketersediaan alat kesehatan yang masih kurang lengkap. Mereka pun menderita.
Dalam konteks ini, Suriadi, Kepala Divisi Sekretariat Tzu Chi Indonesia menjelaskan dengan rinci bagaimana nantinya Tzu Chi Hospital membantu keduanya: mereka yang mampu dan yang kurang mampu.
Ada 209 stan yang ikut dalam Pekan Amal Tzu Chi 2019 kali ini. Anda bisa berbelanja sekaligus berdonasi untuk pembangunan Tzu Chi Hospital.
Pembangunan Tzu Chi Hospital yang saat ini telah melewati tahapan topping off dan sedang proses interior. Dana yang sangat besar yang diperlukan untuk pembangunan rumah sakit dengan teknologi yang canggih ini adalah sumbangan dari Anda semua, hati yang penuh cinta kasih.
“Berkaitan dengan biaya, mungkin biaya pengobatan di Tzu Chi Hospital akan sama dengan rumah sakit di luar negeri. Mengapa? Karena keuntungannya akan kita gunakan untuk membantu pasien lain yang butuh juga, tapi yang tidak punya dana,” katanya.
Suriadi melanjutkan bahwa orang yang mampu, yang berobat di sini akan dilayani dengan kelasnya, tentu dengan biaya yang menyesuaikan juga. “Nah kelebihannya digunakan untuk membantu orang yang sakit juga, tapi yang tidak mampu. Ini subsidi silang sehingga semua orang bisa dilayani di rumah sakit ini. Itu adalah yang perlu diketahui oleh masyarakat,” terangnya.
Karena itu, Tzu Chi Hospital PIK tentu diharapkan bisa membantu orang dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga kembali lagi, dibutuhkan pula keuntungan yang nantinya digunakan untuk membantu orang yang kurang mampu. Apabila semua sudah berlangsung, baru bisa berjalan seimbang dengan semestinya. “Lingkaran cinta kasih ini nantinya akan lebih luas. Ini yang perlu terus kita gaungkan,” kata Suriadi
Dengan hadirnya Tzu Chi Hospital ini, Suriadi pun berharap orang yang sakit, yang punya dana lebih, nantinya tidak perlu ke luar negeri karena teknologi di Tzu Chi Hospital sudah sama canggihnya dengan teknologi luar negeri.
Berbicara tentang penanganan kesehatan, bukanlah menjadi hal yang baru untuk Tzu Chi Indonesia. Sejak awal menginjakkan kaki di nusantara, tahun 1993, Tzu Chi sudah melakukan berbagai jenis bantuan kesehatan melalui bakti sosial (baksos). Sampai pertengahan tahun 2019 ini, sudah ada sekitar 256 ribu pasien dengan berbagai keluhan yang Tzu Chi layani. Baksos demi baksos terus berjalan di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan hingga pulau-pulau terjauhnya.
“Jadi apabila ditanyakan, mengapa Tzu Chi tidak membangun rumah sakit atau membantu masyarakat di daerah terpencil? Jawabannya ya Tzu Chi terus membantu masyarakat, melalui baksos-baksos kesehatan yang terus berjalan, berkeliling Indonesia setiap bulannya,” papar Suriadi.
Pembangunan Tzu Chi Hospital pun nantinya bisa menjadi perpanjangan tangan dari baksos kesehatan Tzu Chi. Di mana ketika ditemukan pasien baksos yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, bisa dirujuk ke Tzu Chi Hospital dengan mudah. Faktor kemudahan juga menjadi alasan mengapa Tzu Chi Hospital dibangun di Pantai Indah Kapuk. Di mana semua orang bisa dengan mudah datang, mudah mengakses, dan mudah menemukan Tzu Chi Hospital karena berada di pusat. Untuk tim dokter dan tim medis lainnya pun rasanya tidak akan mengalami banyak kendala apabila lokasi rumah sakitnya strategis.
Sejak Tzu Chi mulai memutuskan ide untuk membangun Tzu Chi Hospital tahun 2013 lalu, penggalangan dana langsung dilakukan. Salah satu caranya adalah melalui Pekan Amal Tzu Chi yang setiap tahun rutin dilakukan.
Dalam momen ini pula, Suriadi juga ingin menjawab pertanyaan tentang mengapa rumah sakit yang canggih ini harus dibangun dengan penggalangan dana? Padahal nantinya operasionalnya akan sama dengan rumah sakit lainnya. Jawabannya, “Karena galang dana ini adalah galang dana pembangunan. Tujuannya supaya ketika operasional, kita tidak perlu mencicil biaya pembangunan (mencicil investasi atau cicilan ke orang lain). Otomatis nantinya kita secara operasional akan lebih ringan karena kita tidak memikirkan biaya investasinya. Kita langsung fokus pada pelayanan kepada mereka yang membutuhkan,” jelas Suriadi.
Nah, bagi yang sudah menunggu kapan Tzu Chi Hospital beroperasi, sepertinya harus sedikit bersabar karena soft openingnya baru akan dilaksanakan pada pertengahan November 2020. Pada tahap pertama, akan ada 100 bed, dan secara bertahap akan bertambah hingga full capacity 556 bed.
Di akhir pertemuan, Suriadi yang mewakili Tzu Chi juga mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang tulus dan antusias dalam penggalangan donasi untuk Tzu Chi Hospital. “Tentu kalau kita donasi, baiknya untuk kita. Apa yang kita tanam, kita akan tuai. Jadi dengan bersumbangsih ya pasti akan kembali ke diri kita,” pungkasnya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Pekan Amal Tzu Chi 2019
21 Oktober 2019Dengan wajah yang berseri-seri, Ketua Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei membuka Pekan Amal Tzu Chi 2019 dengan memukul gong bazar sebanyak tiga kali. Pekan Amal Tzu Chi 2019 ini berlangsung meriah, namun sangat rapi dan tertib. Pekan Amal Tzu Chi 2019 didukung banyak pihak. Tercatat ada 207 stan dengan berbagai macam produk, seperti makanan, minuman, sembako, ATK, pakaian, elektronik, hingga kendaraan roda 2 dan 4.