Membangun dengan Hati

Jurnalis : Sutar Soemithra , Fotografer : Sutar Soemithra
 
foto

Penerapan budaya humanis di lokasi pembangunan Aula Jing Si akan dapat mendorong para pekerja pembangunan bekerja dengan hati sehingga bisa menghasilkan bangunan yang terbaik.

Asrul Sani, wakil manajer proyek memberi kode. Para pekerja pembangunan Aula Jing Si kemudian menghentikan aktivitas masing-masing melihat kode tersebut, terlebih ketika genset juga dimatikan. Matahari kemerahan hampir tertelan ufuk barat. Pukul 6 sore. Mereka kemudian bergegas menuju bedeng. “Saya pesan sesudah makan jangan ngerokok ya. Ditahan ya,” kata Aliong, manajer proyek berpesan kepada para pekerja. Tidak lama, mereka kemudian menuju kantin di lokasi pembangunan Aula Jing Si.

Belajar Disiplin
Relawan Tzu Chi yang telah menunggu mengarahkan para pekerja tersebut untuk membentuk 2 baris. Relawan yang lain berbaris di depan pintu masuk sambil menyanyikan lagu-lagu selamat datang. Para pekerja memasuki ruangan secara tertib, kemudian duduk di kursi-kursi plastik yang telah tertata rapi. Kursi-kursi tersebut diapit oleh deretan sajian makan malam vegetarian di bagian belakang dan layar proyektor di bagian depan. Proyektor yang disorotkan ke dinding tersebut tak lama kemudian menampilkan presentasi yang menjelaskan siapa dan apa itu Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Pekerja pembangunan berbaris rapi saat memasuki ruang acara ramah tamah. Berbaris rapi adalah budaya
            yang jarang mereka lakukan, terlebih ketika berada di lokasi proyek yang lingkungannya keras. (kiri)
         - Awalnya para pekerja malu-malu mengikuti gerakan isyarat tangan Satu Keluarga yang diperagakan relawan
           Tzu Chi, namun suasana kemudian cair setelah mereka berdiri. (kanan)

Jumat malam, 31 Juli 2009 itu sekitar 220 pekerja pembangunan Aula Jing Si untuk pertama kalinya dijamu makan malam oleh Tzu Chi sekaligus memperkenalkan Tzu Chi kepada mereka. Menurut relawan Tzu Chi yang bertanggung jawab dalam penerapan budaya humanis di lokasi proyek, Alwin Scarp Leonardi, acara ramah tamah seperti ini akan dilakukan secara rutin tiap Jumat malam hingga sebelum lebaran. Pada saat bulan puasa nanti sekaligus diadakan buka puasa bersama. Setelah lebaran, pengenalan Tzu Chi rencananya akan dilakukan setiap Senin hingga Jumat pada saat makan siang. “Semua (isi sosialisasi) tentang budaya humanis Tzu Chi,” terang Alwin. Relawan yang bertugas bergiliran tiap He Qi. Malam itu ada sekitar 50 relawan He Qi Utara yang mendapat giliran pertama.

Para pekerja pembangunan tidak hanya menikmati makan malam dan menyimak penjelasan tentang Tzu Chi, namun yang lebih penting adalah mereka langsung mempraktikkan budaya humanis. Sejak pertama masuk ruang acara, mereka dibantu relawan Tzu Chi untuk berbaris rapi. Begitu juga ketika mengambil makanan, mereka berbaris rapi mengantri per baris. Usai makan pun, mereka masih harus berbaris rapi mengantri untuk mencuci alat makan sendiri. “Itu sangat bagus, secara tidak langsung mengajari kita disiplin,” kesan Denny yang biasa bekerja di bagian kebersihan. Setelah mengikuti acara itu, badan yang capek seharian mengerjakan proyek pembangunan Aula Jing Si menjadi hilang. “(Saya) jadi rileks. Pikiran jadi nggak terlalu beku,” ujarnya.

Denda untuk yang Merokok
Di lokasi proyek juga diterapkan sejumlah aturan bagi para pekerja untuk melatih kedisiplinan dan memperlancar proses kerja. “Tidak boleh judi, tidak merokok, bicara dengan lembut, sampah tidak boleh buang sembarangan, dan jaga keselamatan. Itu yang paling penting,” jelas Alwin. Bahkan jika ada yang tertangkap basah merokok, ia akan kena denda Rp 100 ribu. Aturan tersebut hanya berlaku di lingkungan proyek.

Relawan Tzu Chi menyadari tidak mudah untuk membuat para pekerja terbiasa dengan budaya tertib dan disiplin, terlebih mereka terbiasa berada dalam lingkungan proyek yang keras. “Kita usahakan semuanya secara lemah lembut. Kita yakin bisa dan mampu dampingi mereka,” ucap Alwin yakin. Relawan juga bekerjasama dengan kontraktor untuk menyosialisasikan budaya tersebut. Setiap Kamis mereka mengadakan rapat dengan kontraktor. Di sela rapat diputar video-video tentang kegiatan Tzu Chi agar kontraktor memahami Tzu Chi. Bahkan, kontraktor yang terdiri dari arsitek dan insinyur sipil pernah berkunjung ke Hualien, Taiwan bertemu Master Cheng Yen dan untuk lebih mengenali bangunan Tzu Chi. Setiap bangunan Tzu Chi memiliki standar yang tinggi dalam hal kualitas bangunan dan keramahan terhadap lingkungan.

foto  foto

Ket : - Usai relawan memeragakan isyarat tangan, beberapa pekerja minta diulangi lagi, padahal perut mereka
           sudah sangat lapar setelah seharian bekerja keras di lokasi proyek. (kiri)
         - Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada
            Aliong dan Asrul Sani, dua manajer proyek pembangunan. (kanan)

Pengerjaan pembangunan sendiri saat ini lebih banyak di bagian sayap kiri, terutama bagian-bagian yang tertanam di tanah seperti unit pengolahan limbah dan unit pengolahan air. “Sekarang masih yang bersifat penting,” jelas Gladwin, kepala proyek pembangunan.

Gladwin sangat setuju dengan pemberlakuan budaya tertib di lingkungan proyek karena dapat memperlancar proses kerja. Ia mencontohkan, kebiasaan merokok di lokasi proyek bisa membahayakan diri pekerja dan juga membuat jalannya proses kerja menjadi tidak efektif. Begitu juga dengan kebersihan. Untuk menghasilkan kualitas bangunan yang baik, lokasi pembangunan harus bersih, karenanya ia menegaskan, “Semua (lokasi pembangunan) harus bersih sebelum kerja.”

Relawan Tzu Chi berharap perhatian mereka terhadap para pekerja dan pemberlakuan budaya humanis akan membuat para pekerja pembangunan Aula Jing Si bisa bekerja dengan hati. “Semoga mereka merasakan kehangatan dan tata krama untuk menciptakan disiplin yang akan membantu menyucikan hati manusia. Agar mereka merasa memiliki dan terlibat dalam pembangunan (Aula Jing Si),” harap Alwin.

 

 

Artikel Terkait

Suara Kasih:  Mendedikasikan Hidup demi Semua Makhluk

Suara Kasih: Mendedikasikan Hidup demi Semua Makhluk

24 September 2012 Tingkatan Bodhisatwa bisa dicapai oleh orang yang giat melatih diri. Itulah Bodhisatwa. Kebuddhaan juga dicapai oleh manusia. Singkat kata, kita harus memanfaatkan kehidupan kita untuk bersumbangsih bagi semua makhluk.Inilah makna kita datang ke dunia.
Perhatian untuk Korban Sinabung

Perhatian untuk Korban Sinabung

20 September 2013 Ketika terjadi bencana, insan Tzu Chi segera menyusuri tempat-tempat yang terkena bencana untuk berbagi kasih kepada para pengungsi berupa bantuan kebutuhan sehari hari.
Berita Internasional: Sekolah untuk Anak-anak Suriah di Istanbul Menjadi Sekolah Resmi

Berita Internasional: Sekolah untuk Anak-anak Suriah di Istanbul Menjadi Sekolah Resmi

14 Desember 2018
Pada 26 November 2018 lalu, sekolah untuk pengungsi Suriah yang didirikan oleh pemerintah Sultangazi di Turki, guru-guru Suriah, dan Tzu Chi di Istanbul menjadi institusi resmi yang disetujui oleh lembaga pendidikan Amerika.
Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -