Membangkitkan Rasa Kekeluargaan dan Cinta Kasih Melalui Kunjungan Kasih

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan)

Koordinator Kunjungan Kasih, Tony Honkley, memberikan pengarahan kepada relawan dan Xiao Pu Sa sebelum berkunjung ke rumah penerima bantuan.

Minggu, 9 Oktober 2022, Kelas Kata Perenungan Tzu Chi Medan Mandala mengadakan kegiatan outdoor berupa kunjungan kasih ke rumah gan en hu (penerima bantuan) Tzu Chi Medan. Sebanyak 15 relawan dan 11 Xiao Pu Sa (siswa) ambil bagian dalam kegiatan ini. Kunjungan kasih ini merupakan kegiatan outdoor pertama sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Walaupun cuaca Minggu pagi hari itu agak mendung, tapi tidak menyurutkan semangat para relawan dan Xiao Pu Sa. Pukul 08.30 WIB para relawan dan Xiao Pu Sa berkumpul di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala, kemudian dibagi menjadi 4 kelompok, dengan setiap kelompok mengunjungi satu penerima bantuan. Sebelum berangkat, para relawan dan Xiao Pu Sa mendapatkan pengarahan oleh koordinator kegiatan tentang apa yang harus diperhatikan selama kunjungan berlangsung dan apa yang tidak boleh dilakukan saat di rumah penerima bantuan. Keempat kelompok tersebut bergerak serentak pada pukul 09.30 WIB dan berkumpul kembali di depo pukul 10.30 WIB.

Gan en hu Lim Chai Cen menyambut kunjungan relawan Paulia, Elena, serta Oliver dan Regina dari kelompok 1.

Tony Honkley, Koordinator Kegiatan kunjungan kasih menyatakan makna dan tujuan diadakannya kegiatan kunjungan kasih adalah agar para Xiao Pu Sa bisa lebih merasakan dan melihat sendiri kisah atau cerita di setiap keluarga yang berkesusahan sehingga mengerti arti bersyukur.

Tony menilai para relawan dan Xiao Pu Sa pun sangat antusias mengikuti kunjungan kasih, semuanya merasa bahagia karena dapat melakukan kunjungan kasih dan ada juga yang merasa sedih melihat kisah hidup para penerima bantuan. Oleh karena itu, kegiatan kunjungan kasih akan diadakan lagi secara berkala, dengan harapan siswa Kelas Kata Perenungan dapat menumbuhkan cinta kasih dan memahami arti bersyukur dalam kehidupan mereka.

Rasa Haru dan Cinta Kasih yang Terasah
Hal itulah yang dirasakan oleh relawan dan Xiao Pu Sa. “Saya merasa kasihan melihat Oma Paulina hidup sebatang kara di usia yang sudah lanjut,” ujar Jovelyn Hutama, yang sudah tiga tahun bergabung di Kelas Kata Perenungan.

Relawan Marliani Tjula, Amei Tio, Robby MH, serta Darren, Evelyn, dan Jovelyn dari kelompok 2 menyerahkan suvenir kepada Oma Paulina.

Oma Paulina adalah salah satu gan en hu yang saat ini menginjak usia 86 tahun dan mendapat bantuan rutin dari Tzu Chi Medan berupa santunan bulanan. Ia tidak berkeluarga dan tinggal sebatang kara di rumah peninggalan orang tua. Satu-satunya keluarga dekat adalah kakak perempuan yang kini tinggal di Belanda. Sementara itu kondinya tidak beruntung karena sudah tidak mampu berjalan disebabkan oleh kaki yang lemah dimakan usia.

Selain mengobrol, mereka mengajak Oma Paulina bernyanyi lagu Satu Keluarga dan mempraktikkan gerakan isyarat tangan lagu tersebut dan terakhir memberikan suvenir untuk Oma Paulina.

James dan Mieko dari kelompok 3 sedang berbincang dengan Johan yang ditemani anaknya.

Selain Jovelyn Hutama ada pula Regina Honkley yang merasa sedih melihat penderitaan orang lain dan melihat betapa susahnya mencari uang untuk kebutuhan hidup. Dari sana ia merasa bersyukur karena keadaannya sendiri yang penuh berkah. “Bahagia melihat para relawan dan Xiao Pu Sa yang lain sangat bersemangat dan happy setelah melakukan kunjungan,” kata Regina. Sama dengan Jovelyn, Regina juga ingin ikut kunjungan kasih lagi, karena bisa saling sharing dengan penerima bantuan dan merupakan sukacita tersendiri dapat bertemu dengan penerima bantuan dan berbagi kebahagiaan dengan mereka. 

Bukan hanya Xiao Pu Sa, para relawan pendamping pun merasakan hal serupa seperti apa yang diungkapkan oleh William Tandeas. “Tentunya sangat senang dan bahagia bisa melihat Xiao Pu Sa turut berpartisipasi dalam kunjungan kasih, karena diperlukan inisiatif dan komitmen dari dalam hati yang paling dalam untuk bisa dan mau ikut kegiatan ini,” kata William.

Elena, Paulia, Budiman, dan Regina, serta James dari kelompok 3 sedang sharing kesan dan perasaannya setelah selesai melakukan Kunjungan Kasih.

William merasa bangga ada Xiao Pu Sa ikut menjadi saksi melihat orang yang jauh lebih menderita dibandingkan dengan orang yang masih beruntung, agar bisa menjadi pedoman hidup untuk hidup lebih bersyukur. Dalam kegiatan ini, timbul perasaan sedih dalam hati William, tapi juga ada perasaan bahagia ketika melihat semangat hidup Seorang ibu penerima bantuan yang mulai dari usia 17 tahun mengalami kecelakaan saat bermain wahana flying fox. Hingga sekarang telah berusia 33 tahun, ia tidak pernah berputus asa demi untuk merawat dirinya untuk sembuh dan normal kembali, yaitu dengan mencari pengobatan alternatif dan merawat dua anaknya dengan sebaik-baiknya.

William sangat bersemangat untuk ikut kunjungan kasih lagi karena di sini lah wadah belajar untuk mengasah hati dan pikiran. Melalui kegiatan ini pula, ia bisa memberikan dukungan dan penghiburan bagi orang yang kurang beruntung agar hidup mereka jauh lebih berarti seperti layaknya orang normal.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Komunikasi Harmonis dalam Keluarga

Komunikasi Harmonis dalam Keluarga

16 Maret 2015 Selain itu, dalam acara ini juga ditampilkan ilustrasi seorang anak yang tega menelantarkan orang tua mereka sendiri yang sudah tidak berdaya dimakan usia dan terjangkit berbagai penyakit. Melalui ilustrasi ini, para orang tua dan anak-anak diajak kembali mengakrabkan diri masing-masing, meluangkan waktu kebersamaan lebih erat lagi satu sama lain dalam suasana  yang lebih kekeluargaan, lebih rukun, lebih harmonis.
Harunya Momen Perayaan Hari Ibu

Harunya Momen Perayaan Hari Ibu

26 Januari 2023

Kelas Budi Pekerti Tzu Chi memperingati Hari Ibu yang diadakan Minggu, 15 Januari 2023 bertempat di Aula Jing Si lantai 2. Momen Hari Ibu ini bukan hanya bakti seorang anak kepada orang tua, tapi orang tua dan anak dapat saling mencurahkan isi hatinya.

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti: Memberikan Hasil yang Maksimal

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti: Memberikan Hasil yang Maksimal

09 November 2015

Sepuluh tahun Kelas Budi Pekerti Tzu Chi telah membentuk kepribadian yang baik pada anak didiknya. Sebagai wujud rasa syukur, relawan Tzu Chi memperingati satu dekade perjalanan kelas budi pekerti dengan mengadakan pementasan isyarat tangan dan pementasan drama. Ini juga menjadi acara puncak menutup kelas budi pekerti di tahun 2015 pada tanggal 25 Oktober 2015. Pada acara ini dihadiri oleh 450 tamu undangan.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -