Memaknai Usia yang Tersisa

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Hamzah (He Qi Barat)
 
 

foto
Para lau pu sa mendengarkan sejarah Tzu Chi melalui penayangan video dan penjelasan dari relawan.

Perjalanan waktu tidak hendak melambat. Detik-detik usia terus merambat. Master Cheng Yen  berujar Hidup manusia tidak kekal. Bersumbangsihlah pada saat Anda dibutuhkan dan lakukanlah selama Anda masih bisa melakukan”. Bagaimana memaknai setiap sisa usia yang sangat berharga ini. Tergantung pada kebijakan batin masing-masing individu.  Hal inilah yang mendorong para lao pu sa (Bodhisatwa Lanjut Usia) Wilayah Mikael warga Perumahan Taman Aries dari Paroki Maria Kusuma Karmel Jakarta (Paroki MKK), untuk lebih mengenal Tzu Chi.

Seperti telah diketahui, bahwa Tzu Chi adalah ajaran lintas agama, suku maupun ras. Maka Jing Si Tang (aula Jing Si) terbuka bagi siapapun, yang berkenan mengenalnya. Dengan dikoordinir oleh Hamzah Shixiong, relawan dari Kebonjeruk 1, He Qi Barat, maka pada hari Rabu, 24 April 2013, terkumpullah sekitar 60 lau pu sa umat katolik untuk melakukan kunjungan ke Jing Si Tang, Tzu Chi Center yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Pukul 10.00 pagi WIB para lau pu sa telah hadir. Mereka disambut oleh para relawan dengan senyuman hangat dan uluran tangan bersahabat.  Acara diawali dengan pengenalan Tzu Chi  melalui penayangan Video dengan pembicara Johnny Shixiong dari Kebonjeruk 2, memperkenalkan sejarah berdirinya Tzu Chi, Misi serta kegiatan-kegiatannya. Di antaranya adalah kegiatan yang selama ini rutin setiap bulan dilakukan di Taman Aries,  yaitu pelestarian lingkungan. Sebagian yang hadir adalah warga yang telah sering mengikuti kegiatan tersebut.

Usai penjelasan lewat video, Maka rombongan diantar berkeliling dengan dipandu oleh para relawan. Beberapa  yang hadir adalah lao pu sa yang duduk di kursi roda dan menggunakan tongkat. Dengan penuh welas asih, para relawan membimbing dan mendorong kursi roda mereka untuk berkeliling. Terlihat betapa indah dan hangatnya toleransi antar umat  yang berbeda kepercayaan tersebut. Saling menghormati dan  saling menghargai.

foto   foto

Keterangan :

  • Untuk melengkapi penjelasan video, para lau pu sa diajak berkeliling melihat poster-poster mengenai sejarah Tzu Chi Indonesia (kiri).
  • Selain melihat poster di lorong teratai, para lau pu sa juga berkeliling ke ruang pameran untuk melihat sepak terjang Tzu Chi Indonesia hingga saat ini (kanan).

Rombongan menyusuri lorong lantai 1 hingga lantai 4 sambil mengamati dengan seksama setiap gambar yang mencaritakan perjalanan cinta kasih Master Cheng Yen dan para insan Tzu Chi. Foto-foto jejak langkah yang menginspirasi para calon pengikut ajaran kebajikan itu. Tidak terlewat pula menyaksikan gambaran berbagai kegiatan besar yang telah diwujudkan di negeri tercinta selama ini. Diantaranya tindakan kemanusiaan saat bencana Tsunami  Aceh,  gempa Padang,  dan gempa Yogyakarta.

Setiap tampilan yang berupa foto, relief dan replika yang penuh makna, mampu memikat para penikmat. Banyak dari mereka mengabadikannya dalam foto-foto  dengan penuh sukacita dan semangat. Ketika tiba di lantai 4, rombongan dan para relawan pemandu melihat replika rumah Master Cheng Yen, yang berada di halaman samping lantai 4. Lalu dilanjutkan menuju kantin untuk makan siang. Setelah beristirahat dan menikmati makan siang, rombongan dipandu menuju Jing Si Book Store. Mereka mencermati dan berbelanja berbagai buku dan produk Jing Si.

Kunjungan selesai sekitar pukul 14.00 WIB. Dengan adanya kunjungan ini, insan Tzu Chi berharap, mudah-mudahan kunjungan ini tidaklah usai begitu saja. Inspirasi untuk lebih mengasihi semua makhluk, seluruh bumi beserta isinya akan mejadi benih yang ditebar pada lahan batin para pengunjung. Dan akan menjadi rantai yang terus berkesinambungan merengkuh lebih banyak lagi insan pencipta kebajikan.

Satu tanya yang mungkin akan terus berbisik di hati kita semua adalah: “Masih berapa lamakah sisa usia, untuk perbuatan mulia kita? Masih mampukah kita memaknai setiap waktu yang tersisa?” Perjalanan waktu tidak mungkin terhenti. Namun lanjut usia bukanlah hambatan untuk berbuat baik bagi sesama.

  
 

Artikel Terkait

 Menguatkan dan Membangkitkan Semangat Kerelawanan

Menguatkan dan Membangkitkan Semangat Kerelawanan

01 Juli 2019

Sebanyak 169 relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas dari berbagai wilayah di Indonesia menyatukan hati di Jing Si Tang, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara untuk mengikuti Kamp Pelatihan Relawan Abu Logo 2019. Ada pula pelantikan Duta Dharma Wanita Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas.

Kaya Budaya, Satu Bangsa

Kaya Budaya, Satu Bangsa

30 Oktober 2017

Untuk memperkenalkan kenakeragaman budaya bangsa Indonesia, Taman Kanak-kanak (TK) Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan Indonesia Heritage Week yang diadakan dari tanggal 23–27 Oktober 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia, mulai dari makanan, kesenian, dan seni budaya khas Indonesia lainnya.

Menjangkau Hati di Daerah Terpencil

Menjangkau Hati di Daerah Terpencil

14 Oktober 2009
Daerah Malalak Barat sangat sulit dijangkau. Tak heran jika warga desa di wilayah ini sepi dari bantuan pemerintah maupun relawan. Dengan banyaknya jalan yang terputus, akses menuju desa ini lebih banyak mengandalkan jalan kaki maupun sepeda motor.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -