Melihat dan Mengenal Aula Jing Si Lebih Dekat
Jurnalis : Heni Habba (He Qi Pusat), Fotografer : Hanssen Hioe (He Qi Pusat
|
| ||
Tur ini juga memberikan manfaat yang positif kepada peserta, sebab dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat maka akan membantu mengarahkan mereka supaya dapat mengisi hari liburnya dengan pemahaman akan kepedulian antar sesama dan juga lingkungannya. Menindak lanjuti kegiatan Ai Sa (Menebar Cinta Kasih) yang dilaksanakan di minggu ke-4 bulan Mei lalu oleh relawan Tzu Chi dari He Qi Pusat di kantor RW 12 komplek perumahan Sunter Paradise tahap 1, Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara. Relawan Tzu Chi mengajak peserta yang datang pada waktu itu untuk lebih mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi dan ikut serta dalam tur keliling Aula Jing Si, yang berada didalam komplek Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Minggu, 2 Juni 2013 He Qi Pusat mengadakan kegiatan tur bagi warga Sunter. Kegiatan ini dilakukan agar warga Sunter dapat melihat dan mengenal aula Jing Si dengan lebih dekat. Sebanyak kurang lebih 30 orang relawan datang untuk melayani 91 orang peserta yang terdiri dari orang tua, anak-anak dan para lanjut usia yang ikut serta dalam kegiatan ini. Sebenarnya kegiatan Tur Jing Si yang dilaksanakan oleh He Qi Pusat berlangsung selama 2 hari, yaitu hari Sabtu dan Minggu, tanggal 1-2 Juni 2013. Kegiatan yang diadakan pada hari sabtu diperuntukkan bagi warga penerima bantuan Bedah Kampung di Pademangan, Jakarta Utara dan hari minggu diperuntukkan bagi warga Sunter.
Keterangan :
Jarum jam baru menunjukkan pukul 8 pagi saat saya sampai di kantor pemasaran Paradise 1, namun sudah terlihat 2 bus dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan beberapa mobil pribadi relawan di pelataran parkir kantor pemasaran. Cuaca yang cerah membuat para relawan dan juga peserta yang akan mengikuti Tur Aula Jing Simenjadi bersemangat. Setelah semua relawan dan peserta tiba, mereka di data kemudian dipersilahkan menaiki bus yang telah disediakan. Walaupun peserta yang hadir melebihi data yang terdaftar, namun ini merupakan salah satu awal keberhasilan kita untuk saling membangkitkan bibit cinta kasih yang telah ada di dalam diri masing-masing peserta. Di awal acara sebelum memulai tur, peserta di persilahkan menonton video kilas balik Tzu Chi. Kemudian di lanjutkan dengan sharing dari Like Hermansyah Shijie yang mengingatkan kita agar senantiasa belajar untuk bertutur kata yang baik, mau meluangkan waktu untuk berbagi kepada sesama. Bersedia terjun langsung ke lapangan untuk melihat penderitaan sesama, yang mana akan membangkitkan perasaan cinta kasih di dalam diri kita serta rasa kepedulian akan lingkungan. “Dengan masuk Tzu Chi, lama kelamaan kita akan mampu menimbulkan perilaku bijak, seperti dalam berbelanja sesuai kebutuhan dan bukan sesuai keinginan. Memboroskan uang untuk membeli barang yang belum tentu dipakai ataupun dibutuhkan. Barang bermerek dan mahal tidak akan ada habisnya karena setiap saat model baru akan keluar dan kita akan selalu merasa kurang dan ketinggalan. Daripada memboroskan uang untuk hal yang tidak perlu, lebih baik uang itu dipergunakan untuk amal dan kita juga bisa ikut bersumbangsih kepada masyarakat.” ucap Like Shijie kepada semua peserta. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pemutaran video perayaan hari Waisak 2012, kemudian insan Tzu Chi menampilkan peragaan isyarat tangan dengan lagu Ni Da Khai Wo De Yen Jing (Kau telah membuka mataku) dan Qien Shou Lai Qian Shou (Mari Bergandengan Tangan). Tepat pukul 10.30 WIB sesi tur dimulai dan karena banyaknya peserta maka dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok didampingi oleh beberapa orang relawan.
Keterangan :
Turkeliling Aula Jing Sidimulai dari pengenalan gambar poster yang berada di dalam ruang Ehxibition Hall, di mana relawan memberikan penjelasan kepada peserta tentang Sejarah Tzu Chi dan juga menjelaskan bagaimana perjalanan dan misi Tzu Chi yang sudah dilakukan selama 19 tahun oleh relawan Tzu Chi Indonesia dalam bersumbangsih di masyarakat. Setelah itu peserta kemudian diajak untuk melihat dan mendengarkan penjelasan tentang kegunaan dari setiap ruangan yang berada di dalam Aula Jing Si. “Dengan datang kemari saya telah mendapatkan manfaat yang bagus sekali. Saya mendapat pembelajaran untuk bisa menjadi orang yang lebih baik, lebih sabar dan peduli,” kata Reynaldo, seorang anak muda yang masih berumur 18 tahun dan belum lama ini menjadi anggota Tzu Ching. Lain lagi dengan yang di ungkapkan oleh She Lan (58) salah seorang peserta yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Berawal dari menonton DAAI TV, ia melihat acara yang ditayangkan sangat bagus sekali dan kagum dengan apa yang sudah dilakukan oleh relawan. “Saya ini seorang muslim tapi saya merasa terharu melihat relawan Tzu Chi menolong dengan tanpa membeda-bedakan. Sewaktu melihat di DAAI TV, Yayasan Buddha Tzu Chi dalam memberikan sumbangan sangat tepat sasarannya. Dulu saya juga sering memberikan sumbangan tapi saya tidak tahu sumbangan itu dipergunakan untuk apa,” tutur She Lan yang saat ini sedang berada di Jakarta untuk berobat. Ia mengikuti kegiatan ini bersama dengan kakak dan adiknya. Dalam keterbatasan gerak yang mengharuskannya menggunakan kursi roda serta mengalami sedikit kesulitan berbicara, sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk mengikuti acara sampai selesai. Kegiatan Tur Aula Jing Si ditutup dengan acara makan siang bersama di ruang makan yang berada di lantai dasar dengan menu vegetarian yang sehat dan juga lezat. Selesai makan siang lalu relawan dan semua peserta bersiap menaiki bus dan kembali ke kantor pemasaran. Setiap orang pasti mempunyai pemikirannya sendiri, namun seperti dalam kata perenungan Master Cheng Yen, “Jika kita tidak berhasil mempengaruhi orang lain, kerjakan apa yang harus kita kerjakan.” | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih : Hikmah dari Bencana
24 Juni 2010Melihat dari Dekat Kehidupan Penduduk di Asmat
22 Februari 2018Pemberian bantuan Tzu Chi ke Kabupaten Asmat, Papua sudah memasuki gelombang ke-2. Bantuan berupa sembako ini untuk menunjang pemulihan warga Asmat setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) di kabupaten ini.