Membangun Kecintaan Melindungi Bumi
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : YuliatiSeluruh murid TK Tzu Chi Indonesia mengikuti parade dari sekolah menuju lapangan futsal sebagai rangkaian acara peringatan Hari Bumi yang dilaksanakan pada 22 April 2016.
“Hug a tree, hug a tree. For free, go green…,” ucap pasukan berseragam hijau saat mengikuti parade dalam rangka memperingati Hari Bumi pagi itu, 22 April 2016. Mereka adalah murid-murid kelas Nursery 2 Love Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara yang mengikuti parade memperingati Hari Bumi. “Hari Bumi kali ini mendidik anak-anak tentang planet bumi kita, mengajari mereka nilai penanaman pohon, menggunakan kembali (barang), mengurangi dan mendaur ulang. Dan mengajarkan mereka bagaimana mengatur sampah untuk menjaga (lingkungan) sekitar menjadi bersih,” ujar Reyes Ruth Santos, koordinator kegiatan.
Peringatan Hari Bumi kali itu mengusung tema “Pohon untuk Bumi.” Untuk memahami tema ini, anak-anak diajak membuat prakarya, aktivitas, dan yel-yel. Selain itu sejak tanggal 1 – 18 April 2016, masing-masing kelas juga mengajak para muridnya membuat poster dan keperluan lain yang dibawa pada kegiatan parade. Lebih lanjut Ruth mengatakan bahwa setiap orang perlu peduli lingkungan dengan menanam pohon. “Dengan begitu lingkungan kita menjadi sehat, udara segar, dan membuat bumi menjadi lebih bahagia dan bersih,” kata guru bahasa Inggris ini.
Reyes Ruth Santos (mike) memandu kegiatan pementasan yel-yel setiap kelas di lapangan futsal sekolah Tzu Chi Indonesia.
Intan (kanan memakai kostum pohon) sangat antusias mengajak anak-anak muridnya mengucapkan yel-yel di sepanjang jalan saat parade berlangsung.
Salah satu guru terlihat sangat antusias mengajak anak-anaknya mengucapkan yel-yel di sepanjang jalan saat parade berlangsung. Dengan tambahan kostum yang dipakainya berupa pohon, ia membawakannya dengan semangat dan ceria. “Kegiatan ini benar-benar bagus karena ini membangun kecintaan anak-anak kepada bumi. Kita juga memberi tahu bagaimana merawat bumi dengan save water (hemat air), hemat listrik, tidak menebang pohon, menggunakan kertas secara terbatas,” ucap Intan. Ia pun merasa tersentuh dengan respon positif dan perubahan sikap pada anak-anak yang mampu memahami apa yang disampaikan dalam peringatan Hari Bumi. “Anak-anak sehari-harinya kita biasakan (melindungi bumi), kalau keluar kelas kita sengaja tidak matikan lampu, mereka suka ingetin, ‘Matiin lampunya, Miss jangan lupa’, jadi secara tidak langsung anak-anak juga sudah membangun kebiasaan untuk mencintai bumi,” ujarnya tersenyum.
Fugo, salah satu siswa Kindergarten 2 Grateful sangat antusias mengikuti acara hari itu. “Tadi pagi jalan dari sini (kelas) ke lapangan (futsal), (dalam rangka) Earth Day. Rasanya senang,” ucap bocah berusia lima tahun ini. Ketika ditanya apa yang bisa dipelajari dari kegiatan Earth Day ini, ia pun menjawab, “Save the planet, enggak boleh buang sampah sembarangan, tanam pohon, hemat listrik, hemat air.” Senada dengan Fugo, dua murid kelas yang sama, Milton (5) dan Reynard (6) juga memberikan pendapatnya masing-masing bagaimana cara merawat bumi. “Harus jagain buminya, enggak boleh buang-buang air,” kata Milton. “Di pantai enggak boleh buang botol (minum),” ucap Reynard menambahkan. “Tapi buang sampahnya di tong sampah soalnya nanti buminya jadi jorok, harus jagain listrik, (tanam) pohon buat lindungi (bumi),” ujar Milton menimpali.
Fugo dengan antusias merangkai kalung di kelasnya usai kegiatan parade peringatan Hari Bumi.
Milton (kanan) dan Reynard mengatakan bahwa bumi harus dijaga dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, hemat listrik dan lain-lain.
Dengan pengenalan bagaimana melindungi bumi sejak dini, Ruth berharap kegiatan yang diadakan sekolah dapat memberikan dampak positif bagi murid-murid. “Mereka dapat berbagi apa yang mereka peroleh (di sekolah) kepada orang tua mereka, bagaimana (pentingnya) menanam pohon, dan mendaur ulang,” ungkap wanita yang mengajar sejak 2011 ini. Jika sejak kecil anak-anak sudah ditanamkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian bumi bagi kehidupan maka saat dewasa ia pun akan menjadi pribadi yang ramah lingkungan.
Artikel Terkait

Sosialisasi Vegan Menyambut Hari Bumi
27 April 2023Menyambut Hari Bumi (Earth Day), Batari School mengundang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia cabang Medan untuk memberikan sosialisasi tentang Vegan Lifestyle.

Membangun Kecintaan Melindungi Bumi
25 April 2016