Membangun Benih-benih Tzu Ching
Jurnalis : Agustina (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang)Pelajaran berharga yang didapat oleh Erwin Shixiong (seragam abu putih), Margaretta Shijie (seragam abu putih), Nicholas Shixiong (seragam abu putih) dan Laurentcia Shijie (seragam Tzu Shao) sebagai pemegang tongkat estafet pertama dari kota Palembang.
“Segala hal terasa sulit untuk dilakukan jika kita tidak bersedia menggerakkan tangan berbuat sesuatu. Selama berniat untuk melakukan sesuatu, gurun pasir sekalipun dapat berubah menjadi oase.“ (Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Tzu Chi Da Zhuan Ching Nian Lian Yi Hui (Tzu Ching) adalah perkumpulan muda-mudi mahasiswa Tzu Chi yang memiliki tujuan menumbuhkan pengetahuan nurani, meningkatkan kemampuan nurani, dan membina pemuda masa kini. Untuk terus menumbuhkan benih-benih Tzu Ching Indonesia, maka diadakan kamp setiap tahunnya. Tzu Ching Camp kali ini dilaksanakan pada tanggal 5-7 september 2014 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara yang dihadiri oleh perwakilan kantor penghubung masing-masing.
Setelah mengikuti kamp pengurus Tzu Ching, Tzu Chi Kantor Penghubung Palembang termotivasi untuk mengalang hati membentuk Tzu Ching serta menjalankan misi-misi Tzu Chi dalam membantu sesama. Selain dapat menjalin persahabatan dengan Tzu Ching dari berbagai kota, banyak pula pelajaran berharga yang didapat oleh Erwin Shixiong, Nicholas Shixiong, Laurentcia Shijie, dan Margaretta Shijie sebagai pemegang tongkat estafet pertama dari kota Palembang. Hal inilah yang membuat mereka dengan niat tulus dan bersemangat untuk mengenalkan Tzu Ching di Bumi Sriwijaya ini. Maka untuk pertama kalinya diadakanlah sosialisasi Tzu Ching pada tanggal 2 Oktober 2014.
Herman The, Ketua Tzu Chi Palembang menjelaskan tentang biografi Master Cheng Yen, sejarah dan visi misi Tzu Chi yang harus kita ketahui sebagai bagaian dari keluarga Tzu Chi.
Jalinan jodoh yang baik membuat salah satu Tzu Ching Bandung, Intan Shijie datang berkunjung dan membantu memberi arahan dalam pembentukan Tzu Ching Palembang. Ia masih menyelesaikan pendidikan di Bandung, namun sekarang sudah menetap di Palembang. Sambutan hangat pun ia terima dengan sukacita, tak lupa ia berbagi kepada para relawan mengenai kegiatan selama bergabung dalam Tzu Ching Bandung. Tak hanya itu, Intan Shijie tanpa ragu mau turut bersumbangsih dengan menjadi MC dalam sosialisasi ini. Ia pun menyarankan membuat tanda kasih berupa gantungan boneka Tzu Ching yang terbuat dari kain flanel yang dijahit dengan tangan-tangan indah mereka sendiri.
Sosialisasi yang dipandu oleh Laurentcia Shijie dan Intan Shijie ini di mulai pukul 19.30 WIB di Aula Tzu Chi lantai 4 Palembang. Acara diawali oleh Herman The Shixiong yang menjelaskan tentang biografi Master Chen Yen, sejarah dan visi misi Tzu Chi. Kemudian dilanjutkan dengan Mars Tzu Ching secara bersama-sama oleh Erwin Shixiong, Nicholas Shixiong, Intan Shijie, Margaretta Shijie, dan Laurentcia Shijie yang tanpa ragu diikuti oleh para peserta. Sebanyak 48 peserta yang hadir dengan antusias mendengarkan penjelasan mengenai Tzu Ching yang dibawakan oleh Erwin Shixiong. “Hal yang memotivasi saya untuk ingin terus bersumbangsih di Tzu Chi dan juga berani mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan Tzu Ching di kota Palembang, karena saya telah menemukan ladang yang subur di sini, di mana saat kita menanam benih kebajikan buah yang akan kita dapat pun akan semakin baik,” ungkapnya. “Karena itu, saya ingin berbagi kepada para muda-mudi bahwa disini ada sebuah ladang yang subur untuk kita semua. Mari kita bersama-sama menanam benih kebajikan disini” tambahnya dengan penuh semangat.
Sebanyak 48 peserta hadir dalam kegiatan sosialisasi Tzu Chi. Mereka antusias dan bersukacita dalam mengikuti kegiatan ini karena dapat mengenal lebih dalam mengenai dunia Tzu Chi.
Dalam sesi sharing, Sharif Dayan Shixiong turut berbagi, “Kesempatan hanya datang satu kali mari gunakan kesempatan ini agar dapat menjadi contoh untuk anak-anak kita nanti dan tentunya kita harus mengenal hal-hal baik sewaktu muda. Seperti halnya baja yang masih panas akan mudah untuk di bentuk, kalau sudah dingin akan sulit dibentuk. Sama halnya dalam membantu menyelamatkan semua makhluk dimulai dari usia dini”.
Intan Shijie selalu membantu dan memotivasi Tzu Ching Palembang untuk terus maju dalam menggalang hati Boddhisatwa karena banyak manfaat yang didapat setelah bergabung dan bersumbangsih bersama Tzu Chi.
Selaku MC, Intan Shijie juga tidak mau melewatkan kesempatan untuk berbagi bersama peserta. “Awal mengenal Tzu Chi waktu SMA, pernah ikut sosialisasi di Hotel Wisata, terus papa dan mama juga suka nonton drama di DAAI TV. Jadi menggugah hati pengen juga bisa pakai seragam dan turut bersumbangsih. Kebetulan kuliah di Bandung, di sana ada Tzu Ching lalu ikut gabung sekitar tahun 2011. Intan yang sekarang bukan Intan yang dulu, banyak perubahan positif yang aku rasakan, jadi pengen berkontribusi lebih aktif lagi,” ungkapnya dengan bahagia.
Laurentcia Shijie yang lebih akrab di sapa Cici juga menceritakan pengalaman yang sama. “Aku sudah jatuh cinta sama Tzu Chi, apalagi akan dibentuk Tzu Ching rasanya senang jadi kayak ada wadah khusus buat yang muda-mudi dengan harapan biar banyak yang bergabung jadi bisa terasa kekeluargaannya, lebih akrab dan kreatif karena kita masih butuh banyak pelajaran dan bantuan dari orang lain sehingga dapat membantu sesama. Di sini juga kita harus belajar agar tidak merasa diri paling hebat karena di atas langit masih ada langit.” Cici termasuk relawan yang aktif, ramah dan ceria. Salah satu dampak positif setelah mengikuti kamp, ia bertekad untuk bervegetarian yang merupakan salah satu sila Tzu Chi. demikian juga Margaretta Shijie, ia pun bertekad mengikuti Xun Fa Xiang setiap hari dan berusaha untuk bervegetarian.
Dengan penuh kesabaran relawan dan Tzu Chi saling bahu membahu dalam pembuatan Planel sepasang gantungan boneka Tzu Ching sebagai tanda kasih atas kehadiran para peserta pada tanggal 2 oktober 2014.
Mondro Shixiong yang baru pertama kali ikut sosialisasi juga mengungkapkan, “Sudah tau tentang Tzu Chi waktu operasi katarak. Selagi masih muda kita harus berusaha dan jangan mengatakan bahwa itu sulit padahal belum melakukan sesuatu. Mungkin pola pikir kita berbeda, tetapi kita bisa menyatukan dengan cara bersumbangsih bersama dari hal kecil menjadi besar”. Inilah yang membuat ia termotivasi untuk segera mendaftarkan diri sebagai anggota Tzu Ching.
Acara berakhir pukul 21.30 WIB dengan menyaksikan kilas balik Tzu Chi Palembang dari awal tahun sampai dengan bulan Agustus 2014. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Ucapan terima kasih adalah bahasa terindah di dunia, juga merupakan sikap yang paling tulus dalam menjalin hubungan di antara sesama”, maka pada sosialisasi ini kami mengucapakan rasa terima kasih kepada semua peserta yang telah hadir, sembari memberikan gantungan boneka Tzu Ching sebagai tanda kasih. “Gantungan ini dibuat dengan harapan sebanyak gantungan boneka Tzu Ching ini di bagikan, sebanyak itu lah para insan baru dapat tergalang hatinya untuk bergabung bersama dalam pembentukan Tzu Ching di kota Palembang,” ungkap Erwin Shixiong, koordinator Tzu Ching.
Artikel Terkait
Sosialisasi Tzu Ching Batam
10 November 2011 Penjelasan dari Budi Shixiong seakan membuat teman-teman yang hadir memiliki rasa penasaran dan ingin tahu yang mendalam tentang Tzu Chi dan kenapa bisa ada Tzu Ching. Rasa penasaran itu pun terjawab setelah David dan Santoso menjelaskan apa itu Tzu Ching dan bagaimana sejarahnya.Membangun Benih-benih Tzu Ching
17 Oktober 2014Hal inilah yang membuat mereka dengan niat tulus dan bersemangat untuk mengenalkan Tzu Ching di Bumi Sriwijaya ini. Maka untuk pertama kalinya diadakanlah sosialisasi Tzu Ching pada tanggal 2 Oktober 2014.