Memanen Jahe Merah, Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Jurnalis : Moses Silitonga (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Relawan Dharma Wanita Kaltim 1 (Tzu Chi Sinar Mas)


Relawan rutin berkumpul dan berbagi pengalaman dalam mengolah Tanaman Obat Keluarga.

Jahe merah merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang cukup dikenal di Indonesia. Belakangan konsumsi masyarakat akan jahe merah kian meningkat, terkait manfaatnya yang disebut dapat menjaga daya tahan tubuh. Di tengah wabah Covid-19, masyarakat berlomba-lomba membelinya sehingga harganya pun meningkat tajam dan langka.

 

Jahe merah dan tanaman herbal lainnya ditanam di pekarangan rumah salah seorang relawan.

Namun, di tengah situasi saat ini relawan Dharma Wanita di komunitas relawan Kalimantan Timur 1 dengan penuh syukur dapat memanen Jahe Merah di pekarangan rumah mereka. Relawan Dharma Wanita Kalimantan Timur 1 telah membudidayakan berbagai jenis tanaman herbal di pekarangan rumah mereka sejak tahun 2015, salah satunya Jahe Merah. Kegiatan relawan Tzu Chi Sinar Mas ini pun dikenal dengan sebutan TOGA, Tanaman Obat Keluarga.

 

Relawan sedang memanen tanaman obat keluarga.

“Awalnya menanam jahe merah hanya untuk membudidayakan tanaman herbal saja, bisa digunakan untuk pertolongan pertama saat meriang atau batuk. Ternyata setelah virus ini menyebar, jahe merah bisa dimanfaatkan untuk menjaga daya tahan tubuh supaya lebih sehat”, ujar Sarah salah seorang relawan yang turut menanam.

 

Usai berbagi pengalaman dalam mengolah makanan dan minuman berbahan jahe merah, relawan pun menyantap air jahe merah dan cookies jahe merah.

Dengan ketersediaan jahe merah di pekarangan rumah, relawan sangat dimudahkan. Relawan tidak kesulitan untuk menemukannya, bahkan dapat menghemat pengeluaran keluarga.

“Karena sudah dibudidayakan di pekarangan rumah, kami di sini tidak kesulitan apalagi sampai harus membeli. Sangat bersyukur sekali”, lanjut Sarah.


Air jahe merah dan cookies jahe merah. Jahe merah menjadi salah satu herbal andalan untuk diolah dan dikonsumsi oleh relawan dan keluarga.

Selain jahe merah, relawan juga membudidayakan kunyit, temulawak, kumis kucing, sirih, lavender, lengkuas, serai dan sebagainya. Melalui sosialisasi dan penyuluhan, kegiatan TOGA ini juga melibatkan masyarakat di sekitar tempat tinggal para relawan. Selain bermanfaat bagi kesehatan, kegiatan TOGA juga berdampak positif bagi lingkungan, lahan yang kosong menjadi lebih asri.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Giat Lestarikan Lingkungan dengan Tanaman Obat Keluarga

Giat Lestarikan Lingkungan dengan Tanaman Obat Keluarga

08 Oktober 2018
Melakukan pelestarian lingkungan merupakan salah satu sumbangsih yang dapat diberikan untuk menjaga dan melindungi bumi. Salah satunya adalah kegiatan menanam dan merawat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dilakukan oleh Dharmawanita Xie Li Kalimantan Timur 2.
Melestarikan Lingkungan dengan Tanaman Obat Keluarga

Melestarikan Lingkungan dengan Tanaman Obat Keluarga

10 April 2019

Lingkungan yang dijaga dengan baik akan membawa kebaikan pula. Berbagai manfaat dapat diperoleh dengan pemanfaatan lahan di lingkungan sekitar, salah satunya melalui toga, atau Tanaman Obat Keluarga. Melalui kegiatan penanaman toga, relawan bergerak menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya dan memanfaatkannya untuk kesehatan.

Berbagi Berbagi Hasil Tanaman Obat Keluarga kepada Masyarakat

Berbagi Berbagi Hasil Tanaman Obat Keluarga kepada Masyarakat

11 Desember 2020
Para relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimatan Timur 1 memanen kunyit yang merupakan hasil TOGA, Tanaman Obat Keluarga. Kunyit yang dipanen ini menghasilkan 150 botol jamu yang kemudian dibagikan pada masyarakat sekitar. Dalam kegiatan ini relawan juga membagikan 250 masker kain. 
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -