Membangun Kembali Runtuhan Rumah
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
|
| ||
Seperti halnya yang menjadi prinsip dasar Yayasan Buddha Tzu Chi bahwa menolong manusia dari penderitaan, salah satu warga sepaham dengan prinsip ini. “Iya, bagi saya tolong menolong paling mendasar,” ucap salah satu warga. Sosialisasi ini semakin terasa hangat dengan adanya interaksi dua arah seperti yang terjadi. Dalam sosialisasi ini, Andi menekankan untuk menjaga lingkungan tempat mereka tinggal. Inilah yang menjadi misi pelestarian Tzu Chi. Ia juga mengajak warga agar mengumpulkan sampah yang paling gampang ia temukan seperti botol minum. Ini bertujuan agar warga senantiasa tidak membuang sampah sembarangan. Selepas memperkenalkan misi-misi Tzu Chi, Andi Shixiong juga menceritakan pengalamannya selama bergabung dalam barisan kerelawanan Tzu Chi. “Bekerja dengan hati.” Sebuah kata-kata yang muncul dalam pembicaraan Andi Shixiong yang ia jadikan sebagai prinsip yang ditanam dalam hati dalam melakukan tugas dan pekerjaan apapun. “Dengan demikian melakukan apapun pekerjaan itu bisa dilakukan dengan senang tanpa ada beban,” kata relawan biru putih ini.
Keterangan :
Di lain kesempatan, Chandra Chaidir Shixiong, juga tak mau kalah untuk menyosialisasikan kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi. Ia memperkenalkan Tzu Chi kepada tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram. Athung Shixiong, sapaan akrabnya menceritakan sejarah awal berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi yang didirikan oleh seorang Bhiksuni Cheng Yen yang kini menyebar lebih dari lima puluhan negara di dunia. Selain itu, ia juga menjelaskan misi-misi Yayasan Buddha Tzu Chi: misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, misi budaya humanis dan semangat celengan bamboo. Sebanyak 6 mahasiswa-mahasiswi pun nampak antusias mendengarkan sharing dari relawan Tzu Chi. Mereka mengaku belum pernah mengenal Tzu Chi. Kali ini, mereka berjodoh dengan Tzu Chi melalui kegiatan KKN di Desa Jenggala. “Baru tahu Yayasan Buddha Tzu Chi. Tadinya saya pikir Tzu Chi cuma bantu mereka yang agama Buddha saja, ternyata Tzu Chi tidak memandang agama, ras, suku, budaya dalam membantu,” ujar Riska Amalia, salah satu anggota KKN Unram ini. Baginya sharing yang disampaikan oleh Athung Shixiong memberikan gambaran yang bisa menginspirasi dan menyentuh hati mereka. Riska mengaku tersentuh mendengar cerita tentang pasien kasus yang menderita penyakit kanker dan dibantu pengobatan hingga tuntas oleh Tzu Chi. “Ceritanya menarik dan menyentuh. Saya belum pernah bertemu organisasi seperti ini di Mataram,” aku mahasiswi fakultas pertanian ini. Selain itu ia menambahkan bahwa kisah para relawan membuatnya menyentuh hati karena kelapangdadaan dan ketulusan para relawan dalam membantu menolong sesama. Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing
Keterangan :
Sitah (30) bahkan berkali-kali naik turun dengan menyunggi material berupa batu kali di kepalanya. Walaupun saudaranya juga membawa motor untuk mengangkut, dia tetap membantu dengan menyunggi material tersebut. Menurutnya itu merupakan latihan fisik yang sama dengan olahraga angkat beban. Melihat warga yang bergotong royong Andi Shixiong yang awalnya hanya melihat para warga menaikkan beban ke kepala mereka, mulai tergerak untuk ikut serta membantu wanita-wanita ‘perkasa’ ini mengisi ember bahkan sak mereka dengan batu kerikil. Faktor kebiasaan memang sangat berpengaruh, tidak sampai berapa lama mengeruk kerikil, Andi sudah mengembalikan sekop pada para salah satu ibu sambil berkata, “Ini posisinya kebalik ya bu..,” begitu guraunya saat dia memilih untuk memegangi sak, sedangkan si ibu mengeruk kerikil dan memasukkannya ke sak. Kata-kata ini serentak membuat para ibu-ibu yang berkumpul tertawa. Pekerjaan berat apabila dilakukan dengan sukacita, maka akan terasa ringan dan dapat dilakukan dengan mudah serta cepat. Apalagi jika dilakukan dengan semangat maka apa yang diinginkan akan dengan mudah tercapai, begitu pula dengan para warga Dusun Montong yang dengan penuh sukacita serta semangat membangun rumah mereka kembali. | |||
Artikel Terkait

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa
16 Mei 2012 Hari Perawat Internasional akan segera tiba. Di RS Tzu Chi, Kita dapat melihat cinta kasih universal yang indah dan jernih serta hati yang tulus. Para perawat tidak terpengaruh oleh berbagai berita media massa.Memupuk Budi Pekerti dan Melindungi Bumi
03 Mei 2017Relawan Tzu Chi Biak kembali melaksanakan program Bina Desa di Desa Dofyo Wafor. Di desa ini, relawan mengunjungi SD Negeri Dofyo Wafor dalam kaitannya dengan misi pendidikan. Di rumah kepala desa, relawan juga mengajarkan kepada para petani cara membuat enzim buah.

Tzu Chi Selatpanjang Meramaikan Festival Kue Bulan
20 September 2024Relawan Tzu Chi Selatpanjang turut memeriahkan festival kue bulan dengan menggelar Pekan Amal Kue Bulan Cinta Kasih. Tahun ini, relawan sudah mendapatkan pesanan sebanyak 106 kotak dimana per kotaknya berisi 6 buah kue.