Membangkitkan Ikrar Luhur
Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Septrias Andrian (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)Dalam kesempatan donor darah ini, selain mendonorkan darah, para relawan dan donor juga berkesempatan menyerahkan celengan bambu mereka yang telah terisi ke Tzu Chi. |
| ||
Untuk ketiga kalinya dalam tahun 2011, Tzu Chi Perwakilan Sinarmas mengadakan bakti sosial donor darah di Plaza BII, Thamrin pada tanggal 16 November 2011. Berbagai persiapan telah dilakukan selama 1 minggu sebelumnya agar kenyamanan bagi donor dan relawan dapat terealisasi dengan baik. Tzu Chi perwakilan Sinarmas mengajak karyawan Sinarmas Agribusiness untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan cinta kasihnya melalui kegiatan ini. Berita cinta kasih mengenai aktivitas donor darah membuat para karyawan Sinarmas di Plaza BII dan lainnya bersemangat untuk ikut ambil bagian. Ketika pendaftaran dibuka pada pukul 8 pagi, antrian para donor sudah memenuhi Ruang Narwastu, tempat diadakannya kegiatan donor darah ini. Telah terdaftar sebanyak 320 donor dalam waktu 1 jam sejak dibukanya pendaftaran. Pada acara donor darah sebelumnya (bulan Juli 2011), antrian panjang tak dapat dihindarkan. Namun, ada yang berbeda dengan donor darah kali ini, yaitu dengan integritas tinggi para donor ditanamkan nilai-nilai sikap positif dalam mengantri. Baik donor maupun relawan, berkomitmen untuk menjadikan acara donor darah ini selalu lebih baik dari sebelumnya dan dengan perbaikan yang berkelanjutan, hampir tidak ada antrian yang berarti. Ini berkat ide-ide inovatif yang muncul ketika pembuatan alur dilakukan pada saat persiapan. Inovasi inilah yang membuat alur kegiatan donor darah menjadi baik sehingga para donor dapat menghayati tayangan cinta kasih melalui video yang diputar berupa kisah para penerima bantuan, kisah Tzu Chi dan lagu-lagu cinta kasih seperti “Senyuman Terindah” , “Satu Keluarga” , dan lain-lain.
Keterangan :
Pendonor cinta kasih datang dari berbagai kalangan, baik itu dari tingkatan karyawan, security guard, cleaning service, sampai pejabat setempat. Misalnya Yusuf, yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 15 kali. “Sebelum saya menjadi donor tetap di kegiatan donor darah Tzu Chi ini, saya juga sudah sering donor langsung di PMI. Karena kegiatan ini rutin dilakukan di gedung tempat saya bekerja, rutinitas penyumbangan ini pun jadi lebih mudah. Saya yakin bahwa dengan menyumbangkan darah, semua pihak mendapat keuntungan. Darah saya bisa digunakan oleh yang membutuhkan, para relawan pun di sini senang karena banyak donor yang datang, saya pun senang bisa bermanfaat bagi orang lain. Badan saya pun dapat dikontrol dengan lebih mudah. Jika saya sehat, tentu tolok ukurnya saya boleh mendonorkan darah dan sampai saat ini pun, saya masih boleh menjadi pendonor,” ucapnya. Hati yang riang pun terpulas di wajahnya. “Saya selalu menantikan kegiatan donor darah ini. Rasanya badan saya pun memintanya dengan sendiri,” lanjutnya sebelum kemudian mendonorkan darahnya sambil memeluk sebuah celengan bambu yang telah diambilnya sebelum mendaftarkan namanya sebagai donor darah. “Celengan ini buat anak saya. Saya mengajarkan anak saya untuk turut menyumbang kepada Tzu Chi walau sedikit demi sedikit, karena seperti yang saya lihat di video yang diputar saat donor darah, atau buletin yang saya baca, donasi itu walau sedikit, bisa dipakai untuk menolong orang sakit untuk operasi,” sahutnya. Melihat lokasi pengembalian celengan bambu yang sama dengan lokasi kegiatan donor darah, membuat minat para calon donor meningkat sebelum mereka mendonorkan darahnya. Salah seorang pendonor bertanya mengenai celengan yang dibawa donatur, “Apa sih itu?” tanya Benny, salah satu staf perusahaan asing di Plaza BII yang kemudian tertarik untuk mengambil satu buah celengan bambu. Saya menjelaskan, “Tzu Chi bermula dari 30 orang ibu rumah tangga yang mengumpulkan donasi dalam bentuk celengan bambu yang tiap harinya dimasukkan sebagian kecil uang belanja mereka. Dari uang belanja itulah sekarang Tzu Chi sudah berkembang di 52 negara dan banyak orang sakit yang telah dibantu dan sembuh.” Donor darah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan, begitu pula dengan pengembalian celengan bambu, seperti Shadiq, relawan Tzu Chi yang turut menyumbangkan tenaga, pikiran dan darahnya. Dari 320 nomor donor yang mendaftar, 301 orang dinyatakan dapat mendonorkan darahnya. Semoga cinta kasih yang kecil dari sebuah tetesan darah dapat sampai kepada yang membutuhkan dan sebuah niat baik yang ditanam setiap hari dapat sampai mengobati pasien maupun menamatkan pendidikan sampai jenjang SMA bagi para anak asuh. Inilah bukti dalam membangkitkan ikrar luhur untuk memberi teladan bagi semua makhluk yang diterapkan dalam tindakan nyata pada kegiatan donor darah dan pengembalian celengan bambu tersebut.
| |||
Artikel Terkait
Merayakan Waisak Bersama di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang
29 Mei 2024Lobi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang pagi itu ramai dengan adanya Waisak Bersama yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Singkawang.
Jejak Langkah Pertama Tzu Chi di Singaraja
02 Oktober 2017Minggu, 1 Oktober 2017, sebanyak 40 orang relawan Tzu Chi Bali melakukan survei dan memberikan bantuan kepada para pengungsi di 4 (empat) desa: Les, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok yang berada di Kecamatan Tedjakula, Kab. Buleleng, Bali. Bantuan yang diberikan berupa 50 buah kipas angin, 150 dus air mineral, 100 boks snack, 10 boks masker, baju layak pakai, dan juga sayur-mayur.