Melancarkan Aliran Irigasi

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
 

foto
Hong Tjhin (tengah topi putih) ditemani dengan perwakilan KOREM serta kepolisian daerah setempat melakukan tahap pembangunan secara simbolis di jembatan saluran irigasi talang air Desa Kemuning, Tangerang.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali melakukan kerjasama dengan KOREM 052/WKR untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kali ini bantuan tersebut adalah berupa rehabilitasi saluran Irigasi Talang Air di Desa Kemuning, Kec. Kresek, Tangerang, Jawa Barat. Kondisi yang memprihatinkan sangat terlihat pada saluran irigasi yang biasa mampu mengairi 1000 hektar sawah di lima desa (Desa Rancailat, Kemuning, Tamiang, Lubuk, Bakung, dan Desa Gandaria) di wilayah ini. Sampah terlihat begitu menggunung menyumbat saluran sungai sehingga air tidak dapat mengaliri irigasi, selain itu sampah juga mengakibatkan pendangkalan pada saluran irigasi.

Ibarat tubuh manusia, saluran irigasi ini merupakan nadi yang menunjang akan hidupnya satu  makhluk hidup. Begitu juga bagi warga desa Kemuning dan sekitarnya, saluran irigasi ini merupakan nadi dari pertanian sekitar. Apabila saluran air ini terganggu, maka akan menimbulkan dampak buruk pada kehidupan pertanian warga. Dulu, saat saluran irigasi masih bekerja dengan baik, setiap 1 hektar sawah bisa menghasilkan 4 ton hasil panen. Dan musim panen bisa berlangsung dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Namun sejak tujuh tahun lalu, warga bagai dilanda krisis air, padahal musim hujan telah berkali-kali datang. “Masyarakat di daerah sini matapencahariannya petani. Jika bertani tidak ada air, itu sangat susah,” ujar H. Suriadi, warga setempat.

Hong Tjhin, yang mewakili relawan Yayasan Buddha Tzu Chi, mengungkapkan bahwa permasalahan yang dialami dalam proses irigasi ini bukanlah permasalahan yang sederhana. “Tidak sesederhana perbaikan talang air saja,” ujarnya. Ia kembali mengurai apa saja yang sekiranya dibutuhkan oleh warga setempat yang tidak hanya perbaikan semata. “Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses rehabilitasi ini,” ungkapnya mengawali penjelasan. “Pertama, menjaga kebersihan. Hal ini karena melihat sampah yang telah menumpuk di dalam saluran irigasi yang menyumbat aliran air, entah dari warga yang membuang sampah di lingkungan atau sampah yang terbawa arus dari hulu sungai. Kedua adalah mengeruk endapan lumpur karena saluran irigasi ini ternyata juga sudah mengalami pendangkalan akibat sampah. Ketiga baru kita bisa melakukan perbaikan dari talang air,” jelasnya. Hong Tjin juga menekankan akan pentingnya perawatan infrastruktur terkait setelah perbaikan selesai dilakukan. “Selanjutnya adalah bagaimana kita bisa merawat infrastruktur, menghargai, bersyukur atas talang air yang nantinya bisa mengalirkan air dengan lancar. Karena merawat adalah tanggungjawab kita bersama,” ucapnya.

foto   foto

Keterangan :

  • Bersama dengan rombongan KOREM, relawan mengunjungi saluran irigasi untuk melakukan peninjauan (kiri).
  • Saluran irigasi ini dulunya dapat mengairi 1000 hektar sawah, namun kini saluran tersebut tersumbat sampah yang begitu banyak sehingga memberikan dampak negatif bagi pertanian warga (kanan).

Kolonel Kav. Wawan Ruswandi, Komandan KOREM 052/WKR juga mengungkapkan hal senada berkaitan dengan perawatan yang menjadi tantangan ke depannya. “Tantangan bagi warga ke depannya adalah perawatan dan kebersihan. Diharapkan mereka mampu menjaga dan merawat apa yang sudah diberikan demi ketahanan pangan warga setempat,” harapnya.

Dengan adanya bantuan ini semoga nantinya kehidupan pertanian warga serta sistem pengairan daerah setempat dapat kembali normal seperti semula. Selain itu semoga jodoh yang telah terjalin bersama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi dapat terajut semakin erat.

  
 

Artikel Terkait

Mempraktikkan Jalan Kebajikan dengan Tulus

Mempraktikkan Jalan Kebajikan dengan Tulus

24 Februari 2015 Dalam ceramahnya setiap hari, Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi selalu mengimbau relawan untuk selalu mendengarkan dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Training Relawan: Menyerap Dharma

Training Relawan: Menyerap Dharma

23 Maret 2013 Untuk pertama kalinya training yang biasa diadakan di Taiwan ini diadakan di luar negeri dan negara pertama yang dikunjungi adalah Indonesia. Sebanyak 4 orang Shifu (Biksuni di Griya Jing Si) dan 8 orang relawan Taiwan  hadir ke Indonesia untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai Tzu Chi.
Wujud Bakti kepada Orang Tua

Wujud Bakti kepada Orang Tua

03 Mei 2018
Widayati adalah salah seorang karyawan RSCK sekaligus relawan Tzu Chi yang begitu semangat dalam bersumbangsih.  Saat ini di RSCK, ia ditempatkan di bagian operator, penerima telepon, seperti pendaftaran pasien melalui telepon, juga mengurus pasien waiting list yang akan menjalankan operasi, maupun pasien appointment (perjanjian) untuk check up
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -