Memantapkan Hati Melangkah dalam Pendidikan

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Menjelang tahun keenam sekolah cinta kasih Tzu Chi dan bertepatan dengan hari pendidikan nasional, pimpinan yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bertatap muka dengan karyawan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

Tiada terasa, tak lama lagi genap 6 tahun sudah Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi berdiri. Jika awalnya hanya terdiri dari jenjang SD dan SMP, kini Sekolah Cinta Kasih telah memiliki jenjang pendidikan Kelompok Bermain, TK, SMA, dan SMK. Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2009, pimpinan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama relawan Tzu Chi bagian pendidikan mengadakan temu wicara dengan karyawan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Pagi itu, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Liu Su Mei, Executive Committee DAAI TV Mansjur Tandiono, Helena Himawan, dan para relawan Tzu Chi lain hadir dalam acara penuh keakraban itu.

Di awal acara, karyawan sekolah yang terdiri dari para guru, tata usaha, dan petugas kebersihan berbaris rapi seraya tangan mereka memegang tas makan Tzu Chi. Tepat pukul 09.30, temu wicara pun dimulai dengan masuknya para karyawan ke dalam ruang pertemuan. Kedatangan mereka disambut oleh relawan Tzu Chi yang telah menunggu. Dengan khidmat, barisan karyawan ini masuk ke dalam ruangan dan menempati bangku yang telah disediakan. Relawan Tzu Chi pun kemudian mengambil tempat berbaur bersama mereka. Sesaat kemudian, 3 relawan komite Tzu Chi maju ke atas panggung dan menampilkan shou yu (isyarat tangan) berjudul Niat Tulus dan Berlapang Dada.

“Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi telah hampir 6 tahun berdiri. Dimulai dari beberapa guru kini telah menjadi sebuah keluarga besar. Karena itu mari kita menyaksikan tayangan FTV perjalanan dan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sejak tahun 2003,” ujar Suriadi mengajak para karyawan menyaksikan. Cahaya lampu kemudian padam berganti dengan sorotan sinar yang memantul di sebuah layar putih yang dipasang. Di layar putih itu lalu nampak foto-foto yang menampilkan aktivitas mula-mula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Ada calon guru yang tengah mengisi dan membaca formulir, melakukan penanaman pohon di halaman sekolah, dan membuat bahan-bahan prakarya untuk siswa-siswi. Melihat foto-foto masa lalu yang ditampilkan, suara riuh rendah dan tawa pun menyeruak di ruangan. Mengenang hari-hari awal berdirinya Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Sebagai wujud ungkapan terima kasih Klub Remaja Tzu Chi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menyuguhkan
           segelas teh kepada para guru yang telah mendidik mereka. (kiri)
         - Seluruh karyawan (staf dan guru) Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menyaksikan Shou Yu yang ditampilkan oleh
           relawan komite Tzu Chi. (kanan)

“Selain para guru, ada juga para staf yang mendukung kebehasilan pendidikan,” tandas Suriadi kepada para hadirin. “Inilah para staf yang terdiri dari tata usaha dan kebersihan,” tambahnya seraya mempersilahkan mereka maju ke depan. Di depan panggung, staf tata usaha dan kebersihan yang berdiri berjajar ini mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para guru dan relawan Tzu Chi. Sebagai ungkapan terima kasih, para staf tata usaha dan kebersihan ini menerima sebuah kartu terima kasih dari para guru yang diwakili oleh seorang dari mereka.

Di belakang ruangan acara, tampak puluhan remaja putra dan putri berbaju biru muda bercelana panjang putih antri berbaris memanjang. Di tangan mereka tampak sebuah nampan plastik dan empat buah cangkir yang di dalamnya berisi teh. Sesaat kemudian, barisan ini pun berjalan ke depan ruangan acara dan berbaris berjajar. “Inilah Klub Remaja Tzu Chi (Se Sau) yang dibentuk 2 bulan lalu,” kata Suriadi menerangkan. Mereka adalah para murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang telah tumbuh remaja. Mereka kemudian membungkuk 90 derajat memberikan penghormatan kepada hadirin di hadapan mereka. Saat membungkukkan badan itulah, suara tepuk tangan kembali bergemuruh. Sebuah pertanda ungkapan bangga para guru kepada murid-murid mereka yang penuh bakti. Para siswa ini pun kemudian menghampiri para guru yang duduk dan membungkukkan badan memberikan satu demi satu gelas yang ada di nampan mereka. Sikap ini adalah perwujudan ungkapan terima kasih siswa-siswi kepada para guru yang selama ini mengajarkan mereka ilmu pengetahuan dan wawasan kehidupan.

foto  foto

Ket : - Staf tata usaha dan kebersihan Tzu Chi menerima surat ungkapan terima kasih yang disampaikan oleh para
           guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. (kiri)
         - Seorang siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menyerahkan segelas teh kepada salah satu guru di sekolah.
           Sebuah cerminan ungkapan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. (kanan)

Tak lama, Mansjur Tandiono, yang juga di masa awalnya fokus di bidang pendidikan termasuk ikut serta dalam perencanaan pendirian Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengatakan, di hari pendidikan nasional ini, berbagai macam acara dilakukan setiap sekolah. “(Saya) sudah lama tidak bertemu dan bertatap muka (dengan Anda semua). Sekolah ini tak terasa sudah mendekati usia yang keenam tahun,” ujarnya. Ia juga menyampaikan pokok-pokok pikiran Tzu Chi, salah satunya adalah tentang berhasil atau tidaknya pendidikan semua bergantung kepada apa yang diberikan oleh para pendidiknya.

“Harapan orangtua terletak pada anak mereka. Harapan anak (terletak) pada pendidik mereka. Harapan negara dan masyarakat (terletak) pada orang-orang yang berpotensi. Dan harapan orang-orang yang berpotensi (terletak) pada pendidikan,” tandas Mansjur Tandiono.

 

Artikel Terkait

Bersyukur Atas Titipan yang Istimewa

Bersyukur Atas Titipan yang Istimewa

06 Februari 2024

Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat melakukan kunjungan kasih ke salah seorang penerima uluran cinta kasih Tzu Chi Raisa Syaqila yang didiagnosa down sindrom.

Kelas Tzu Shao: Bersikap Tanggung Jawab dalam Kehidupan

Kelas Tzu Shao: Bersikap Tanggung Jawab dalam Kehidupan

26 Juli 2023

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merupakan salah satu kegiatan yang sangat diminati karena materi yang disampaikan selalu berbeda-beda serta diisi dengan games yang dapat menghangatkan suasana. 

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -