Melihat Kembali dengan Cinta Kasih
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga (Tzu Chi Bandung)Dokter TIMA memberikan penjelasan ketentuan pemakaian obat kepada warga yang baru saja menjalani perawatan.
Indra penglihatan merupakan salah satu indra yang vital bagi manusia. Adalah berkah yang harus disyukuri jika kita dianugerahi mata yang berfungsi dengan baik. Namun, saat mata diserang penyakit, tak jarang penyakit tersebut merenggut daya penglihatan mata. Misalnya saja penyakit katarak yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun sehingga cahaya tidak dapat menembus ke dalam mata. Penyakit katarak sebenarnya dapat diatasi dengan penanganan yang baik. Namun, terkadang keterbatasan biaya membuat penderitanya urung memeriksakan matanya.
Relawan Tzu Chi dan dokter TIMA mendampingi para pasien dalam setiap tahap pengobatan. Para pasien didampingi agar tidak stres dalam menjalani pengobatannya.
Didasari oleh hal itu, pada tanggal 8 Februari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung bersama Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) mengadakan Bakti Sosial Operasi Katarak kepada masyarakat yang membutuhkan. Baksos ini dilaksanakan di Priangan Medical Center (PMC), Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung. Sebelumnya, pada 28 Januari dan 3 Februari 2015, relawan Tzu Chi telah melakukan screening (pemeriksaan awal) katarak pada 42 pasien yang telah mendaftar. Setelah proses screening, sebanyak 13 pasien dinyatakan siap untuk menjalani operasi. Banyaknya calon pasien yang gugur dikarenakan kondisi kesehatan mereka tidak memungkinkan untuk dioperasi. Misalnya tingginya tekanan darah atau kadar gula dalam darah.
Pemeriksaan awal penting dilakukan agar memastikan setiap pasien berada dalam kondisi yang optimal untuk menjalani operasi.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan akses kesehatan kepada kaum ekonomi lemah. Para relawan Tzu Chi berharap dengan baksos ini dapat memulihkan harapan para penerima bantuan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Penuh syukur dirasakan para pasien yang mendapatkan kesembuhan. Misalnya saja Ijuh (62) yang selama hampir 10 tahun menderita katarak. Ijuh berharap dengan penglihatannya yang telah kembali, dia dapat ikut mendedikasikan dirinya untuk membantu orang lain yang membutuhkan. "Terima kasih ibu telah dibantu, mudah-mudahan saya dapat membantu orang lain dengan kembalinya penglihatan saya," tutur Ijuh.
Artikel Terkait
Mengasihi Terhadap Sesama
17 Juni 2014 Bagi masyarakat yang kurang mampu tentu hal ini sangat membebani untuk membiayai operasi katarak, jangankan untuk operasi, untuk biaya sehari-hari pun sulit didapatkan.Kasih Sayang Anak untuk Orang Tua
07 Maret 2016Memanfaatkan Waktu untuk Bersumbangsih
10 Maret 2016Selama lima hari, 24-28 Februari 2016 relawan konsumsi yang dikoordinatori Rosmin Surbakti terus bersumbangsih menyajikan makanan dengan memasak setiap harinya pada baksos kesehatan Tzu Chi di Sampit, Kalimantan Tengah. Mulai dari belanja bahan-bahan ke pasar, memasak, hingga menyajikan makanan, mereka lakukan dengan penuh sukacita.