Melatih Raga dan Mengasah Kebijaksanaan

Jurnalis : Teddy Lim (He Qi Barat), Fotografer : Hendra Gunawan, Riadi Pracipta (He Qi Barat)
 
 

fotoPara peserta Tai Chi dihibur dengan pementasan gerakan isyarat tangan oleh para murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi.

 

Orang berlatih Tai Chi umumnya hanya ditujukan untuk kesehatan. Sejarah lahirnya Tai Chi sendiri adalah untuk beladiri. Dalam legenda, suatu hari Zhang San Feng, seorang guru besar pencipta gerakan Tai Chi Chuan menyaksikan pertarungan antara seekor ular dan bangau, pertarungan tersebut memberinya inspirasi untuk merubah gaya Shaolinnya yang keras menjadi gaya yang lebih lunak. Gaya ini yang kemudian berkembang menjadi berbagai aliran Tai Chi yang sekarang ini.

 

 

Tai Chi tidak bisa dipisahkan dengan prinsip Yin dan Yang. Konsep Yin dan Yang merujuk pada dua aspek yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Yin dan Yang dalam Tai Chi diwujudkan dalam empat aspek: bentuk, latihan tenaga, aplikasi, dan teori. Jika kita hanya mempraktikkan bentuk, tetapi tidak mengembangkan tenaga berarti kita hanya mengembangkan unsur Yang dengan mengabaikan Yin. Ketenangan, akal, dan ketrampilan diwakili oleh Yin dan gerakan, tubuh,  penerapan diwakili oleh Yang.

Sama halnya dengan relawan Tzu Chi dalam melatih diri, bila hanya melakukan kegiatan Tzu Chi tanpa adanya pelatihan kebijaksanaan, pikiran, ucapan dan tindakan maka kita tidak akan bisa menumbuhkan kebijaksanaan dalam diri. Pada tanggal 5 November 2011, relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Barat melakukan sosialisasi kepada para peserta Tai Chi di Aula Lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada pukul 18.00 WIB.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan Tzu Chi mengajak peserta Tai Chi berkeliling melihat fasilitas yang ada di Perumahan Cinta Kasih. (kiri)
  • Shijie Merry sedang menjelaskan visi dan misi Tzu Chi kepada para peserta sosialisasi. Sekitar 50 orang peserta Tai Chi ini mngikuti sosialisasi tentang Tzu Chi. (kanan)

“ini adalah ajang untuk memperkenalkan visi dan misi Tzu Chi kepada mereka (para peserta Tai Chi-red), setelah beberapa bulan berlatih bersama di Sekolah Cinta Kasih ini,” ujar Juliwanto Syafie, Marketing Humas Rumah Sakit Khusus Bedah Tzu Chi, Cengkareng sekaligus ketua panitia kegiatan ini. Juliwanto juga menambahkan mengapa para relawan berlatih Tai Chi dikarenakan di Tzu Chi ada begitu banyak aktivitas, untuk menjaga tubuh agar tetap fit maka kegiatan Tai Chi cukup baik dilakukan, apalagi jika di sela-sela latihan juga diadakan sosialisasi tentang Tzu Chi kepada para peserta. ”Karena begitu banyak aktivitas di Tzu Chi, otomatis perlu ada olahraga yang dapat menjaga tubuh dan pikiran agar tetap fit dan relaks,” ujar Juliwanto. “Jadi secara tidak langsung kegiatan latihan Tai Chi ini bertujuan untuk melatih raga agar sehat dan mengasah kebijaksanaan melalui aktivitas sosial Tzu Chi,”sambungnya.

Edi Salim, salah seorang peserta Tai Chi mengatakan dirinya merasa senang dapat mengikuti kegiatan sosialisasi ini karena dirinya juga telah mendengar tentang perihal Tzu Chi yang telah membangun perumahan untuk warga yang terkena normalisasi Kali Angke. ”Melihat kegiatan ini, saya sendiri terinspirasi untuk mau mengikuti kegiatan Tzu Chi,” ujar Edi.

.

  
 

Artikel Terkait

Hari  Bahagia Oma dan Opa

Hari Bahagia Oma dan Opa

26 November 2013 Relawan mengajak Oma dan Opa untuk bersama-sama memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga sebagai wujud cinta kasih dan kekeluargaan.
Shelly : Setiap Ada Penambahan, Saya akan Bernyanyi

Shelly : Setiap Ada Penambahan, Saya akan Bernyanyi

19 Agustus 2016

Relawan Tzu Chi, Shelly Widjaya memiliki komitmen yang kuat soal bervegetarian. Shelly yang sudah bervegetaris sejak November 2011 juga memotivasi orang-orang agar bervegetaris.

"Aku Bersyukur, Karena Aku Sangat Beruntung"

02 Juli 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjalankan 4 misi, salah satunya misi pendidikan. Didalam misi pendidikan Tzu Chi terdapat sebuah landasan yang menerapkan budaya humanis. Misi pendidikan Tzu Chi merupakan pondasi dasar untuk perkembangan jiwa yang tercerahkan.
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -