Membangun Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal

Jurnalis : Stefanny Doddy, Fotografer : Stefanny Doddy


Timothy Athanasios (kanan), kepala SD Cinta Kasih, menyambut hangat kedatangan Anna Konotchick (kiri), Director of Housing and Human Settlements dari Habitat for Humanity International di Manila dan Tommy Pacantang (kemeja biru), Resource Development Director dari Habitat for Humanity di Indonesia.

Tempat tinggal yang layak adalah sesuatu yang kita semua butuhkan untuk hidup. Namun, arti dari sebuah tempat tinggal itu lebih dari sekadar rumah yang tersusun dari lantai, dinding, dan atap. Tetapi sebenarnya adalah tentang pembangunan komunitas, perubahan sosial, dan memastikan pelayanan di dalam masyarakat terpenuhi.

Habitat for Humanity merupakan sebuah organisasi perumahan nonprofit global yang bekerja di lebih dari 1.300 komunitas di seluruh Amerika Serikat dan di lebih dari 70 negara, di seluruh dunia. Organisasi ini bergerak di bidang pembangunan rumah untuk kalangan keluarga yang kurang mampu dengan membangun kekuatan, stabilitas, dan kemandirian.

“Visi Habitat for Humanity adalah dunia di mana setiap orang memiliki tempat yang layak untuk hidup. Jadi, orang-orang sering menganggap kita sebagai LSM perumahan karena itu. Tapi sebenarnya, ini merupakan sebuah perspektif yang lebih luas, tentang apa artinya memiliki tempat tinggal,” tutur Anna Konotchick, Director of Housing and Human Settlements dari Habitat for Humanity International di Manila, di sela-sela kunjungannya ke Kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Membangun Manusia Melalui Perumahan

Jumat, 9 November 2018, dua delegasi Habitat for Humanity melakukan kunjungan ke Kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Tommy Pacatang, Resource Development Director dari Habitat for Humanity di Indonesia bersama dengan Anna Konotchick berkunjung untuk melihat sekaligus mempelajari hasil kerja Tzu Chi dalam membantu memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat.


Kunjungan diawali dengan presentasi pendek tentang perkembangan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang dibawakan oleh dua murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.


Setelah presentasi berakhir, Anna Konotchick dan Tommy Pacantang berbincang terlebih dahulu dengan beberapa relawan Tzu Chi.

Dengan tangan terbuka, pihak Tzu Chi menyambut kedatangan Habitat for Humanity pada hari itu dan mengawali kunjungan dengan presentasi pendek tentang perkembangan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dari awal hingga sekarang, baik tentang struktur maupun program kegiatan yang pernah dilakukan.

Usai presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan tur di dalam Kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi yang dimulai dari gedung sekolah terlebih dahulu. Freddy Ong sebagai direktur sekolah yang juga dibantu oleh Timothy Athanasios, kepala sekolah SD, menjelaskan dengan rinci tentang bangunan, kelas, dan bagian-bagian lain yang terdapat di dalam sekolah kepada Tommy dan Anna.


Freddy Ong (kanan), direktur sekolah Cinta Kasih, memandu tur sekaligus menjelaskan tentang ruang kelas dan bangunan sekolah kepada Anna Konotchick.


Selagi berkeliling sekolah, Anna Konotchick menyapa para murid dan guru yang dilewatinya.

Dari gedung sekolah, tur berlanjut ke Rusun Cinta Kasih, Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan, hingga Rumah Sakit Cinta Kasih. Tommy dan Anna dengan antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan ketika tur dengan senyuman yang terus terukir di wajah mereka.

“Saya sangat terkesan dengan karya Tzu Chi di sini. Mereka benar-benar melihatnya dari berbagai perspektif berbeda yang menjadikan sebuah rumah sebagai tempat tinggal dan lebih dari sekadar sebuah situs atau bangunan tetapi sebuah komunitas. Sangat indah melihat cara organisasi ini mendukung sebuah komunitas, baik dari perumahan, sekolah, perawatan kesehatan, hingga penekanan nyata pada perubahan sosial,” kata Anna Konotchick.

Anna Konotchick (kanan) dan Tommy Pacantang (kiri) sedang melihat salah satu ruang di Rusun Cinta Kasih.

“Sungguh ajaib. Saya belajar banyak dari kunjungan ini. Bukan hanya membangun rumah susun saja tetapi juga membangun kehidupan masyarakat yang tinggal di rumah susun tersebut, karena tidak hanya tempat tinggal yang dibangun tapi juga ada sekolah yang disediakan dengan fasilitas lengkap, lalu ada pula rumah sakit,” imbuh Tommy Pacatang.

Mendukung 3.000 Rumah untuk Palu

Sebagai sebuah LSM yang juga bergerak di bidang pembangunan rumah untuk kalangan keluarga yang kurang mampu, Habitat for Humanity sangat mendukung upaya kemanusiaan yang telah dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi. Seperti halnya pembangunan Kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, begitu pula dengan yang baru-baru ini sedang dilakukan yaitu pembangunan 3.000 unit rumah untuk korban Palu dan Lombok.


Freddy Ong (kanan) mengantar Anna Konotchick (kiri) dan Tommy Pacantang (tengah) untuk melihat Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan di kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi.


Doddy Septiawan (kiri), Ka. Unit Umum dan Kesekertariatan, sedang menjelaskan tentang Rumah Sakit Cinta Kasih kepada Anna Konotchick.

“Komitmen Tzu Chi untuk membangun 3.000 rumah itu, menurut saya, sangatlah mulia. Itu membantu sekali untuk keluarga di Palu yang terkena bencana kemarin. Banyak rumah yang hancur tak bersisa karena likuifaksi dan sekarang gerakan seperti itu sangatlah urgent,” ucap Tommy Pacatang.

Anna Konotchick pun sependapat dengan Tommy, ia turut mendukung upaya Tzu Chi ini. Namun, meski hal ini sangat bagus dan terpuji, menurut Anna, tetap akan ada tantangan-tantangan tersendiri seperti contohnya jumlah keseluruhan keluarga yang membutuhkan.

“Menurut saya, salah satu tantangan yang kita semua hadapi sebagai lembaga kemanusiaan adalah kebutuhan yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipenuhi oleh beberapa lembaga. Jadi, ketika Anda memikirkan tentang kebutuhan. Bagi saya, masih banyak tindakan kemanusiaan yang perlu kita lakukan untuk mendukung keluarga di sana. Oleh karena itu, saya pikir hal itu terpuji, tetapi pada saat yang sama, kita perlu mengingat tolak ukur kebutuhan yang bisa kita penuhi,” kata Anna Konotchick.

Namun, dari kerja sama yang terjalin di Aceh pada tahun 2005 dan 2006, Habitat for Humanity Indonesia berharap dapat bersama Tzu Chi membantu korban gempa dan tsunami kali ini untuk membangun kembali kehidupan mereka yang hancur.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Semangat Kerelawanan, Fondasi Berbuat Kebajikan

Semangat Kerelawanan, Fondasi Berbuat Kebajikan

24 Agustus 2017

Pada 16 Agustus 2017, Habitat for Humanity mengadakan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain bertukar inspirasi, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk saling belajar tentang bagaimana membantu mewujudkan perumahan yang layak bagi warga kurang mampu.

Membangun Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal

Membangun Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal

09 November 2018
Jumat, 9 November 2018, dua delegasi Habitat for Humanity melakukan kunjungan ke Kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Tommy Pacatang, Resource Development Director dari Habitat for Humanity di Indonesia bersama dengan Anna Konotchick berkunjung untuk melihat sekaligus mempelajari hasil kerja Tzu Chi dalam membantu memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -