Memantapkan Langkah Para Siswa
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand Yahya
|
| ||
Setiap sesi kegiatan pendewasaan ini disampaikan oleh guru ataupun narasumber lain yang diundang untuk mengisi acara. Setiap tahun kelulusan, Sekolah cinta Kasih Tzu Chi membuat acara untuk menambah ilmu dan bekal kelak. “Acara ini untuk membuat siswa-siswi memiliki keterampilan, menambah budi pekerti, menjembatani seperti apa dunia karir,” ujar Rina Maharani Yoniton selaku koordinator kegiatan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi mampu memperoleh prestasi sesuai yang diharapkan. “Anak-anak kami bisa sukses, baik dari segi prestasi maupun tingkahnya,” ujar Dyah Widayati Ruyoto selaku Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengutarakan harapan. Tekad Luhur Seorang Anak
Keterangan :
Setelah melewati beberapa sesi pada hari pertama kegiatan ini, Wahyu merasa terkesan setelah mendapatkan sesi “Stasiun Ikrar” yang telah ia ikuti. Ia merasa belum menjadi anak yang rajin dalam hal ibadah. “Saya itu sering bolong-bolong Sholat, terus suka melawan orang tua kadang, masih suka bermain dan senang-senang gitu,” aku Wahyu. Wahyu bertekad akan menjadi anak yang rajin Sholat dan berbakti kepada orang tua. Walaupun demikian, ia merupakan salah satu anak yang rajin dan mampu memahami kondisi keluarga. “Saya tahu bahwa waktu itu sangat berguna. Saya ingin membahagiakan orang tua karena orang tua saya tinggal satu, ibu,” ungkap Wahyu dengan sedih yang telah ditinggal ayahnya tiga tahun silam. Ayahnya meninggal karena harus berjuang melawan penyakit diabetes yang dideritanya. Melalui kegiatan pendewasaan berupa ilmu tambahan sebagai bekal untuk menggeluti dunia karir nantinya, ia ingin kepercayaan diri. Ia mengaku merasa kurang percaya diri jika berbicara di depan umum dan merasa masih ada rasa gugup. Dengan bekal sekolah yang dimiliki, Wahyu ingin sekali mencari pekerjaan setelah lulus nanti. Ia ingin membantu ibunya yang kini sebagai tulang punggung keluarga. “Saya pengen cari kerja dan bantu mama. Kasihan mama jam dua sudah bangun demi anak-anaknya kerja keras sendirian,” ungkap Wahyu bertekad. Ibu Wahyu berjualan nasi uduk setiap pagi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan pendidikan anak-anaknya. Wahyu juga merupakan anak yang rajin dan berbakti kepada orang tua. Setiap hari, ia bangun jam empat pagi untuk Sholat dan membantu ibunya menyiapkan barang dagangan. Setelah semua siap, Wahyu beranjak ke sekolah untuk menuntut ilmu. Harapan seorang anak yang ingin membahagiakan orangtua dan keluarga tentunya akan tercapai bila diiringi dengan tekad yang kuat salah satunya yang dimiliki oleh Wahyu. | |||