Memancarkan Kehangatan Cinta Kasih

Jurnalis : Virny Apriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Merry, Halim Ong, Rudi D (He Qi Barat)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan ke Rumah Belajar Anak Langit guna memberikan mereka penghiburan dan dukungan.

Minggu, 18 Agustus 2013 menjadi hari istimewa bagi He Qi Barat karena pada hari itu, untuk pertama kalinya He Qi Barat mendapat kesempatan untuk menghibur dan memberikan dukungan bagi anak-anak di Rumah Belajar Anak Langit serta PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Anak Harapan Bangsa, Tangerang Banten. Pukul 07.00 WIB para relawan sudah datang dan bahu membahu menyiapkan berbagai barang dan bingkisan bagi anak-anak di sana. Barang-barang tersebut di antaranya adalah pakaian, makanan, alat sekolah, alat mandi, buku pelajaran, dan lain-lain.

Semua barang tersebut merupakan donasi dari para donatur maupun relawan Tzu Chi, baik yang hadir maupun yang tidak hadir pada saat itu. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penghiburan dan motivasi belajar bagi anak-anak di sana. Total ada 65 relawan yang berpartisipasi membantu kelancaran acara ini. Setelah melakukan pengarahan singkat, relawan pun dengan mantap memulai seluruh rangkain kegiatan di hari itu.

Tempat pertama yang dikunjungi relawan adalah Rumah Belajar Anak Langit. Rumah Belajar ini adalah sebuah komunitas dan wadah yang membiayai sekolah sekaligus tempat bermain yang kondusif bagi 200 anak binaannya. Komunitas ini sendiri murni merupakan rumah belajar dan bukan rumah tinggal. Karenanya anak-anak di sana tetap tinggal dan berkumpul bersama keluarga mereka masing-masing. Rumah belajar ini juga menyediakan berbagai kebutuhan untuk mendukung pembentukan kecerdasan maupun pembentukan kepribadian si anak, seperti kegiatan les tari, bimbel, pengajian, PAUD, dan juga lab komputer berserta internet. Pak Miing, salah satu koordinator Rumah Belajar Anak Langit mengatakan bahwa rumah belajar ini merupakan pendukung si anak agar apapun profesi mereka kelak, yang terpenting adalah mereka menjadi pribadi yang baik.

foto  foto

Keterangan :

  • Kunjungan ini membuat anak-anak merasa bergembira, karena relawan Tzu Chi memberikan banyak permainan untuk mereka bermain bersama (kiri).
  • Tidak hanya kunjungan, tetapi relawn juga menghampiri setiap anak dan mengajak mereka untuk saling berinteraksi (kanan).

Senyum anak-anak di Rumah Belajar Anak Langit menyambut relawan yang tiba disana pukul 09.00 WIB. Beralaskan tikar, anak-anak dan relawan duduk bersama-sama dan mengikuti rangkaian acara dengan sukacita. Anak-anak di sana begitu ceria, keceriaan itu pula yang seperti disuntikkan pada para relawan sehingga para relawan juga dengan semangat ikut berpartisipasi dan mendampingi anak-anak di sana sepanjang acara belangsung. Acara dimulai dengan pengenalan mengenai Tzu Chi, shou yu (gerakan isyarat tangan) satu keluarga, dongeng, games, motivasi belajar dan lain-lain. Yang paling berkesan bagi para relawan adalah bagaimana anak-anak di Rumah Belajar Anak Langit terlihat sangat antusias saat relawan memeragakan shou yu “Apa Khang Cui Gu”. Gerakan shou yu yang semangat dan ceria membuat anak-anak ikut memeragakan dan meminta lagu kembali dan kembali di ulang. Relawan pun akhirnya mengadakan lomba dan memilih 2 anak terbaik yang memeragakan shou yu tersebut.

Irma adalah salah satu anak dari Rumah Belajar Anak Langit yang terlihat begitu dekat dengan relawan Tzu Chi. Putri berusia 10 tahun ini begitu dekat dan terus memegang tangan Yonga Shijie, salah satu relawan Tzu Chi yang hadir. Walaupun baru pertama kali berjumpa, Irma terlihat begitu sayang dan merasakan kehangatan cinta kasih yang diberikan Yonga Shijie. Ia juga mengatakan merasa senang dan antusias menunggu kedatangan Tzu Chi kembali ke Rumah Belajar Anak Langit. Tak lupa, Irma juga berpesan agar Yonga Shijie kembali datang saat Tzu Chi berkunjung lagi ke sana.

Pesan yang dicetuskan Irma tersebut mengingatkan kita pada salah satu kata perenungan Master yang berbunyi “Yang paling indah di langit adalah bintang-bintang yang berkelap-kelip, yang paling indah di dunia adalah kehangatan cinta kasih.” Kehangatan cinta kasih itulah yang senantiasa dipancarkan insan Tzu Chi. Kehangatan cinta kasih itulah juga yang masuk dan menyentuh hati anak-anak panti di sana sehingga tercipta suasana akrab bagaikan satu keluarga walaupun relawan baru pertama kali berkunjung kesana.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain melakukan kunjungan ke Rumah Belajar Anak Langit, relawan Tzu Ci juga menyempatkan untuk berkunjung ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Sewan, Banten (kiri).
  • Meskipun ini merupakan kunjungan pertama kalinya, tetapi para anak dan relawan dapat berbaur bersama dalam kegiatan dengan baik (kanan).

Pukul 11.30 WIB kegiatan di Rumah Belajar Anak Langit selesai dan relawan segera berangkat menuju PAUD Anak Harapan Bangsa yang berada di Sewan, Tangerang. PAUD Anak Harapan Bangsa merupakan sebuah taman kanak-kanak gratis yang dibangun sebagai sarana anak-anak sekitar yang kurang mampu. Selain mengadakan taman kanak-kanak, ada pula kegiatan bimbel yang diselenggarakan pada sore hari bagi anak-anak usia lebih besar yang membutuhkan bimbingan belajar.

Pukul 13.00 WIB, kegiatan di sana dimulai. Anak-anak di sini lebih muda usianya dibanding dengan anak-anak di Rumah Belajar Anak Langit, yaitu sekitar usia 3-8 tahun. Ada sekitar 80 anak yang hadir dan mendapat motivasi belajar dari para relawan. Anak-anak juga diajarkan cara membuat origami kupu-kupu dan shou yu. Anak-anak terlihat begitu bersemangat dan pantang menyerah mencoba melipat kertas walaupun berulang kali salah. Relawan juga berpartisipasi mendampingi dan dengan sabar membantu anak-anak membuat origami yang baik. Pada Akhir acara, anak-anak dibagikan majalah anak-anak serta bingkisan yang telah disipakan oleh relawan. Tzu Chi juga menyumbangkan pakaian serta buku cerita dan pelajaran bagi perpustakaan PAUD Anak Harapan Bangsa.

Acara di PAUD Anak Harapan Bangsa usai sekitar pukul 15.30 WIB. Terlihat raut wajah lelah namun bahagia dari para relawan yang telah sepanjang hari berpartisipasi mensukseskan acara ini. Salah satunya adalah Susi Shijie. Relawan kembang ini datang mendampingi suaminya yang adalah relawan biru putih Tzu Chi. Susi Shijie mengaku sangat tertarik dan senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ia juga terharu melihat bagaimana relawan dapat berbaur dengan anak-anak di sana tanpa terhalang perbedaan apapun. Selain itu, Susi Shijie yang juga datang bersama kedua anaknya juga ingin mengajarkan pengalaman hidup yang luar biasa kepada anaknya. Susi Shijie ingin menumbuhkan rasa bersyukur dan tahu berpuas diri kepada anaknya setelah mereka melihat anak-anak lain yang kurang mampu.

Memang ada begitu banyak makna baik yang dapat dipetik dari setiap kegiatan Tzu Chi, begitupun juga dengan kegiatan panti kali ini. Dari kegiatan ini relawan dapat belajar banyak hal, belajar bagaimana cara untuk dapat berbaur dengan anak-anak yang bahkan baru pertama kali mereka temui dan belajar bagaimana memberikan penghiburan bagi anak-anak tersebut. Relawan juga merasa banyak bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk dapat bersumbangsih dan melakukan hal baik bagi anak-anak kurang mampu disana. Dan tak ketinggalan, relawan juga mendapat sebuah hadiah tak berwujud yang dibawa pulang setelah berkegiatan seharian, yaitu sebuah kepuasan batin dan kebahagiaan yang tak terhingga yang melingkupi hati para relawan.

  
 

Artikel Terkait

Perhatian untuk Rifki, Zaskia, dan Alisha

Perhatian untuk Rifki, Zaskia, dan Alisha

10 Agustus 2020

Relawan Tzu Chi mengunjungi salah satu penerima bantuan di wilayah Sawangan, Depok, Jawa Barat. Kali ini relawan mengunjungi Rifki, Zaskia, dan Alisha penderita ADHD yang sudah 5 tahun dibantu oleh Tzu Chi. 

Internasional : Bantuan Banjir di Queensland

Internasional : Bantuan Banjir di Queensland

17 Februari 2011 Yayasan Tzu Chi mempersiapkan untuk mengirimkan bantuan bagi mereka yang terkena banjir di Timur Laut Australia negara bagian Queensland. Yayasan mendirikan pusat-pusat koordinasi di Hualien dan Kantor Penghubung Australia, dimana mereka berkomunikasi melalui konferensi video.
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -