Membangun Prinsip Dasar Humanis Tzu Chi Sejak Dini
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Dayar (Tzu Chi Bandung)Tzu Chi Bandung
mengadakan kelas budi pekerti pada Minggu, 8 April 2018. Salah satu
kegiatannya, relawan Tzu Chi melatih para Xiao Pu Sa cara
menggunakan sumplit makan pada kelas bimbingan budi pekerti.
Pendidikan dasar dengan membangun karakter seorang anak agar mengetahui dan mempraktikkan bagaimana cara menghormati orang tua, bersyukur, dan mecintai sesama makhluk hidup diterapkan pada Kelas Budi Pekerti Tzu Chi.
Kelas budi pekerti mengajarkan prinsip dasar budaya humanis Tzu Chi menerapkan arti yang sebenarnya dari Bersyukur, Menghormati, dan Mencintai. Hal tersebut merupakan suatu budaya interaksi antarsesama manusia sebagai teladan yang diwariskan turun-temurun.
Para Xiao Pu Sa mengikuti dan belajar
memeragakan gerakan isyarat tangan bersama relawan Tzu Chi.
Kelas ini berlangsung pada Minggu, 8 April 2018 berlokasi di Aula Jing Si Tzu Chi Jln. Jendral Sudirman no. 628 Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 27 Xiao Pu Sa (Bodhisatwa cilik) mengikuti kelas budi pekerti ini. Sebagai pembuka kelas, para relawan Tzu Chi menampilkan lagu isyarat tangan Teman yang Berbahagia lalu diikuti oleh Xiao Pu Sa serta orang tua. Lagu ini pun menjadi penyemangat ketika kelas bimbingan budi pekerti berlangsung.
Selain memberikan pendidikan moral, para Xiao Pu Sa pun belajar bahasa Mandarin serta keterampilan lainnya. Sofyan (35) sebagai relawan Tzu Chi serta menjadi pengajar bahasa Mandarin di kelas budi pekerti memiliki kesan tersendiri. Ia mengungkapkan setelah tiga kali mengajar di kelas budi pekerti ini banyak cerita yang dialaminya. Selain memberikan pelajaran bahasa Mandarin, Ia pun belajar mengenai budaya humanis Tzu Chi yang diterapkannya pada saat mengajar.
Relawan
Tzu Chi Bandung, Sofyan (35) memberikan pelajaran bahasa Mandarin kepada 27 Xiao
Pu Sa pada kelas bimbingan
budi pekerti.
"Tema hari ini adalah budi pekerti jadi belajar bahasa Mandarinnya seputar budi pekerti seperti bagaimana mengucapkan terima kasih dan bagaimana cara mengungkapkan permintaan maaf,” ujar Sofyan. “Diharapkan dengan adanya kelas ini anak-anak jadi lebih tahu apa itu budi pekerti dan dapat memberikan contoh yang baik di masyarakat," lanjutnya.
Sedangkan bagi orang tua murid, adanya kelas budi pekerti ini memberikan dampak yang positif. Selain membentuk karakter seorang anak menjadi lebih baik juga akan berdampak pada lingkungan dimana anak-anak bermain dan dapat menularkan kebaikan terutama sopan santun kepada yang lebih tua. Hal tersebut diungkapkan oleh Dina Veronica (30) orang tua dari Xiao Pu Sa Erik dan Edgar.
Para Xiao Pu Sa dengan penuh semangat berlatih kerapihan dan kekompakan yang didampingi langsung oleh relawan Tzu Chi Bandung.
Sementara
anak-anak menerima pelajaran di kelas budi pekerti, orang tua murid juga belajar gerakan isyarat tangan lagu Teman yang Berbahagia di ruangan yang
berbeda.
"Banyak manfaatnya diantaranya anak-anak jadi tahu cara melindungi lingkungan dengan cara mengajarkan anak berdaur ulang sampah dan bagaimana cara menghormati yang lebih tua,” ucap Dina. “Pendidikan seperti ini yang jarang dijumpai di sekolah pada umumnya, saya rasa ini sangat membantu orang tua untuk memberikan wawasan kepada anak-anak," sambungnya.
Dengan adanya kelas budi pekerti yang diadakan oleh Tzu Chi ini diharapkan dapat membawa perubahan karakter yang baik bagi para Xiao Pu Sa. Selain itu, pendidikan moral yang diterapkan sejak dini dapat dirasakan serta ditularkan kepada masyarakat luas dan menjadi bekal hidup di masa mendatang.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Membentuk Karakter yang Baik Dengan Pendidikan Budi Pekerti
21 November 2019Di Tahun 2019, Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban sudah memasuki tahun ke 14, dan Kelas Pendewasaan Tzu Shao Ban memasuki usia ke 11. Tentunya perjalanan panjang khususnya pendidikan Budi Pekerti bagi para murid, banyak memberikan perubahan dalam pembentukan karakter anak yang lebih baik.
Kelas Budi Pekerti: Belajar Peduli Lingkungan Sejak Dini
21 September 2022Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini sedikit berbeda karena dilaksanakan di Pantai Ketam. Setibanya di lokasi, para Da Ai Mama mengajak siswa-siswi memperagakan isyarat tangan berjudul Ren Ren Zuo Huan Bao.
Mengenal Tzu Chi Sejak Dini
22 Maret 2016Pada 6 Maret 2016, bertempat di Jing Si Tang PIK, Gedung Gan En Lou (Tower 1) Lantai 3, sebanyak 50 orang anak yang didampingi keluarga datang mengikuti kegiatan kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban.