Memantapkan Langkah Para Siswa

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand Yahya
 
 

foto
Rangkaian kegiatan pendewasaan berupa sesi-sesi yang diikuti para siswa dengan penuh semangat .

Gema genderang yang dimainkan para siswa Sekolah Cinta Kasih Cinta Kasih Tzu Chi mengawali langkah kegiatan kamp pendewasaan yang diadakan di Gedung Gan En Lou, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Pagi itu sebanyak 312 siswa yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, dan SMK bersama-sama mengatur barisan dalam pembukaan acara pendewasaan Sekolah Cinta Kasih yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 Mei 2013.

 

Setiap sesi kegiatan pendewasaan ini disampaikan oleh guru ataupun narasumber lain yang diundang untuk mengisi acara. Setiap tahun kelulusan, Sekolah cinta Kasih Tzu Chi membuat acara untuk menambah ilmu dan bekal kelak. “Acara ini untuk membuat siswa-siswi memiliki keterampilan, menambah budi pekerti, menjembatani seperti apa dunia karir,” ujar Rina Maharani Yoniton selaku koordinator kegiatan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi mampu memperoleh prestasi sesuai yang diharapkan. “Anak-anak kami bisa sukses, baik dari segi prestasi maupun tingkahnya,” ujar Dyah Widayati Ruyoto selaku Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengutarakan harapan.

Tekad Luhur Seorang Anak
Wahyudin Hanif Ali (19) merupakan salah satu siswa SMK kelas 12 jurusan Administrasi Perkantoran turut mengikuti acara Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.  Terpancar wajah sukacita pada anak sulung dari tiga bersaudara ini. Ia mengaku merasa senang bisa bertemu dengan teman-temannya di acara ini setelah beberapa bulan berpisah setelah ujian nasional. Wahyu juga merasa mendapat banyak pengalaman dengan materi-materi yang diberikan. “Kita bisa tahu ikrar itu apa. Terus dapat ngejahit, tahu berbakti kepada orangtua, sehingga banyak pengalaman,” aku Wahyu. Dengan adanya pengetahuan dan pengalaman yang ia peroleh pada kegiatan pendewasaan ini, ia mengaku sebagai anak pertama dan memiliki dua adik perempuan harus bisa memberikan teladan untuk adik-adiknya.

foto   foto

Keterangan :

  • Wahyudin Hanif Ali menjahit rangkaian bunga pada sesi stasiun "Keterampilan" pada kegiatan pendewasaan tersebut (kiri).
  • Kegiatan Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada tanggal 16-18 Mei 2013 di Aula Jing Si yang diikuti sebanyak 316 siswa SD, SMP, SMA, dan SMK (kanan).

Setelah melewati beberapa sesi pada hari pertama kegiatan ini, Wahyu merasa terkesan setelah mendapatkan sesi “Stasiun Ikrar” yang telah ia ikuti. Ia merasa belum menjadi anak yang rajin dalam hal ibadah. “Saya itu sering bolong-bolong Sholat, terus suka melawan orang tua kadang, masih suka bermain dan senang-senang gitu,” aku Wahyu. Wahyu bertekad akan menjadi anak yang rajin Sholat dan berbakti kepada orang tua. Walaupun demikian, ia merupakan salah satu anak yang rajin dan mampu memahami kondisi keluarga. “Saya tahu bahwa waktu itu sangat berguna. Saya ingin membahagiakan orang tua karena orang tua saya tinggal satu, ibu,” ungkap Wahyu dengan sedih yang telah ditinggal ayahnya tiga tahun silam. Ayahnya meninggal karena harus berjuang melawan penyakit diabetes yang dideritanya.

Melalui kegiatan pendewasaan berupa ilmu tambahan sebagai bekal untuk menggeluti dunia karir nantinya, ia ingin kepercayaan diri. Ia mengaku merasa kurang percaya diri jika berbicara di depan umum dan merasa masih ada rasa gugup. Dengan bekal sekolah yang dimiliki, Wahyu ingin sekali mencari pekerjaan setelah lulus nanti. Ia ingin membantu ibunya yang kini sebagai tulang punggung keluarga. “Saya pengen cari kerja dan bantu mama. Kasihan mama jam dua sudah bangun demi anak-anaknya kerja keras sendirian,” ungkap Wahyu bertekad. Ibu Wahyu berjualan nasi uduk setiap pagi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan pendidikan anak-anaknya.

Wahyu juga merupakan anak yang rajin dan berbakti kepada orang tua. Setiap hari, ia bangun jam empat pagi untuk Sholat dan membantu ibunya menyiapkan barang dagangan. Setelah semua siap, Wahyu beranjak ke sekolah untuk menuntut ilmu. Harapan seorang anak yang ingin membahagiakan orangtua dan keluarga tentunya akan tercapai bila diiringi dengan tekad yang kuat salah satunya yang dimiliki oleh Wahyu.

  
 

Artikel Terkait

Waisak yang Penuh Makna

Waisak yang Penuh Makna

10 Mei 2009 Di hadapan altar Buddha Rupang yang di bawahnya terdapat kolam kecil, peserta membungkukkan badan dan dengan telapak tangan terbuka menyentuh air lalu merangkapkan tangan di dada, kemudian mengambil sekuntum bunga dan meninggalkan altar sambil merangkapkan kembali tangan di dada.
Pendidikan yang Humanis

Pendidikan yang Humanis

11 Juli 2011
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Prof. Dr.Ir..KH Mohammad Nuh dalam acara peresmian Sekolah Tzu Chi di PIK Jakarta Utara mengatakan,  “Pendidikan mulia karena memanusiakan manusia, oleh karena itu, meskipun berat, kita harus tetap optimis bisa menyelesaikan persoalan tersebut."
“Mengapa Ananda Melafalkan Sutra”

“Mengapa Ananda Melafalkan Sutra”

09 Mei 2012 Nilai-nilai yang ingin Master Cheng Yen sampaikan dari kisah Ananda agar kita mempunyai semangat dan tekad yang luar biasa. Selain itu Ananda mempunyai sikap patut dicontoh yakni berlapang dada dan tidak sombong.
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -