Membangun Karakter Budi Pekerti
Jurnalis : Galvan(Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Dayar (Tzu Chi Bandung)Sebagai pembuka Kelas Budi Pekerti, paraXiao
Pu Sa mempersembahkan lagu
isyarat tangan di hadapan
kelas.
Bekal hidup dalam membentuk karakter atau sifat seorang anak agar menjadi lebih baik lagi tentu saja tidak didapat dengan instan. Tzu Chi pun membuka keas budi pekerti supaya anak-anak memahami budaya humanis. Dalam kelas budi pekerti(Qin Zi Ban) di Tzu Chi Bandung, anak-anak diajarkan berbudaya humanis sejak usia dini.
Dengan begitu, kelak dewasa nanti anak-anak telah dibekali prinsip dasar humanis Tzu Chi yang mengedepankan bersyukur, menghormati, dan mencintai. Hal tersebut merupakan suatu budaya interaksi antar sesama manusia sebagai teladan yang diwariskan turun temurun.
Kegiatan kelas budi pekerti tersebut berlangsung pada14 Oktober 2018di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung. Sebanyak 22Xiao Pu Sa (Bodhisatwa Kecil) mengikuti kelas budi pekerti tersebut.Dalam kelas budi pekerti Tzu Chi, pendidikan moral yang diterapkan bukan hanya bagi anak-anak saja namun peran orangtua pun harus dilibatkan, maka dari itu kelas budi pekerti mengedepankan membangun karakter setiap individu dengan hal-hal kebaikan, mencintai, menghormati, dan bersyukur. Oleh karena itu, Kelas Budi Pekerti bersama-sama mempelajari dan mengalami pendidikan kehidupan.
Relawan Tzu Chi Bandung dan
para Xiao Pu Sa berbaris rapi sesuai
dengan nama kelompoknya, sebelum memasuki ruangan kelas.
Selain mempelajari budaya humanis,dalam
Kelas Budi Pekerti pun para Xiao Pu Sa
belajar berbahasa Mandarin, pelajara
ini diberikan langsung oleh relawan Tzu Chi muda (Tzu Ching).
Sebagai pembuka,paraXiao Pu Sa memperagakan lagu isyarat tangan yang berjudul Teman yang Berbahagia. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan materi bahasa Mandarin sekaligus mengulas materidipertemuan sebelumnya.Satu per satu paraXiao Pu Sa diajak untuk mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Mandarin, anak-anak pun menjawab serta mengucapkan dengan lancar.
Di hari yang sama para orangtua juga mengikuti seminar mengenai Mendidik Anak dengan Cinta dan Keteladanan yang disampaikan langsung oleh Michael Rullityas C. Tiberius sebagai Praktisi Pendidikan dan Konselor. Disini para orangtua mendapatkan pengetahuan yang sangat berharga dalam mendidik seorang anak dalam kehidupan sehari-harinya, selain itu perilaku orangtua pun harus adil dalam menyikapi kebutuhan dan keinginan seorang anak.
Pendidikan kelas budi pekerti bukan hanya bagi anak-anak diusia dini saja, namun peran serta orangtua pun juga diajarkan khususnya dalam bersikap serta menangani anak dengan memberi contoh dengan baik. "Anak saya mengikuti di kelas Budi Pekerti ini supaya tidak kurang untuk karakter budi pekertinya. Sebetulnya dirumah juga diajarkan seperti makan harus duduk rapi, tapi kadang tidak mendengar. Jadi saya berharap dengan adanya kelas ini anak saya bisa mendapatkan pendidikan yang melatih karakter sifat seorang anak menjadi lebih baik," ucap Mingxiu, orangtua dari Yongfu, salah satuXiao Pu Sa.
Para orangtua Xiao Pu Sayang ikut Kelas Budi Pekerti juga mengikuti seminarmengenai Mendidik Anak dengan Cinta dan Keteladananyang dipandu oleh Michael Rullityas C. Tiberius sebagai Praktisi Pendidikan dan Konselor.
Ia pun menambahkan bahwa pendidikan moral pada anak-anak sangat baik ditanamkan sejak dini, karena hal ini akan berpengaruh ketika sikap seorang anak beranjak dewasa nanti. Bagaimana cara menghargai diri sendiri, orangtua hingga lingkungan dimana anak tersebut beradaptasi, bila pondasinya baik maka hasilnyapun akan lebih baik.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Membangun Karakter Budi Pekerti
17 Oktober 2018Tzu Chi Bandung mengadakan Kelas Budi Pekerti yang diikuti oleh 22Xiao Pu Sa(Bodhisatwa Kecil) untuk belajar budaya humanis. Selain itu para orang tua yang hadir juga diajak mengikuti seminar tentang mendidik anak.