Membangkitkan Semangat Bersumbangsih
Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya) * Relawan Tzu Chi Surabaya mengunjungi Salbiah (80) yang hidup menjanda bersama 7 orang anaknya. Salbiah memiliki seorang anak yang sakit dan tidak bisa beraktivitas. Tzu Chi memberikan bantuan kebutuhan hidup setiap bulan padanya. | Mendung berwarna abu-abu tampak menggelayut di langit kota Surabaya. Musim hujan di bulan Februari yang sedang mencapai puncaknya, membuat kota Surabaya yang biasanya panas menjadi sejuk dan dingin. Namun cuaca yang kurang mendukung ini tak menyurutkan langkah relawan Tzu Chi Surabaya untuk terus bekerja untuk kemanusiaan. Relawan Tzu Chi Surabaya dari Xie Li 5 melakukan kunjungan kasih terhadap pasien-pasien kasus yang ditangani Tzu Chi di daerah Wonokromo, yang merupakan salah satu kantong kemiskinan di Surabaya. Ada beberapa orang yang mendapat bantuan dari Tzu Chi dan tinggal di kawasan ini, termasuk seorang ibu bernama Salbiah yang sudah berumur 80 tahun. |
Salbiah yang sudah menjanda sejak tahun 1970-an ini hidup bersama 7 orang anak laki-lakinya yang kebanyakan bekerja sebagai penarik becak. Hanya 4 anaknya yang berkeluarga, dan sisanya hidup membujang. Mereka semua hidup bersama di sebuah rumah kontrakan yang sederhana yang disewa dengan harga murah atas kemurahan hati pemiliknya. Saat ditemui, tampak ruang tamu keluarga ini sedang dalam keadaan berantakan. “Ini anak saya sedang memperbaiki atap rumah. Kemarin saat hujan deras, atapnya jebol sehingga membanjiri dalam rumah,” kata Salbiah. Tampak anak-anaknya sedang naik ke atap rumah memperbaiki genteng yang rusak. Meskipun sudah terbiasa hidup kesusahan, namun ibu ini tetap tampak awet muda dan segar dibanding wanita seusianya. Namun ada satu hal yang agak membebani pikirannya, yaitu salah satu anaknya yang sedang sakit dan hanya bisa terbaring saja. “Tidak ada biaya untuk berobat, jadi dia hanya bisa berbaring di lantai saja,” ungkap Salbiah sedih. Setelah seorang relawan mengetahui keadaan keluarga ini, maka relawan segera menyurvei dan dari hasil survei itu, diputuskan untuk memberi bantuan kepada Salbiah dan keluarganya dengan bantuan kebutuhan hidup. Becky Chiang, relawan Tzu Chi Surabaya pun ditunjuk sebagai penanggung jawab kasus ini. Bersama-sama relawan Xie Li 5 lainnya, setiap bulan Becky mengunjungi keluarga ini Ket : - Meski sudah berusia lanjut, Salbiah dan dua penerima bantuan Tzu Chi masih bersemangat untuk menjadi Selain memberikan bantuan sembako, Becky Chiang juga memperkenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada keluarga ini. “Saya juga mengenalkan program daur ulang Tzu Chi dan mencoba mengajak mereka (Salbiah dan anak-anaknya-red) untuk menjadi relawan daur ulang,” tambah Becky Chiang. Pengenalan terhadap Tzu Chi dan program daur ulangnya ini juga dilakukan kepada penerima bantuan yang lain dan hasilnya mereka tampak antusias. Salbiah dan 3 ibu yang lain pun bergabung setiap satu bulan sekali menjadi relawan daur ulang Tzu Chi. Meskipun sudah berusia lanjut, namun mereka tetap bersemangat untuk ikut bersama Tzu Chi melestarikan lingkungan. Semoga semangat ini turut membangkitkan penerima bantuan yang lain untuk turut serta membantu sesama yang kurang beruntung. | |
Artikel Terkait
Berbagi Kehangatan Kasih Sayang
15 Januari 2014 Hal ini sekiranya dapat dimengerti oleh setiap relawan Tzu Chi Bali karena ini merupakan kali pertama relawan Tzu Chi berkunjung ke Panti Sosial Tresna Werdha yang berlokasi di Denpasar.Hari Kelulusan TK Tzu Chi Indonesia
10 Juni 2014Upacara kelulusan TK Sekolah Tzu Chi ini diwarnai oleh tawa ceria para siswa yang juga menampilkan berbagai pertunjukan mulai dari nyanyian hingga tarian daerah. Tema From Nothing to Something yang diangkat dilatarbelakangi oleh kisah dalam sebuah buku berjudul The Very Hungry Caterpilar.