Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah, Tzu Chi Pekanbaru mengundang masyarakat untuk ikut Persamuhan Dharma dan memberikan persembahan makanan vegetaris. Arwin (kiri depan) ikut menjadi bagian dari persembahan makanan vegetaris.
Tahun ini, acara doa bersama menyambut bulan tujuh dalam penanggalan Lunar atau yang biasa disebut Bulan Tujuh Penuh Berkah di Tzu Chi Pekanbaru menjadi lebih istimewa. Selain ada Persamuhan Dharma, insan Tzu Chi juga mengundang masyarakat yang terdiri dari donatur, teman dan keluarga relawan yang bersama-sama memberikan persembahan makanan vegetaris.
Sebanyak 32 orang dari berbagai penjuru Kota Pekanbaru, tampak begitu rapi dan khidmat dalam menjalankan prosesi persembahan makanan vegetaris pada Minggu, 11 Agustus 2024 di Kantor Tzu Chi Pekanbaru. “Menjadi bagian dari persembahan makanan, tujuannya untuk bersumbangsih. Dalam mengikuti prosesi persembahan ini ada perasaan senang dan bahagia juga,” tutur Arwin Wijaya dan Lily, pasutri yang ikut dalam persembahan makanan vegetaris.
Para relawan komite Tzu Chi Pekanbaru melakukan persembahan Pelita, Buah, dan Bunga dalam Persamuhan Dharma.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Persamuhan Dharma di lantai 3, Kantor Tzu Chi Pekanbaru dan diikuti 63 relawan yang menjadi bagian dari Persamuhan Dharma. Para relawan, tampak begitu agung saat mendaraskan Kidung Brahma (fàn bài) Sutra Makna Tanpa Batas (Bab Sifat Luhur). Selain itu melalui lantunan fàn bài yang bertemakan Hujan dan Bunga Surgawi, para relawan menampilkan suasana Retret Masa Varsa, dimana para murid Buddha mengelilingi Buddha, bersama-sama menciptakan Bulan Tujuh Penuh Berkah.
“Dalam persamuhan ini, kita seperti mengundang para Buddha dan Bodhisatwa dalam satu persamuhan agung itu, rasanya ada vibes yang berbeda, agung, sakral gitu.” ungkap Yuli, salah satu peserta. “Jadi, setelah ikut persamuhan ini, saya semakin yakin bahwa bervegetaris ini yang paling benar, udah paling sehat makanannya, tidak menjalin jodoh buruk dengan makhluk-makhluk lain,” imbuh Yuli.
Sharing dari Ai Tie Shijie dan Mulyady Salim Shixiong yang telah meninggalkan kepercayaan bulan 7 adalah bulan hantu dan telah kembali pada keyakinan benar.
“Sekarang saya akan mulai bertekad bervegetaris untuk selamanya,” tutur Denilson, relawan muda yang juga salah satu bodhisatwa yang ikut dalam Persamuhan Dharma.
Begitu pula dengan Djohan, salah satu relawan Tzu Chi Pekanbaru yang hadir dalam acara Persamuhan Dharma dan mulai memahami esensi dari Bulan Tujuh Penuh Berkah. “Setelah mendengar ajaran Master Cheng Yen, kita mulai mengubah mindset bahwa bulan tujuh dalam penanggalan Lunar bukanlah bulan yang kita takuti, tapi merupakan bulan yang penuh berkah,” ungkap Djohan. Selain itu, Djohan juga bertekad untuk tidak membakar kertas untuk sembayang lagi dan bertekad akan berpola hidup bervegetaris.
Masyarakat menikmati jamuan makan vegetaris usai acara doa bersama di Kantor Tzu Chi Pekanbaru.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arwin. “Biasa sih kita pikir bulan hantu, setelah ikut Tzu Chi dan ada penjelasan bahwa bulan tujuh itu adalah bulan penuh berkah, coba kita ubah cara berpikir terhadap bulan tujuh ini. Bulan tujuh ini sama dengan bulan lainnya, bagus semua,” ungkapnya.
Sekitar 410 orang termasuk relawan dan tamu bersama-sama menghimpun niat baik melalui acara doa bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah yang disertai jamuan makan vegetaris bersama. Semoga citra bulan tujuh dalam penanggalan Lunar sebagai bulan penuh berkah dapat tertanam di masyarakat.
Editor: Arimami Suryo A.