Memanfaatkan Kain Perca untuk Kegiatan Amal

Jurnalis : Anand Yahya , Fotografer : Anand Yahya


Fanny (kiri) dan Henny (kanan) bersama-sama membuat pola tas jinjing yang unik dan menarik menggunakan bahan kain perca yang disumbangkan oleh distributor kain kepada Tzu Chi.

Pekan Amal Tzu Chi 2019 yang akan berlangsung pada 19-20 Oktober 2019 mendatang, menjadi suatu ladang berkah bagi para relawan. Masing-masing komunitas Tzu Chi antusias untuk mengambil peran demi menyukseskan kegiatan amal yang hasil dari penjualannya akan disumbangkan bagi pembangunan Tzu Chi Hospital PIK.

Pagi itu, Sabtu (14/9/2019), bertempat di PGC Cililitan Jakarta Timur tujuh orang relawan tampak berjibaku dengan kain perca. Ada yang bertugas membuat pola, memilih motif kain, dan ada yang menjahit. Kain perca ini oleh relawan disulap menjadi tas jinjing, tas untuk membawa makanan, tas belanja, dompet, tempat tissue, penutup meja makan, tatakan gelas atau piring dan sebagainya.


Para relawan lainnya memilah-milah motif bahan kain perca untuk dikombinasikan dengan bahan motif lainnya sehingga menjadi produk yang kreatif dan bagus.

Kain perca ini sendiri merupakan sumbangan dari distributor penjual kain. Kain-kain ini berupa sample berukuran 1 M x 50 Cm dengan berbagai motif dan ukuran. Kerajinan kain perca yang dikenal dengan nama patchwork dewasa ini memang sangat inovatif. Dengan kombinasi warna, tekstur, ukuran maupun teknik penyelesaiannya serta ditunjang dengan desain yang menarik, kerajinan kain perca kini berdaya jual kreatif yang tinggi.

Fanny Khemadassi Wong Ming Chi atau biasa dipanggil Fanny Shijie adalah koordinator yang mendampingi para relawan Tzu Chi dalam kegiatan menjahit ini. Merayakan bulan tujuh penuh berkah, relawan memanfaatkan kain perca ini menjadi barang yang bermanfaat yang nantinya akan dijual pada bazar amal Oktober mendatang. Fanny menuturkan, para relawan akan terus memproduksi selama kain-kain ini masih ada.


Menjahit adalah salah satu hal terpenting untuk menghasilkan produk-produk dari bahan kain perca.

“Kita akan produksi terus karena bahan kainnya banyak sekali, hanya target kita untuk meramaikan bazar amal nanti kita akan membuat tas belanja ukuran besar tanpa resleting 50 pieces, dengan retsleting 30 pieces, dompet 30 pieces, syal 100 pieces. Targetnya 250 pieces yang akan kita jual di bazar amal nanti,” ungkap Fanny.

Namun tidak mudah mewujudkan bahan-bahan kain sample ini menjadi barang yang berguna untuk menekan pemakaian kantong plastik. Fanny mengatakan meski bahan yang ada memang cukup banyak, namun sangat sedikit para relawan yang menguasai tata busana khususnya jahit-menjahit. Selain itu ada juga beberapa mesin jahit yang rusak. Ini suatu hambatan juga buat para relawan memproduksi.

“Mereka banyak yang kurang pede menjahit, takut salah,” ujar Fanny. Namun Fanny berusaha mendampingi para relawan dengan membagi tugas seperti memilih motif-motif kain, mencontoh produk tas dan dikombinasikan dengan motif bahan yang lain, membuat dompet dan lainnya. Mereka belajar membuat pola, memadukan motif-motif bahan kain yang pada akhirnya menjadi produk seni yang kreatif, dan menarik untuk digunakan orang.   


Fanny berharap melalui keterampilan menjahit ini, para relawan dapat berkembang dan juga dapat mengembangkan sektor industri kecil di lingkungan rumah mereka masing-masing. Tujuan yang tak kalah pentingnya juga adalah dapat menjalankan pelestarian lingkungan untuk mengurangi kantong plastik dan mengurangi pemakaian barang sekali pakai.

Sementara itu, Henny, relawan Bekasi mengatakan, adanya kegiatan menjahit ini menambah wawasan bagi dirinya. “Saya jadi mulai belajar, lihat-lihat di youtube pola-pola tas dan dompet belanja yang unik dan lucu-lucu motifnya,” akunya.

Menjahit merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki para ibu rumah tangga. Selain bermanfaat bagi diri sendiri, keterampilan menjahit juga bisa menambah penghasilan keluarga dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Memanfaatkan Kain Perca untuk Kegiatan Amal

Memanfaatkan Kain Perca untuk Kegiatan Amal

16 September 2019

Pekan Amal Tzu Chi 2019 yang akan berlangsung pada 19-20 Oktober 2019 mendatang, menjadi suatu ladang berkah bagi para relawan. Masing-masing komunitas Tzu Chi antusias untuk mengambil peran demi menyukseskan kegiatan yang hasil penjualannya akan disumbangkan bagi pembangunan Tzu Chi Hospital PIK. Seperti juga yang tengah dilakukan relawan di Xie Li PGC, He Qi Pusat.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -