Membangun Etika Sejak Dini

Jurnalis : Sunaryo (Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Mieli (Relawan Tanjung Balai Karimun)
 
 

fotoPara Xiao Tai Yang memeragakan isyarat tangan dengan gerakan yang menggemaskan

Pada tanggal 16 Desember 2012 pagi, hujan rintik-rintik membasahi kota Tanjung Balai Karimun. Meski cuaca kurang bersahabat, hal itu tidak menyurutkan niat para murid kelas Xiao Tai Yang untuk datang mengikuti pelajaran budi pekerti. Tepat pukul 9 pagi, acara yang dihadiri oleh lima belas orang relawan, delapan orang Tzu Shao, dan delapan belas murid Xiao Tai Yang dimulai. Kelas budi pekerti pada hari ini bertemakan “etika”. Hal ini didasari oleh kesadaran akan pentingnya penanaman etika kepada setiap orang sedini mungkin, karena etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Di awal kegiatan, para murid membentuk barisan dan mulai memeragakan isyarat tangan. Terlihat salah seorang murid yang masih di bawah umur berusaha mengikuti gerakan isyarat tangan ini dengan lucunya. Melihat tingkah polah ini, semua relawan yang hadir ikut tertawa. Seselesainya peragaan isyarat tangan, setiap murid kembali ke tempat duduk masing-masing dan mulai menempel Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan sharing yang disampaikan oleh Dwi Shixiong yang oleh anak-anak akrab dipanggil dengan sebutan “Dwi Papa”. Dwi membagikan tentang bagaimana menjadi anak yang baik dan bijaksana agar mencapai kebahagiaan. Selain itu, Dwi juga memutarkan film pendek yang juga bertemakan etika. Di film tersebut, membahas tentang karma buruk yang langsung didapat oleh seseorang karena menghina orang lain. Kesimpulannya, etika dan kebijaksanaan bisa membawa kebahagiaan bagi hidup seseorang.

foto   foto

Keterangan :

  • Dwi Shixiong memberikan sharing-nya kepada para murid tentang pentingnya mempunyai etika yang baik (kiri).
  • Tzu Shao menampilkan drama pendek mengenai seorang anak yang sombong dan dijauhi oleh teman-temannya (kanan).

Selanjutnya, giliran Tzu Shao yang menampilkan drama bagi adik-adiknya di Xiao Tai Yang. Drama tersebut mengisahkan tentang seorang anak yang sombong dan tidak punya sopan santun sehingga dijauhi oleh teman-temannya. Di akhir cerita, anak ini akhirnya menyesali perbuatannya dan bertobat. Dari drama ini, para Xiao Tai Yang diharapkan dapat belajar untuk beretika yang baik dan melenyapkan kesombongan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan setiap anak yang ikut bisa menjadi anak yang baik. Di benak mereka ditanamkan pengertian bahwa berbuat kebajikan lebih mudah daripada melakukan perbuatan yang kurang baik. Dengan demikian, diharapkan Xiao Tai Yang dapat lebih sering melakuka kebajikan.

  
 

Artikel Terkait

Kesan Terbaik Saat Mengunjungi Tzu Chi dan Tzu Chi Hospital di Indonesia

Kesan Terbaik Saat Mengunjungi Tzu Chi dan Tzu Chi Hospital di Indonesia

18 Juli 2023

Senin 17 Juli 2023, Deputy CEO Tzu Chi Foundation Prof. Rey-Sheng Her datang mengunjungi Tzu Chi Center bersama Prof. John Hoffmire dari Oxford University, Prof. Hwang-Yeh Chen dari Tzu Chi College of Tecnology, dan Ted Chi-Che Hwang staff dari Tzu Chi Foundation. 

Cinta Kasih Masyarakat Melalui Donor Darah Tzu Chi Yang Pertama di Bagansiapiapi

Cinta Kasih Masyarakat Melalui Donor Darah Tzu Chi Yang Pertama di Bagansiapiapi

15 Maret 2023

Antusias masyarakat Bagansiapiapi untuk mendonorkan darah sangat luar biasa. Sebanyak 94 peserta mendaftar pada donor darah Minggu 12 Maret 2023.

Bantuan Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta

Bantuan Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta

20 Maret 2020

Tzu Chi Indonesia kembali memberikan bantuan terkait penanganan Covid-19 di Jakarta. Relawan Tzu Chi pada Kamis, 19 Maret 2020 mengunjungi RSPAD Gatot Soebroto, RSUP Persahabatan, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memberikan bantuan.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -