Membangun Sikap Anak di Kelas Budi Pekerti
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)Relawan Tzu Chi Bandung mempersembahkan lagu isyarat tangan yang berjudul ”Teman yang Berbahagia”.
Kelas budi pekerti yang diadakan
oleh Tzu Chi Bandung setiap bulannya pada hari Minggu, mendapatkan respon baik
dari masyarakat Bandung yang mengetahui adanya kegiatan tersebut. Kelas ini membentuk
karakter moral seorang anak sejak dini agar menjadi orang yang dapat
menyebarkan cinta kasih kepada sesama, serta menghormati dan melayani orang tua
dengan penuh kasih sayang.
Diharapkan dengan adanya kelas budi
pekerti ini bisa mendukung perkembangan anak dalam menjalani kehidupannya,
serta mendapatkan bekal tentang arti yang sesungguhnya mengenai Bersyukur (Gan
En), menghormati (Zun Zhong) dan mencintai (Ai) sesuai apa
yang telah diajarkan atau diterapkan dalam budi pekerti Tzu Chi.
Memasuki bulan ke tiga
sejak sosialisasi kelas budi pekerti yang diadakan pada tanggal 12 November
tahun lalu, peserta kelas semakin bertambah. Kelas budi pekerti tersebut semula
hanya diikuti oleh 10 siswa dan orang tua, sedangkan saat ini keseluruhan menjadi
28 siswa. Selain membangun pendidikan moral, kelas ini pun mengajarkan bahasa
Mandarin serta keterampilan kepada siswanya atau biasa dipanggil dengan Xiao Pu Sa (Bodhisatwa Kecil). Seperti
kegiatan kelas budi pekerti yang berlangsung pada 11 Februari 2018, di Aula
Jing Si Tzu Chi Bandung.
Tedi dan Aneu, orang tua Darren Manuel H (Xiao Pu Sa) mengikuti gerakan isyarat tangan yang dipersembahkan oleh relawan Tzu Chi Bandung.
Pada kesempatan ini,
kelas diawali dengan lagu isyarat tangan yang berujud “Teman yang Berbahagia.” Para
Xiao Pu Sa pun sudah tidak asing lagi
dengan lagu isyarat tangan yang diperagakan oleh relawan Tzu Chi. Setelah itu,
dilanjutkan dengan belajar bahasa Mandarin, pengucapan yang benar, serta
mengenal huruf yang menjadi tahap awal
pembelajaran.
Setelah belajar bahasa Mandarin,
kegiatan dilanjutkan dengan seni keterampilan dimana Xiao Pu Sa beserta para
orang tua membuat bunga dari kertas yang telah disediakan oleh relawan Tzu Chi.
Nantinya bunga kertas tersebut akan diberikan kepada orangtuanya masing-masing
sebagai ungkapan kasih sayang dari siswa yang mengikuti kelas budi pekerti.
Setelah kelas budi pekerti usai, para Xiao Pu Sa dan orang tua mendapatkan cendara mata berupa lampion yang diserahkan langsung oleh relawan Tzu Chi Bandung.
Adanya kelas budi pekerti ini
dirasakan dampaknya oleh para orang tua, salah satunya Aneu (39) dan Tedi (40) sebagai orang tua dari Darren Manuel H.
Menurut mereka, perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Darren begitu nyata,
setelah tiga kali mengikuti kelas budi pekerti ini sikap Darren menjadi lebih
perhatian kepada orangtuanya serta membuka diri untuk bersosialisasi dengan
teman-teman barunya.
“Alasan saya memasukkan anak saya
untuk mengikuti kelas budi pekerti ini karena saya sudah mengetahui Tzu Chi
sebelumnya. Lalu program pendidikan khusus anak cukup menarik bagi kami. Karena
ini membangun sikap seorang anak, dan hasilnya pun ada, seperti kita tidak
minta tapi anak saya mebawakan air minum. Lalu mau bersosialisasi dengan
temen-temen barunya,” kata Anue.
Hal ini pun dibenarkan oleh Tedi, ayah
dari Darren. “Supaya anak-anak bisa lebih baik lagi karena saat ini anak saya pengennya kan semua atas kemauannya
sendiri, jadi biar mengerti budi pekerti
itu seperti apa, serta hormat dengan orang lain, dan menghargai orang lain.
Disamping itu, sosialisasinya bisa lebih baik dan tidak kaku,” ungkap Tedi.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Menutup Kelas, Mempererat Hubungan
15 November 2017Kelas Budi Pekerti Tzu Chi tahun ajaran 2017 telah sampai pada penghujung tahun. Setelah 1 tahun belajar, bermain, dan berinteraksi bersama-sama, kini saatnya mengucapkan salam perpisahan. Acara Penutupan Kelas Budi Pekerti Tahun 2017 ini dilaksanakan di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, pada 5 November 2017.
Sikap Bakti Kepada Orang Tua
08 Juni 2015Seperti biasanya, anak-anak hadir membawa semangat untuk menimba ilmu di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Jam 08.30 WIB semua anak memasuki ruangan sesuai kelompok masing-masing. Sebanyak 22 Xiao Tai Yang (anak kelas budi pekerti) mengikuti kegiatan yang dibuka oleh Lissa Mama.