Melakukan Kunjungan, Menyebarkan Cinta Kasih

Jurnalis : Deliana Sanjaya, Fotografer : Juliana Santy
 
 

fotoTerbagi dalam 3 kelompok, para insan Tzu Chi seluruh dunia melakukan kunjungan ke Komplek Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi dan RSKB Tzu Chi Cengkareng.

Peresmian Aula Jing Si tanggal 7 Oktober 2012 telah menarik perhatian banyak insan Tzu Chi dari seluruh dunia. Sebanyak 157 relawan dari 8 negara (Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Amerika, China dan Jepang) serta 311 relawan dari 15 kota (Biak, Pekanbaru, Surabaya, Makassar, Palembang, Medan, Tebing tinggi, TBK, Batam, Padang, Lampung, Bali, Jayapura, Bandung , Singkawang) di Indonesia bersama-sama tiba di Jakarta beberapa hari sebelum peresmian. Kesungguhan hati insan Tzu Chi dari seluruh belahan dunia meningkatkan semangat relawan Tzu Chi Indonesia untuk mempersiapkan peresmian Aula Jing Si.

Mendekatkan Hati kepada Warga Perumahan Cinta Kasih Cengkareng
Komplek Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng tampak ramai dengan deretan murid-murid sekolah Cinta Kasih dan guru-guru yang bertepuk tangan dan bernyanyi menyambut insan Tzu Chi yang telah tiba. Terlihat wajah para relawan begitu gembira dan ikut bertepuk tangan serta bernyanyi sambil memasuki halaman sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

Mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Rute kelompok pertama dimulai dari sekolah menuju Rusun Cinta Kasih lalu berakhir di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB), sedangkan kelompok kedua dimulai dari komplek rusun menuju RSKB lalu sekolah, kelompok ketiga menuju RSKB, lalu komplek rusun dan sekolah.

Saat berkeliling sekolah Cinta Kasih, para relawan diajak mengenal lebih dekat tentang bangunan sekolah dan melihat kegiatan murid-murid di kelas, ada yang sedang berlatih isyarat tangan Ren Jian You Ai, para relawan sangat tertarik dan mengabadikan beberapa momen isyarat tangan tersebut. Rombongan luar negeri dan kota ini juga mengunjungi depo pelestarian lingkungan, komplek rusun warga, dan hasta karya (tempat pemberdayaan warga Rusun). Tidak ketinggalan Rumah Sakit Khusus Bedah atau yang akrab disebut dengan RSKB. Mereka turut dibawa ke RSKB untuk melihat-lihat dan mendapat penjelasan tentang awal mula berdirinya RSKB, mereka juga diajak melihat ruang rawat inap, ruang operasi, dan area-area rumah sakit lainnya.

foto   foto

Keterangan :

  • Gemulai gerakan tangan serta tubuh para murid Sekolah Cinta Kasih yang mengikuti irama lagu mengibaratkan rasa terima kasih kepada para Insan Tzu Chi dimanapun mereka berada (kiri).
  • Menelusuri tepian Kali Angke dengan harapan masyarakat dapat menjaga dan memelihara sumber daya alam beserta hati manusia (kanan).

Setelah kurang lebih 1 jam berkeliling, rombongan itu diajak ke Aula RSKB lantai 3 untuk ramah tamah. dr. Subekti, kepala Rumah Sakit, memberikan sambutan yang hangat kepada rombongan. Acara ramah tamah itu juga dimeriahkan oleh penampilan isyarat tangan murid sekolah Cinta Kasih dan tarian Kuan Im bertangan seribu yang menemani mereka sambil duduk dan menikmati cemilan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit. Tidak berhenti sampai disana, setelah usai acara ramah tamah, rombongan pun segera kembali menaiki bus yang telah disediakan dan bersiap untuk mengunjungi tempat selanjutnya yaitu, Kali Angke.

Mengembangkan Pendidikan, Mengubah Moral
Sekitar pukul 11.20, bus telah berhenti tidak seberapa jauh dari tepian Kali Angke. Dulunya, kali ini disebut sebagai jantung hitam karena air yang begitu kotor dan hitam serta sampah-sampah yang melengkapi nuansa jantung hitam tersebut.  Beberapa tahun silam, kali ini merupakan tempat dimana warga Rusun Cinta Kasih tinggal sebelum direlokasikan.

Para rombongan berbaris rapi dan berjalan menuju tepian kali angke. Hamparan kali yang memanjang memotong daratan  terlihat tenang. Beberapa warga yang masih tinggal disana tampak sibuk membersihkan beberapa bagian kali. Ada pula yang menyediakan jasa transportasi penyeberangan kali atau getek. Rombongan berjalan menelusuri tepian kali angke hingga tiba di tempat batu peresmian kali angke. Agus Rijanto Shixiong memberikan penjelasan lebih dalam mengenai Kali Angke kepada rombongan.

Menurut Wu Shan Yu, relawan Tzu Chi Taiwan yang aktif di misi pendidikan ini merasa tersentuh dengan kunjungan kali ini. Ia melihat bahwa di Indonesia yang perlu dikembangkan adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu dasar untuk mengubah moral masyarakat. Dan setelah mengikuti kunjungan ke Kali Angke Tzu Chi, ia merasa miris karena melihat keadaan kali yang tidak bersih. Ia berkata bahwa harus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan kali, dan ini kembali lagi berkaitan dengan pendidikan. Beberapa orang tampak mengambil beberapa foto dari kali dan warga-warga yang ada disana. Namun sayangnya, kali ini tampak kurang bersahabat, hampir disetiap bagian dari kali terdapat sampah-sampah ulah manusia sendiri. Kali yang seharusnya begitu indah dan jernih, telah kotor dan sulit untuk dibersihkan. Begitu pula hati manusia, harus dijaga agar tetap indah dan jernih, sehingga bisa menciptakan dunia yang bebas dari bencana dan membangun keharmonisan antar masyarakat.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Kerjasama Staf Empat Misi

Suara Kasih: Kerjasama Staf Empat Misi

12 Februari 2013 Kita harus memandang penderitaan orang lain sebagai penderitaan kita sendiri, memandang setiap orang bagai anggota keluarga kita sendiri. Semoga segala sumbangsih kita bisa membantu meringankan penderitaan mereka dan membawa kebahagiaan bagi mereka.
Ladang Berkah Untuk Diri Sendiri

Ladang Berkah Untuk Diri Sendiri

12 Oktober 2016

Donor darah memberikan segudang manfaat setelah mendonorkan darah. Aksi donor darah yang dilakukan merupakan bagian dari pemeriksaan kesehatan. Untuk itu Tzu Chi Sinar Mas mengadakan kegiatan donor darah pada tanggal 4 Oktober 2016 yang diikuti sebanyak 271 donor.

Suara Kasih: Berbakti dan Berbuat Baik dengan Hati Penuh Syukur

Suara Kasih: Berbakti dan Berbuat Baik dengan Hati Penuh Syukur

08 Mei 2013 Demikianlah kondisi hidup warga setempat. Di tengah penyaluran bantuan, insan Tzu Chi melihat kondisi hidup warga setempat. Insan Tzu Chi merasa tak tega.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -