Membangun Masyarakat Sehat Bersama Tzu Chi

Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Hendra Gusnadhy (Tzu Chi Bandung)
 
foto

Dengan ketulusan mengobati pasien, sebanyak 510 pasien umum dan 80 pasien gigi dapat dilayani dengan baik.

Siang itu, laju kereta api yang melintas di jalur rel jl. Laswi, Bandung terdengar begitu pekat. Sesekali, ketika sebuah kereta lewat, sisi-sisi tenda yang tengah digunakan sebagai penutup batas antara jalur kereta api dengan tempat bakti sosial (baksos) pengobatan terlihat berkibar-kibar terkena hantaman angin akibat laju angkutan transportasi itu. Meski demikian, tenaga medis dan relawan Tzu Chi tetap semangat melayani warga yang datang memeriksakan kesehatannya.

Baksos pengobatan umum dan gigi yang dilaksanakan pada 31 Mei 2009 di Lapangan Volly dan Bulutangkis, Kampung Cinta Asih, Kecamatan Batu Nunggal, Bandung tersebut merupakan kerjasama Tzu Chi Bandung dengan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) yang tengah merayakan Hari Jadinya ke-58.

Dengan melibatkan sekitar 23 tenaga medis dari Tzu Chi dan SESKOAD serta sekitar 60 relawan Tzu Chi, baksos kali ini memberikan pelayanan kepada 510 pasien umum, 80 pasien gigi, dan menjaring pasien penderita katarak untuk diikut sertakan pada baksos operasi katarak Tzu Chi Bandung pada akhir Juni mendatang.

Tidak Sekedar Memeriksa
Dokter muda itu terlihat begitu cakap dalam memeriksa setiap pasiennya. Setiap pasien yang berobat, ia sambut dengan senyuman. “Selamat siang bapak, ada keluhan apa?” Tanyanya pada seorang jompo yang duduk di kursi periksa. Setelah mendapat keterangan perihal sakit dan mengukur tekanan darah pasiennya, dokter itu pun menanyakan apa pasiennya itu menderita alergi obat atau tidak. Ketika mendapat kepastian, ia kemudian menuliskan resep obat pada secarik resep berwarna putih.

foto  foto

Ket : - Relawan medis Tzu Chi, dr Lydia selain memeriksa dan memberi resep obat, ia pun memberikan
           saran-saran yang positif pada setiap pasiennya. (kiri)
         - Sadi (kiri) bersyukur mendapat uluran tangan dari Tzu Chi. Ia pun berharap baksos ini dapat dilaksanakan
           di tempat yang lain untuk membantu sesama. (kanan)

Ternyata, sebagai tenaga medis Tzu Chi, dr. Lidia tidak sekedar memeriksa. Ia pun memberikan saran-saran yang positif pada setiap pasiennya. Diantara bagaimana mengatur pola hidup yang sehat seimbang dengan cara berolah raga dan memberikan tips makanan yang baik untuk mengantisipasi penyakit yang diderita si pasien.

“Acaranya bagus, saya baru kali ini ikut baksos pengobatan Tzu Chi. Tadi saya sempat berbincang-bincang dengan ibu Imelda (relawan Tzu Chi Bandung), ternyata setiap kali mau mengadakan baksos seperti ini, pasti ada proses surveinya dulu, bagus sekali kinerjanya” ujarnya.

Nuansa Baru bagi Warga Cinta Asih
Awalnya, baksos pengobatan ini hanya direncanakan untuk 400 pasien umum dan gigi saja. Namun, sedari kegiatan ini digelar, ternyata banyak warga yang datang memeriksakan kesehatannya. Mereka yang datang ke area baksos merupakan masyarakat tidak mampu yang sebagian besar mengaku jarang memeriksakan kesehatannya ke dokter. Para orang tua dan jompo misalnya. Banyak dari mereka yang mengeluhkan sakit reumatik dan darah tinggi. Sementara pasien anak-anak, umumnya dibawa oleh orang tuanya berobat karena mengalami batuk-pilek dan masalah gigi.

foto  foto

Ket : - Anggota TIMA Bandung menjelaskan tata cara pemakaian obat, agar pasien dapat meminum obat dengan
           dosis yang benar. (kiri)
         - Selain diperiksa kesehatannya dan diberi obat, pasien pun mendapatkan roti dan minuman dari relawan
           Tzu Chi. (kanan)

“Baksos hari ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan SESKOAD. Bekerjasama dengan Buddha Tzu Chi, kali ini mengatakan pengobatan umum dan gigi. Kami ini kan masyarakat juga. Kegiatan ini tentu saja sebagai bentuk kepedulian dalam membangun masyarakat yang sehat.” Tutur Wadirbinlem Seskoad, Kol. Inf. Suyatno.

Sadi (75), yang datang berobat karena mengalami sakit tulang belakang dan batuk mengaku, adanya baksos kali ini telah memberikan nuansa baru bagi warga Cinta Asih. Masyarakat yang tadinya kurang memperhatikan kesehatannya karena sibuk bekerja dan tidak memiliki cukup biaya untuk pergi ke dokter, ternyata banyak yang terpanggil memeriksakan kesehatannya, “apalagi ini kan gratis, nggak dipungut biaya,” tutur kakek berbaju kuning dan bertopi itu dengan terkekeh, “ke depannya baksos seperti ini harus sering dilaksanakan ya, jadi nggak masyarakat sini aja yang sehat, tapi semua,” tambahnya.

 

Artikel Terkait

Sebuah Kursi Roda Impian Ferdi

Sebuah Kursi Roda Impian Ferdi

24 September 2020

Operasi kepala berjalan baik, namun setelah itu muncul penyakit baru akibat kecelakaan, kedua kaki Ferdi mengalami kontraktur (kelainan dari otot atau sendi yang terjadi saat jaringan lunak di bawah kulit berkurang kelenturannya dan tidak dapat meregang). 

Belajar Saat Mengajar

Belajar Saat Mengajar

05 Juni 2018
Murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi mensosialisasikan pola hidup ramah lingkungan dari rumah ke rumah, toko ke toko. Kepada grup yang akan mensosialisasikan pola hidup ramah lingkungan, Megawati, relawan pengajar, terlebih dahulu memberitahu para murid apa yang perlu mereka sampaikan.
Benih-benih yang Polos

Benih-benih yang Polos

18 Juni 2013 Anak-anak pada dasarnya seperti sebuah kertas putih yang belum ternoda. Mereka masih begitu polos, apa yang diajarkan di lingkungannya, mereka akan merespon dan belajar dengan sangat cepat.
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -