Melebarkan Jangkauan Cinta Kasih
Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : William Cipta (Tzu Chi Pekanbaru)
Relawan Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi yang diadakan pada tanggal 24 September 2017 di Desa Tualang, Perawang yang berjarak 60 km dari Pekanbaru.
“Cinta Kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, sebaliknya akan tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain”
Kata Perenungan Master Cheng Yen
Ungkapan kata perenungan di atas sungguh terlihat nyata dalam kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi yang diadakan oleh relawan Tzu Chi Pekanbaru pada tanggal 24 September 2017 di Desa Tualang, Perawang yang berjarak sekitar 60 Km dari Pekanbaru. Kegiatan yang berlangsung dari Jam 09.00 - 15.00 WIB ini dapat memberikan pelayanan kepada 418 orang pasien.
"Tzu Chi telah beberapa kali memberikan pelayanan dalam Baksos Pengobatan di Perawang, semua relawan memberikan pelayanan dengan tulus dan tanpa membeda-bedakan,” ucap Juprianto, Kepala Desa Tualang dalam sambutannya. “Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut," lanjutnya.
Demi kelancaran kegiatan baksos ini, relawan bersatu hati menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Bahkan para penerima bantuan Tzu Chi yang berdomisili di Parawang pun turut hadir bersumbangsih dalam kegiatan ini. mereka membantu menyebarkan selebaran kegiatan baksos dan mempersiapkan lokasi baksos sehari menjalang kegaitan. Meski saat itu Perawang diguyur hujan lebat, hal ini tidak mengendorkan semangat mereka.
Kegiatan yang berlangsung dari Jam 09.00 - 15.00 WIB ini dapat memberikan pelayanan kepada 418 orang pasien.
Supriono salah satunya. Ia datang bersama istrinya. Mereka adalah penerima bantuan Tzu Chi beberapa tahun yang lalu. Setelah hujan reda, Supriono pun segera menuju lokasi untuk membersihkan tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi baksos. Melihat rumput yang telah meninggi, Supriono dengan cekatan membabat rumput tersebut agar siap digunakan pada keesokan harinya. Keduanya bahkan tidak pernah absen setiap kali ada kegiatan baksos yang diadakan di Perawang. Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih, Supriono dan istrinya pun bersumbangsih membantu sesame yang membutuhkan.
Sementara itu, Rosa juga hampir tidak pernah absen mengikuti kegiatan Tzu Chi. Anaknya, Shalsabila yang dulu menderita jantung bocor 7 tahun lalu kini sudah sehat kembali dan sedang menimba ilmu di kelas 11 SMA. Lain halnya dengan Medriati. Medriati juga pernah pernah menerima bantuan dari Tzu Chi saat suami tercinta mengalami kecelakaan hingga kakinya harus diamputasi. Jika ada kegiatan baksos di tempat tinggalnya, ia pun selalu menyempatkan diri untuk menggarap berkah. “Kami merasakan betul bantuan dan perhatian yang diberikan pada saat kami sangat membutuhkan, kami tidak bisa memberikan dalam materi, tapi kami bisa bersumbangsih tenaga,” ujar Medriati tersenyum.
Lusminita (kiri) menyisihkan waktunya untuk turut bersumbangsih membantu sesama pada kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi Pekanbaru sebagai ungkapan syukurnya.
Orang tua Nabil, Jali dan sang istri, Tiara juga bersemangat datang bergabung menjadi relawan. Karena sudah merasakan besarnya manfaaat jalinan kasih, bantuan dan perhatian yang diberikan Tzu Chi, mereka pun bersedia untuk berkontribusi di Tzu Chi. “Kami merasakan manfaat yang diberikan, nggak terbayang anak kami yang waktu itu perutnya begitu besar bisa sehat seperti hari ini,” ungkap Jali terharu. Nabil yang saat itu menderita Thalassemia kini lebih sehat. Sebagai wujud rasa terima kasih, Nabil setiap hari ada menyisihkan uang untuk ditabung kecelengan.
“Kenapa Nabil mau menabung di celengan?
“Untuk membeli susu,” jawab Nabil. “Beli susu untuk bantu yang lain,” tambah sang ayah.
Selama ini Nabil mendapatkan bantuan susu dari Tzu Chi. Karena telah merasakan perhatian relawan Tzu Chi, Nabil pun ingin berbagi dengan orang lain yang membutuhkan.
Sementara itu, Lusminita mempunyai kesan mendalam tersendiri atas bantuan yang dirasakannya. Berkat kesembuhan sang buah hati yang saat itu melakukan operasi hernia. Ia pun meluapkan kesannya ke dalam tulisan catatan hariannya. Bukan untuk dikonsumsi pribadi, buku catatan harian itu pun disharingkan kepada setiap orang yang bertamu ke rumahnya. Kini, setelah mendapat info adanya baksos kesehatan dari gerejanya, ia pun turut andil menggarap berkah pada kegiatan baksos. “Kami tidak bisa membantu uang, tapi kami bisa bantu tenaga karena bantuan yang diberikan Tzu Chi sangat membantu bagi yang membutuhkan,” ungkapnya.
Medriati (jilbab) menggendong bayi yang terkulai lemas dari gendongan sang ibu yang datang untuk mencari kesembuhan untuk anaknya. Kedatangan mereka didampingi oleh empat gadis, salah satunya Riris (dua dari kiri).
Wujud Rasa Peduli
Ketika kegiatan baksos sedang berlangsung, terdapat 4 orang gadis yang datang mendampingi salah satu warga. Mereka adalah Riris, Gusniarti, Rama, dan Rosi. Keempat gadis ini datang bersama seorang ibu yang menggendong bayinya berusia 1,7 tahun yang terkulai lemas dan seorang bapak yang tidak bisa berjalan ditemani sang istri untuk mencari kesembuhan. Mereka semua datang dari Nias.
Gadis-gadis ini begitu proaktif mengumpulkan informasi bagaimana caranya dapat memberikan pengobatan kepada bayi dan bapak yang mereka bawa ke baksos menggunakan sepeda motor tersebut. Melihat dari kecemasan mereka memperlihatkan mereka adalah keluarga. Namun justru mereka bukanlah saudara maupun keluarga.
“Mereka bukan saudara kami, kami hanya merasa tergerak hatinya untuk membantu mereka dan tidak tega melihatnya,” ujar Riris.
Rasa kepedulian yang tinggimembuat mereka senangbisa berkontribusi atau pun bersumbangsih untuk membantu orang lain. Mereka juga minta untuk dihubungi jika ada kegiatan sosial Tzu Chi.
Bakri (kanan) senang bisa membantu anak-anak dengan keterbatasan fisik, ia pun mendirikan sekolah luar biasa. Pada kegiatan baksos kali ini, Bakri membawa 3 anak asuhnya untuk memeriksakan kesehatan mereka.
Salah satu warga, Bakri menanti antrian dengan bantuan skruk yang bertopang di ketiaknya. Bakri merupakan Pendiri dan Pengelola Sekolah Luar Biasa. Tidak hanya mendirikan sekolah luar biasa saja, ia juga menampung anak-anak terlantar yang mengalami keterbatasan fisik. Pada kegiatan baksos kali ini, Bakri membawa tiga anak untuk memeriksakan kesehatannya dibaksos ini.
Salah satunya Awi (18). Penderita cacat ganda yang datang untuk berobat. Awi yang belum lama singgah di panti milik Bakri ini sebelumnya selalu membenturkan kepala di dinding sehingga telinganya sebelah kiri bernanah. Tangan kiri Awi juga kurang baik fungsinya, sehingga ketika makan ia dibantu oleh bapak pengasuhnya, bakri. Pendiri panti ini pun dengan sangat telaten dan penuh kasih sayang menyuapkan makanan untuk Awi.
“Saya kasihan lihat anak-anak ini dan saya tidak bisa menolak ketika mereka dibawa ke panti saya meskipun kadang kami agak kesulitan di pendanaan tapi kami yakin pasti ada jalan untuk suatu hal yang baik,” ungkap Bakri.
Benih-benih cinta kasih telah tumbuh berkembang di Perawang dan membutuhkan satu dorongan maupun kesamaan visi misi untuk berjalan bersama mengembangkan layar cinta kasih kepada sesama yang membutuhkan. Master Cheng Yen mengatakan bahawa “Adanya cinta kasih di dalam hati membangkitkan kekuatan yang tidak terhingga, jika ada ikrar untuk bersumbangsih, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan.”
Artikel Terkait
Peduli Kesehatan Warga Kapuk Muara
23 Agustus 2016Relawan Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan degeneratif untuk membantu meringankan beban warga Kapuk Muara. Relawan sangat bersungguh hati menggenggam kesempatanbaik untuk bersumbangsih dengan menyiapkan kegiatan baksos mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.
Sebulan Menjelang Baksos Kesehatan, Relawan Selatpanjang Bergerilya ke Pulau-Pulau
18 Juli 2024Sebanyak 18 Relawan Tzu Chi Selatpanjang mendatangi pulau-pulau sekitar untuk mensosialisasikan baksos kesehatan yang pada akhir Agustus nanti akan diadakan di Batam.
Layanan Kesehatan di Pesisir Pantai Kampung Nelayan Belawan
04 April 2023Tzu Chi Medan komunitas He Qi Cemara mengadakan bakti sosial kesehatan bagi masyarakat di pesisir pantai Kampung Nelayan Belawan.