Melestarikan Lingkungan dengan Limbah Plastik

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoHusin Yusuf (kanan) memberikan penyuluhan kepada Roro (kiri) tentang limbah sampah untuk dijadikan pupuk cair yang bermanfaat bagi tanaman, demi melestarikan dan menjaga lingkungan..

“Cara berterima kasih dan membalas budi kepada bumi adalah dengan terus mempertahankan konsep pelestarian lingkungan.” (Kata Penungan Master Cheng Yen)

Rabu, 9 Juni 2010, relawan Tzu Chi Bandung dan Husin Yusuf (pendiri  Saung Kagura) berkunjung ke rumah Roro, salah satu mantan pasien Tzu Chi yang kini aktif menjadi relawan Tzu Chi, di Dusun Cipaku RT 04 RW 17 Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, untuk mengadakan pelatihan cara bercocok tanam dengan konsep  SKA (Sistem Kantong Air) dan pembuatan pupuk cair dengan memanfaatkan sampah.

Kegiatan ini  bertujuan untuk bisa memanfaatkan limbah sampah menjadi suatu yang lebih berguna. Alat tersebut bernama Kocasaka (Kompos Cair Saung Kagura). Alat ini mampu menghasilkan pupuk cair yang baik, ramah lingkungan dan tidak membahayakan karena bersifat alami. “Sebelumnya saya sudah pernah membuat pupuk padat. Tapi pupuk padat itu memiliki kelemahan, yakni proses fermentasi yang tidak sempurna. Oleh karena itu saya coba untuk mengolahnya menjadi pupuk cair,” jelas Husin.

Pupuk cair ini mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai pupuk penyubur tanaman, hingga sebagai aktivator untuk membuat kompos. Ide untuk menciptakan alat ini Husin dapatkan sekitar lima tahun yang lalu, namun beliau baru memperkenalkannya kepada masyarakat sekitar satu tahun yang lalu. “Saya sudah mencobanya 5 tahun yang lalu, namun saya baru berani mempopulerkannya kepada masyarakat kira-kira 1 tahun yang lalu,” tambahnya.

foto  foto

Ket : - Husin Yusuf memperlihatkan tanaman hasil dari konsep SKA (Sistem Kantong Air), dan tanaman yang             sudah diberi pupuk cair hasil dari limbah sampah. (kiri)
          - Roro (kiri) langsung memperaktikkan konsep SKA (Sistem Kantong Air), dengan didampingi oleh Husin             Yusuf (kanan). (kanan)

Peduli Terhadap Lingkungan
Saung Kagura merupakan salah latu lembaga pencinta lingkungan, dan mempunyai konsep pemikiran kembali pada alam. Mereka berusaha untuk melestarikan dan mengembalikan lingkungan yang sehat, bebas dari polusi udara, dan pencemaran lingkungan.

Selain pupuk cair, Husin juga memperkenalkan konsep SKA (Sistem Kantong Air). “SKA memiliki konsep pemikiran kembali ke alam. Kita melihat bahwa sebuah pepohonan bisa tumbuh ditempat yang sumber airnya tidak ada, tapi dia bisa tumbuh dengan layak. Atas dasar pengamatan itu lah, saya mendapatkan konsep sistem kantong air,” ujar Husin, sambil mempraktikkan SKA.

Adapun pemanfaatan SKA antara lain adalah, salah satu alternatif solusi pengurangan sampah perkotaan dengan memamfaatkan sampah an-organik plastik, komposting sampah organik dapur rumah tangga, maupun kegiatan budidaya tanaman di lahan sempit/gersang seperti; tanaman obat keluarga (TOGA), tanaman dapur keperluan keluarga (TADAKA), tanaman hias, tanaman buah dan sejenisnya.

Bahan yang digunakannya pun tidak sulit untuk didapat. Mulai dari limbah plastik seperti botol, pipa, maupun gelas bekas beragam ukuran pun, dapat dimanfaatkan. Tidak hanya itu, SKA juga bisa dilakukan dirumah, tanpa harus menyediakan lahan yang besar.

Ketika Husin mempraktikan SKA, Roro terlihat sangat berantusias untuk segera mempelajari, dan mengenalkannya kepada masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan sangat berguna bagi seluruh masyarakat, serta turut melestarikan dan menjaga lingkungan. “Rasanya senang. Karena ini baru pertama kali, Roro mesti belajar untuk bercocok tanam yang baik. Selama ini kan bercocok tanamnya sesuai dengan yang Roro tau aja, tapi dengan adanya penyuluhan ini, sekarang jadi Roro jadi tahu langkah-langkah bercocok tanam yang baik,” ujarnya.

foto  foto

Ket : - Setelah melalui proses fermentasi selama dua minggu dari limbah sampah, baru lah menghasilkan              pupuk cair. (kiri).
        - KOCASAKA (Kompos Cair Saung Kagura) alat yang dijadikan untuk memfermentasikan atau             menghasilkan pupuk cair. (kanan)

Jalinan Jodoh
Pelatihan yang diberikan oleh Husien ini berawal dari kepeduliannya terhadap penderitaan Roro. Setelah melihat tayangan DAAI TV, Husein mengaku sangat tersentuh melihat Roro yang hampir 1/3 tubuhnya terbakar akibat ledakan kompor. Dari situlah ia berinisiatif untuk memperkenalkan dan memberikan gagasan dari hasil penemuanya. agar bisa bermanfaat untk Roro dan keluarganya.

“Saya melihat DAAI TV, dan tersentuh dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Mengenai pengobatan Roro, saya melihat usaha yang dikerjakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, saat ini sudah betul-betul sangat baik. Yang lebih penting lagi bagaimana menata kehidupan mereka kedepannya. Oleh karena itu saya berpikir, mungkin temuan sederhana saya bisa bermanfaat bagi keluarga itu (Keluarga Roro-red), untuk meniti kehidupan yang akan datang. Bukan hanya untuk Roro, mungkin juga untuk keluarga di sekitar desa ini,” ungkapnya.

  
 
 

Artikel Terkait

Supaya Mangrove Terus Lestari

Supaya Mangrove Terus Lestari

25 November 2023

Pantai mangrove Tanjung Pasir sejak pagi (25/11) sudah ramai. Ratusan personil Polairud bahu-membahu menanam 2.000 bibit pohon mangrove. Hadir juga para relawan Tzu Chi. Tzu Chi Indonesia juga memberikan 1.000 paket sembako untuk warga kurang mampu di dua desa sekitar pantai mangrove.

Perhatian Tzu Chi Terhadap Kesehatan Pasien Pascaoperasi

Perhatian Tzu Chi Terhadap Kesehatan Pasien Pascaoperasi

19 September 2024

Proses pemulihan pasca-operasi adalah fase penting yang mempengaruhi kesembuhan pasien. Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan pemeriksaan untuk 9 pasien pasca-operasi benjolan dan hernia, dan 31 pasien katarak.

Suara Kasih: Menyatu dengan Hati Buddha

Suara Kasih: Menyatu dengan Hati Buddha

26 Agustus 2011 Bodhisatwa sekalian, sungguh banyak hal yang harus dimulai dari diri sendiri. Jadi, kita harus mawas diri dan tulus. Kita harus berdoa dengan tulus demi ketenteraman dunia. Janganlah kita lengah dalam setiap niat pikiran kita.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -