Melindungi Bumi dengan Cara Menarik
Jurnalis : Lisda ( He Qi Utara ), Fotografer : Lisda ( He Qi Utara ) Minggu 21 Oktober 2012, bertempat di Villa Kapuk Mas, Jakarta, para relawan dan warga bersama-sama memilah barang daur ulang sebagai bentuk kepedulian melestarikan bumi yang semakin tua. |
| ||
Hampir satu tahun lamanya relawan Tzu Chi dari Hu Ai Angke menjalin jodoh baik dengan warga Villa Kapuk Mas. Dari mulai sosialisasi pelestarian lingkungan, sosialisasi mengajak warga dalam pembagian beras cinta kasih maupun bersama-sama ikut memilah barang daur ulang di lapangan terbuka, Villa Kapuk Mas Jakarta Utara. Kepedulian tidak terbatas pada pelestarian lingkungan saja, para relawan mengajak warga menjalankan pola hidup vegetarian dan mau mempraktikkan konsep 5R (Reduce=mengurangi, Reuse=memanfaatkan kembali, Recycle=mendaur ulang, Re-Think=memikirkan kembali dan Repair=memperbaiki. Untuk itu di hari Minggu yang cerah tanggal 21 Oktober 2012 ada 4 kegiatan dilakukan pada hari yang sama, yaitu pertama kalinya diadakan demo masak vegetarian yang mendatangkan Master Chef Santiana yang baru-baru ini menjadi runner up lomba memasak. Bagi yang mempunyai hobby kerajinan tangan dapat melihat kreasi barang daur ulang buatan Lisfina Shijie dan timnya dengan suka cita mengajari ataupun hanya sekadar bertanya. Ingin mengenal ecoenzim, larutan serba guna dari sampah organik, warga dapat bertanya langsung pada Suriadi Shixiong dan yang terakhir memilah sampah daur ulang yang dibawa warga dari rumah. Acara dimulai pukul 09.00 WIB, Aris Shixiong menerangkan dengan singkat, padat dan jelas kepada warga yang hadir. Bahwa betapa pentingnya kesadaran melestarikan lingkungan, pemilahan sampah daur ulang, dan menghemat energi, dimana sekarang banyak terjadi bencana di dunia yang diakibatkan karena perubahan suhu yang ekstrem (pemanasan global). Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan bersama-sama yaitu, mau menghemat air, listrik, kertas, tidak memakai barang sekali pakai dan mengubah pola makanan kita menjadi vegetarian. “Sejak lama saya sudah vegetarian, selain membuat badan sehat, kita sudah menyayangi mahkluk hidup,” ujar Aris kepada warga yang kebanyakan Ibu rumah tangga. Selanjutnya acara yang dinantikan adalah demo memasak masakan vegetarian oleh Master Chef Santiana. Hari itu ia memilih bahan utama dari tahu dan tempe yang kaya gizi dan protein. Ada 3 resep yang diperagakan dan warga pun bisa mencicipi masakan yang sudah jadi. Ami adalah salah satu warga yang tertarik mencoba resep baru ini ketika mendapat tester masakan dari master chef. “Kalau bisa selalu diadakan demo masak seperti ini, ini bermanfaat lho,” katanya. Ia mengenal Yayasan Budha Tzu Chi ketika para relawan berkegiatan pelestarian lingkungan dari rumah ke rumah. Kini sudah empat bulan lamanya menjadi donatur tetap pada salah seorang relawan Tzu Chi, dan waktu kemari ia pun masih membawa barang daur ulang dari rumahnya.
Keterangan :
Menurut Heri Shixiong sebagai kordinator kegiatan, demo masak ini terselengara salah satunya karena adanya bantuan dari tempatnya bekerja di perusahaan Fin Cook. “Saya berharap tidak hanya kali ini saja, ada kelanjutan di kemudian hari diadakan kembali kegiatan demo masak,” katanya bersemangat, karena hari itu acara ini mendapat sambutan dan antusias baik dari warga maupun para relawan. Bila warga yang kebanyakan ibu-ibu sibuk menyaksikan acara demo masak, anak anak dan remaja putri pun tidak kalah , mereka mengunjungi stan kerajinan tangan, disana kita dapat melihat aneka kreasi cantik mulai dari bunga berwarna warni yang terbuat kertas atau kain, tempat pensil dan lain-lain. Semua dari bahan bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Lisfina Shijie mendapat ide kreasi, ketika temannya memberi banyak kain bekas dari pabrik konveksi, hanya untuk penambah manis ia membeli manik-manik dan kawat sebagai pelengkapnya. Hari itu ia mengajar kepada mereka membuat satu tangkai bunga dan hasilnya boleh dibawa pulang ke rumah. Di kegiatan lain, warga bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatan ecoenzim, mulai dari bahan air bersih, gula jawa, sampah organik (kulit buah atau sayur) sampai larutan ecoenzim yang sudah jadi dikemas dalam botol plastik. “Ini larutan serba guna dan ramah lingkungan, bisa digunakan mencuci piring. menyuburkan tananam, penyegar udara dan bisa sebagai disinfektan,” penjelasan Suriadi Shixiong kepada warga. Ec-enzim ini sangat menarik warga, selain mengambil brosur mereka pun membawa satu botol larutan yang sudah jadi untuk dipraktikan di rumah. Memilah barang daur ulang sudah dilakukan sedari pagi oleh para relawan, dari botol kemasan plastik, kertas, koran, dan lain sebagainya. Hari itu sangat banyak sampah yang mengisi mobil daur ulang yang datang. Kebersamaan dan saling bergotong royong membuat kegiatan pelestarian lingkungan ini berjalan baik. Mereka pun bersyukur telah berpatisipasi melindungi bumi dari langkah yang kecil. Acara ini pun diakhiri dengan makan siang bersama yang sudah yang disediakan relawan tim konsumsi. | |||
Artikel Terkait
Belajar Tentang Rendah Hati dan Keberanian di Tzu Chi
23 Mei 2016 Siswa-siswi SMP Al-Izhar Pondok Labu berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi dan mengikuti sejumlah kegiatan, seperti kelas budi pekerti dan perkenalan tentang tata cara makan Tzu Chi.Kelas Tzu Shao: Temukan Dopamin Alami Tanpa Gadget!
01 November 2024Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas Tzu Shao gadget free di Pantai. Tujuannya untuk menghadirkan dopamin jangka panjang, bukan dari scrolling media sosial, melainkan dari kebersamaan dan permainan seru di alam.
Tindakan Sederhana Membawa Kebahagiaan
30 September 2015Relawan Tzu Chi membagikan suvenir kepada para anggota TNI yang bertugas, relawan, dan para orang tua pasien yang sedang menunggu anak-anak mereka menjalani operasi bibir sumbing pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-108 di Krakatau Medika Hospital, Cilegon, Serang, Banten pada tanggal 19 September 2015. Sebanyak 14 pasien anak bibir sumbing, 153 pasien operasi katarak berhasil ditangani.