Memantapkan Hati di Jalan Bodhisatwa
Jurnalis : Relawan Tzu Chi Batam, Fotografer : Relawan Tzu Chi Batam
|
| |
Di akhir acara, para pengusaha naik ke atas panggung untuk sharing. Beberapa di antaranya bahkan bertekad untuk menjadi ”rong dong” (Anggota Komite Kehormatan Tzu Chi). Saat itu langit mendung, dan pukul 6.30 sore turun hujan. Relawan sempat merasa khawatir jika tak ada yang datang ke acara pelatihan ini. Tak disangka, ternyata hujan sama sekali tidak menghambat keinginan besar relawan untuk mendengarkan Dharma. Ada 88 orang yang mengikuti pelatihan ini. Kisah yang Menginspirasi
Ket : - Setiap relawan dengan teliti mendengarkan sharing dari para narasumber yang berasal dari Taiwan dan juga Jakarta. (kiri) Jam 7 malam pelatihan dimulai. Narasumber pertama adalah Lin Mei Ying. Dia sharing tentang bagaimana caranya mengubah kebiasaan buruk menjadi baik. Sedangkan Huang Jing Yi bercerita bagaimana dia dari sebelumnya yang tidak kaya berubah menjadi ”rong dong” dengan kekayaan batin. Mendengar kisah ini, banyak peserta yang merasa kagum. Salah satunya adalah Wu Rui Mei, relawan Batam yang merasa malu karena selama ini wataknya kurang baik. Di rumah ia sering marah-marah kepada suami. Di depan suaminya, Chen Jian Peng, yang juga hadir dalam pelatihan ini, Wu Rui Mei memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta maaf. Selama ini ia selalu mengeluh bahwa suaminya sangat pelit dan tidak mengizinkannya berbelanja sembarangan. Kini dia baru menyadari bahwa ternyata sang suami bersikap hemat agar bisa menjadi ”rong dong”. Dalam kesempatan ini, sang suami pun menyatakan tekadnya untuk bisa mengajak istri menjadi ”rong dong”.
Ket : - Setiap relawan bertambah yakin dengan jalan Bodhisatwa Tzu Chi, berikrar seumur hidup di dalam semangat Bodhicitta. (kiri) Mengeluh dan Curiga Kini Li Yu Mei sudah menjadi anggota komite, dan juga menjadi seorang yang peduli kepada orang lain. Sang suami, Xie Jun Bo, yang turut hadir berkata bahwa tidak peduli sang istri berikrar apapun, maka dia akan membantu mewujudkannya. Cai Xiu Ru, relawan Tzu Chi lainnya juga merasa terharu, bahkan sampai menangis. Setelah mendengarkan berbagai cerita kehidupan para rekannya malam ini, Cai Xiu Ru bertekad untuk bisa melewati berbagai rintangan, dan secepatnya naik ke kereta Tzu Chi. Pelatihan hari ini berlangsung sukses. Setelah 2 jam pelajaran, telah berhasil menggalang 5 ”rong dong”. Setiap relawan bertambah yakin dengan jalan Bodhisatwa Tzu Chi, berikrar seumur hidup di dalam semangat Bodhicitta. | ||
Artikel Terkait
![Memperdalam Budaya Humanis Lewat Tzu Chi Cup Chinese Competition](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/4092---Chinese-Competition_edt.jpg)
Memperdalam Budaya Humanis Lewat Tzu Chi Cup Chinese Competition
22 November 2022Sabtu, 19 November 2022 Chinese Departement di Tzu Chi School mengadakan Tzu Chi Cup Chinese Competition untuk pertama kalinya. Lomba ini diikuti oleh 53 siswa kelas 7 hingga 12 dari berbagai sekolah di Jakarta, Batam, juga Medan.
Sukacita di Usia Senja
22 Februari 2017Kebahagiaan nenek usia 80 tahun di Tegal Alur, Jakarta Barat ini bukan tanpa alasan. Pasalnya di usia senjanya ini, ia seperti mengalami titik balik kehidupan. Siti Waspiah yang akrab disapa Bu Dul hidup seorang diri sejak anaknya, Siti Rahayu meninggal pada tahun 2005 silam. Beruntung ada Ferdinand Timotius Hariyadi (57 tahun) dan istri yang membantu merawat Bu Dul sepeninggal Siti Rahayu.
![Mewariskan Budaya Bervegetarian](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/p_200911-1.jpg)