Melindungi Kehidupan, Melindungi Cinta Kasih
Jurnalis : Melliza Suhartono (He Qi Utara), Fotografer : Henry Tando (He Qi Utara)
|
| ||
Tanggal 16 Juni 2013, relawan He Qi Utara dan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Tujuan training kali ini adalah untuk mengenal isi rumah para insan Tzu Chi yaitu Aula Jing Si, karena relawan merupakan pintu gerbang Tzu Chi, jadi perlu bagi relawan bisa menceritakan semangat Jing Si dan prinsip-prinsip Tzu Chi. Dengan total peserta 209 relawan, mereka dibagi ke dalam 8 grup dan diajak berkeliling ke 8 pos : Lobby Ci Bei, Misi Amal & Proyek Kali Angke, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan & Budaya Humanis, Misi Pelestarian Lingkungan, Bantuan di Aceh & Bantuan Internasional, Replika Rumah Master, Gallery Da Ai dan Jing Si Books & Café. Bertahun-tahun di setiap kegiatan training, saya selalu bertugas di bagian pendaftaran relawan maupun di sound system yang mengatur audio, video, dan lighting, atau boleh disebut juga dengan pekerjaan di balik layar. Namun kali ini saya mendapat tugas untuk berbicara di depan banyak orang, yaitu sharing mengenai misi kesehatan di poster-poster Exhibition Hall lantai satu. Tentu saja ini merupakan pengalaman baru yang sangat mendebarkan, namun saya bersyukur telah diberi kesempatan untuk menjalin jodoh baik dengan banyak relawan. Sebagai pembicara amatiran yang tidak terlepas dari rasa gugup, saya sungguh berharap mereka bisa mendapatkan manfaat dari sharing saya. Ladang Pelatihan Dalam Pelayanan
Keterangan :
Ada tiga prinsip dalam misi kesehatan Tzu Chi, yaitu : 守è·å¥åº· (melindungi kesehatan), 守è·ç”Ÿå‘½ (melindungi kehidupan), dan 守è·æ„› (melindungi cinta kasih). Dengan segenap kemampuan, tim medis senantiasa menjalankan tugas mulia menyelamatkan jiwa. Kemudian menjadikan pasien sebagai guru, pulihnya kondisi pasien menjadi sumber semangat yang tiada habisnya bagi para relawan medis untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Mereka bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus, senantiasa mempertahankan rasa haru dalam hati serta memiliki kebijaksanaan. Sedangkan dalam lubuk hati pasien dipenuhi rasa terima kasih dan rasa syukur, dengan demikian lingkaran cinta kasih dan rasa syukur ini terus terbangun. Inilah yang dimaksud dengan melindungi cinta kasih. Bila setiap orang memiliki cinta kasih yang tulus, mereka akan dapat menyumbangkan cinta kasih yang tulus pula, dengan demikian kita akan menghadirkan cahaya harapan di setiap pelosok dunia. Ini juga termasuk melindungi cinta kasih. Bagi relawan pendamping maupun relawan pemerhati dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mereka juga mendapatkan manfaat yang tidak sedikit. Mereka bisa belajar untuk meniadakan ego, mengikis keakuan, membangkitkan sifat welas asih dan memandang serta mengasihi semua makhluk bagai anak sendiri. Selain itu mereka juga telah mewariskan pendidikan kehidupan, yaitu memberi inspirasi kepada orang lain bahwa dengan melakukan pelayanan dengan tulus, akan membawa ketenangan hati, rasa nyaman dan kegembiraan yang tiada bandingnya. Sebagai insan Tzu Chi, kita haruslah terus menggenggam kesempatan, janganlah menunda-nunda. Jangan terus berpikir “masih ada hari esok”. Hari esok tidak ada yang tahu, karena kita juga bisa mengalami sakit dan juga kematian. Jadi apa yang seharusnya kita lakukan? Manfaatkan hari ini dengan baik. Bagaimana caranya? Dengan mengembangkan dan memperdalam makna kehidupan. Apa yang dimaksud dengan hidup yang bermakna? Master Cheng Yen berkata: “Jika kita dapat memberikan kedamaian pikiran kepada orang lain atau sebuah bahu untuk bersandar, kita memiliki hidup yang sungguh-sungguh bermakna. Inilah ukuran kebermaknaan hidup. Panjang kehidupan kita tidaklah penting. Yang penting adalah seberapa banyak manfaat yang kita berikan kepada orang lain”. | |||
Artikel Terkait
Bepartisipasi Menyelamatkan Pesisir Marunda
08 Juni 2017Menanam pohon mangrove jadi pengalaman tak terlupakan bagi guru-guru TK Sekolah Tzu Chi Indonesia. Pekan lalu, Sabtu 3 Juni 2017 sebanyak 17 guru meluncur ke pesisir Marunda. Ditemani relawan dari Yayasan Mangrove Indonesia, para guru belajar menanam mangrove dan memahami urgensinya.