Membangkitkan Rasa Empati dalam Menyalurkan bantuan
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoSembari menyalurkan bantuan dan melakukan peninjauan lokasi pembagian kupon cinta kasih, relawan Tzu Chi berinteraksi dengan warga.
"Hari ini para relawan sedang membagikan kupon cinta kasih ke enam titik pembagian kupon," ujar Joe Riadi, ketua Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia saat memantau lokasi pembagian kupon pada 9 Mei 2015 di wilayah Maheswori, Nepal. Kupon ini dapat digunakan oleh para warga untuk ditukarkan barang bantuan berupa sembako dan hygiene pack.
Tim relawan Tzu Chi juga bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam penyebaran informasi mengenai penyaluran kupon bantuan ini. “Umumnya kalau ada kegiatan tanggap darurat, kita akan lapor ke pemerintah setempat karena pemerintah yang tahu lokasi mana yang butuh bantuan. Selain pemerintah, kita juga kerja sama dengan tentara dalam hal pengamanan supaya lebih lancar kegiatannya,” tambah Joe yang juga akrab disapa Ayau itu.
Relawan Tzu Chi berencana menyalurkan bantuan ke berbagai titik dan dalam hal ini mereka bekerja sama dengan pihak pemerintah.
Menggandeng pemerintah setempat memang ditujukan menjangkau korban gempa yang memiliki keterbatasan akses. Pemerintah dalam hal ini dapat menempel pengumuman di titik-titik yang ramai dikunjungi warga sehingga mereka dapat mengetahui penyaluran bantuan dari Tzu Chi dan menuju titik pembagian kupon cinta kasih. Rencananya sebanyak 2.880 paket sembako dan hygiene pack akan dibagikan pada Minggu, 10 Mei 2015. "Kita percayakan cara pembagian kupon kepada mereka tapi dalam pelaksanaannya kita kontrol lagi di lapangan apakah mereka benar-benar menjalankan prosedurnya dan ternyata ketika di-cek mereka membagikan kupon dengan jujur," pungkas Joe.
Membantu Sesama dengan Penuh Cinta Kasih
Pukul 12.00 waktu setempat, hujan lebat mendera Kota Bhaktapur. Akibat hujan ini, dan minimnya saluran irigasi di lokasi pengungsian, banjir pun tak terelakkan. Beberapa pengungsi kembali mengungsi. Mereka tidak menduga akan datangnya banjir sehingga tidak ada antisipasi awal.
Pihak pemerintah membantu mensosialisasikan mengenai bantuan yang akan disalurkan oleh Tzu Chi melalui papan pengumuman yang ditempel di tempat-tempat yang dilintasi khalayak ramai.
Meski begitu, di antara pengungsi ada seorang gadis berusia 16 tahun yang mengajak teman-temannya untuk bersama-sama menguras air banjir yang merangsek ke dalam tenda. Namanya Sunita Twanabasu. Saat ditemui langsung, Sunita menuturkan dia merasa bersyukur atas tenda pemberian Tzu Chi yang dia tinggali bersama kedua orang tuanya. Namun, karena banjir melanda pengungsian ini, tendanya tak luput dari genangan. “Sebagai orang Nepal kami memiliki budaya untuk saling tolong menolong karena kita tinggal di masyarakat yang sama. Tidak pandang kamu orang Nepal atau bukan,” pungkas Sunita. Sunita bersama 15 orang temannya berhasil membersihkan lima tenda dengan bahu membahu. “Di sini tidak ada instruksi untuk membersihkan air jadi kami berinisiatif untuk membersihkan sendiri. Supaya tenda dapat digunakan kembali orang-orang di pengungsian,” tambah Sunita yang masih dalam suasana duka karena kehilangan neneknya akibat gempa 25 April lalu.
Sunita Twanabasu, gadis berusia 16 tahun berinisiatif membersihkan tenda yang digenangi banjir akibat hujan deras yang mendera Maheswori.
Sunita mengaku bersyukur dapat ikut membantu orang lain. Baginya relawan Tzu Chi menjadi salah satu inspirasinya untuk ikut meringankan penderitaan orang-orang di sekitarnya. “Terima kasih telah memberikan tempat tinggal sementara yang sangat layak huni kepada kami. Terima kasih kepada seluruh relawan yang membantu,” tutupnya.