Melenyapkan Penderitaan dengan Cinta Kasih
Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung) Relawan medis Tzu Chi Bandung yang juga termasuk anggota TIMA, drg. Julies Hariani sedang melayani pasien dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi. |
| ||
Kegiatan ini berlangsung di Jln. Pantai Bojongsalawe, RT 13 / RW 06, Desa Karangjaladri, Kec. Parigi, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Lebih kurang 153 relawan Tzu Chi terlibat dan berhasil menangani sebanyak 1.222 pasien yang berasal dari masyarakat kurang mampu di wilayah tersebut. Desa Karangjaladri terletak di kawasan Pantai Batu Hiu sehingga cuaca yang panas serta terik matahari begitu terasa pada hari itu. Namun, situasi tersebut tidak menyurutkan niat para relawan Tzu Chi untuk terus menjalankan niatnya dalam berbuat kebajikan. Tanpa rasa lelah para relawan yang juga dibantu pihak TNI saling bahu-membahu melayani pasien dengan penuh kesabaran. “Saya merasa bahagia bisa memberikan bantuan kepada masyarakat sampe ke pelosok, ternyata masyarakat kita juga masih banyak perlu bantuan dari kita-kita semua, itu harus care betul, peduli dengan mereka,” kata Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Moeldoko. Dengan terlaksananya kerja sama ini ia berharap dapat menjadi kekuatan untuk bersatu padu membantu masyarakat yang kurang mampu. “Harapan saya, kita semua pihak harus bersatu padu dari TNI, Polri, pemerintah daerah, Yayasan Buddha Tzu Chi, maupun yayasan-yayasan lain yang bergerak di bidang sosial. Karena pada kenyataannya masyarakat kita masih sangat memerlukan kita semua, dan saya pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah bersama-sama kami berbuat sesuatu untuk masyarakat,” tambahnya.
Keterangan :
Banyaknya jumlah pasien yang ditangani dalam kegiatan baksos kali ini berada di luar dugaan. Hal tersebut membuktikan bahwa di daerah ini banyak masyarakat kurang mampu yang membutuhkan pengobatan. “Ternyata sampe siang hari ini udah lebih dari 1.000 kupon yang kami bagikan, jadi keliatan memang masyarakat di sini sangat membutuhkan,” kata Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, Herman Widjaja. Selain itu pada kegiatan bakti sosial, Tzu Chi selalu menjaring pasien untuk didaftarkan sebagai pasien penanganan khusus. “Seperti biasanya, dalam setiap kegiatan baksos kami juga mencari para pasien yang tidak bisa ditangani, sehingga harus ditangani secara khusus. Hari ini jumlah pasien yang sekiranya terdaftar di Pangandaran cukup banyak, namun kami masih harus mempertimbangkan jarak antara Bandung – Pangandaran yang cukup jauh. Tapi ketika kami melihat ada keinginan membantu dari pihak KOREM 062 ada kemungkinan bagi pasien tersebut untuk ditangani di Ciamis, Tasik, Garut, maupun di Rumah Sakit Dustira semakin terbuka lebar,” terang Herman.
Keterangan :
Mengobati dengan Senang Hati Di samping itu, berkat baksos ini dr. Elvine menjadi terpacu semangatnya untuk terus mengikuti kegiatan baksos yang diadakan oleh Tzu Chi. “Pokoknya menyenangkan dari awal sampai akhir. Dan saya berharap bisa bareng lagi sama yayasan ini (Yayasan Buddha Tzu Chi-red),” tambahnya. Para pasien pun sangat merasakan manfaat dengan adanya baksos ini. Kini keluhannya dapat diatasi dengan baik berkat adanya kegiatan baksos pengobatan gratis ini. “Untuk berobat wasir, sakit dada, pusing-pusing, sakit mata dan telinga,” ungkap Upi, salah satu pasien (51). Atas pelayanan kesehatan ini Upi pun mengungkapkan rasa syukurnya. “Terima kasih untuk yayasan (Yayasan Buddha Tzu Chi-red) yang sudah membantu masyarakat semua di sini,” tambahnya. Berbagai kegiatan sosial selalu dikerjakan dengan senang hati oleh para relawan Tzu Chi. Semoga cerminan hidup dari para relawan Tzu Chi dapat menjadi inspirasi bagi seluruh umat manusia untuk selalu mengasihi terhadap sesama. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih : Empat Sifat Luhur
27 Januari 2011 Kita harus senantiasa bersyukur dan menganggap segala hal adalah kesempatan bagi kita untuk belajar hal baru. Jadi, kita harus senantiasa bersyukur. Semoga kalian dapat sungguh-sungguh mempraktikkan Empat Sifat Luhur dalam kegiatan sehari-hari. Kita harus membimbing diri sendiri dahulu barulah dapat membimbing orang lain.Menjadikan Cobaan Hidup sebagai Pemacu Semangat
04 Desember 2017Walau harus menghadapi kenyataan pahit di kehidupan keluarganya, Michael (16) dan adik perempuannya Friecil (15) mampu tumbuh menjadi murid berprestasi. Kedua remaja penerima bantuan Tzu Chi ini pun menjadi anak yang santun.