Melayani Opa Oma Rucika Senior Club
Jurnalis : Ceceline (He Qi Barat), Fotografer : Mitha, Herlinda, Bobby (He Qi Barat)Suasana terasa begitu hangat bercampur haru saat anak-anak memberikan pelukan hangat kepada Opa dan Oma pada kegiatan kelas budi pekerti 15 Maret 2015.
Minggu, 15 Maret 2015, kelas budi pekerti dengan tema “Bersumbangsih”, anak-anak akan menghibur Opa Oma dari Rucika Senior Club (Jompo Rusun Cinta kasih Cengkareng) dan saling berbagi cinta kasih. Kegiatan diawali dengan senam pagi bersama opa oma dari rucika senior club di lapangan Sekolah Cinta Kaish Tzu Chi Cengkareng. Baik para opa oma maupun anak-anak dengan semangat mengikuti gerakan instruktur.
Usai senam pagi, anak-anak kelas budi pekerti Ai De Xi Wang (harapan cinta kasih) menuju ke aula di lantai 3 Gedung A Sekolah Cinta Kasih untuk mengikuti materi yang akan diberikan relawan mengenai bersumbangsih. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai sumbangsih secara teori sebelum mempraktikkannya. Mereka pun segera membentuk barisan sesuai grup masing-masing. Setiap grup dimentori oleh satu orang relawan. Mereka memasuki ruangan satu persatu. Sesampainya di ruangan, mereka terlebih dahulu mengumpulkan celengan bambu. Anak-anak ini memang telah diajarkan untuk menyisihkan uang mereka guna membantu orang yang membutuhkan. Mereka diberikan celengan bambu dan dikumpulkan pada setiap pertemuan kelas Ai De Xi Wang. Hasil tabungan yang terkumpul kemudian diumumkan pada akhir kegiatan.
Dengan penuh semangat anak-anak mengikuti gerakan instruktur saat senam pagi di lapangan Sekolah Cinta Kaish Tzu Chi Cengkareng.
Baruna, salah seorang relawan Tzu Chi memberikan materi tentang bersumbangsih secara teori maupun memberikan contoh-contohnya.
“Xing Fu, Kuai Le, Jia You,” kata seluruh peserta kelas budi pekerti serentak. Tepuk tangan pun menggema di ruangan. Kedua pembawa acara, Suwiknyo dan Triama, mengajak anak-anak untuk berdoa sebelum kegiatan belajar dimulai. Salah satu relawan, Baruna membawakan materi tentang bersumbangsih. Ia menjelaskan materi tidak hanya pemaparan teori melainkan dengan menggunakan contoh-contoh.
“Sejak memasuki ruangan, kalian membawa celengan bambu yang sudah diisi dari rumah, dan uang yang disisihkan itu digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Itu merupakan salah satu wujud bersumbangsih melalui materi,” ucap Baruna. Baruna melanjutkan bahwa bersumbangsih bukan hanya dilakukan melalui materi saja, melainkan juga bisa melalui tindakan. “Menghibur para Opa Oma dari Rucika Senior Club, dan juga mempersiapkan bingkisan yang akan diberikan kepada para Opa Oma. Semua itu merupakan wujud sumbangsih mereka terhadap Opa Oma melalui tindakan,” paparnya.
Anak-anak memberikan penghiburan kepada para Opa Oma dengan penampilan isyarat tangan “Tian Mi De Jia.”
Dengan penuh cinta kasih, relawan beserta anak-anak kelas budi pekerti Ai De Xi Wang memijit dan membasuh tangan dan kaki sang Oma.
Usai materi, kini saatnya anak-anak untuk praktik. Anak-anak bergabung kembali dengan para Opa Oma di lapangan sekolah di lantai dasar. Anak-anak Ai De Xi Wang menampilkan shou yu (isyarat tangan) di atas panggung. Dengan lincah mereka menampilkan isyarat tangan dengan lagu “Tian Mi De Jia”. Para Opa Oma tampak sangat senang menyaksikan penampilan para Bodhisatwa kecil ini. Setelah itu, anak-anak melayani oma dan opa. Ada yang menghibur, ada pula yang memberikan pijatan lembut. Tangan-tangan mungil mereka kemudian mulai memijiti para opa dan oma, mulai dari bahu, punggung hingga tangan. Mereka juga membasuh wajah dan tangan Opa Oma dengan handuk basah.
Ketulusan hati anak-anak untuk memberikan secercah perhatian kepada para Opa Oma ini membuat para Opa Oma sangat terharu. Beberapa diantara mereka bahkan tidak kuat menahan tangis haru mereka. “Di rumah saja cucu saya tidak pernah melakukan ini (memijit dan membasuh tangan), tapi di sini anak-anak ini mau mijitin. Saya sangat terharu sekali,” ungkap salah satu Opa pada sesi sharing. Tidak hanya sampai di situ cinta kasih yang ditunjukkan anak-anak Ai De Xi Wang, mereka juga telah menyiapkan bingkisan yang berisi biskuit, sabun, dan lain-lain untuk diberikan kepada para Opa Oma.
Kegiatan hari ini sungguh menjadi pembelajaran baru bagi kita semua, khususnya bagi anak-anak Ai De Xi Wang. Para Bodhisatwa kecil telah belajar bersumbangsih tidak hanya secara teori namun juga dengan tindakan nyata. Anak-anak ini diajarkan untuk berbagi cinta kasih dan peduli terhadap sesama sejak usia dini, khususnya terhadap orang tua. Semoga kegiatan ini dapat membangkitkan cinta kasih mereka dan mereka dapat mempraktikkan wujud sumbangsih tidak hanya pada kelas budi pekerti Ai De Xi Wang saja, namun juga dilingkungan sekitarnya, terutama dalam lingkungan keluarga mereka masing-masing. Karena di dunia ini ada dua hal yang tidak dapat ditunda, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.
Artikel Terkait
Pertemuan Pertama Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Pekanbaru
19 Agustus 2016Kelas budi pekerti Tzu Chi Pekanbaru kembali dimulai seiring dengan proses belajar mengajar semester baru anak-anak di sekolah. Jumlah murid Kelas Teratai ini sebanyak 39 anak.
Menghargai Diri Sendiri
02 Oktober 2020Para xiao phu sa diajak untuk menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita tidak harus pandai dalam segala hal. Apa yang menjadi kekurangan kita, harus kita pelajari sehingga kita bisa. Dan apa yang menjadi kelebihan kita, harus kita kembangkan lagi dengan lebih berguna.
Ketulusan Membawa Kedamaian
31 Maret 2021Setelah hampir empat bulan terpaut dari kelas terakhir di tahun 2020, kelas budi pekerti kelompok Qin Zi Ban kembali diadakan secara online pada Minggu, 28 Maret 2021.