Membantu dengan Tenaga

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Dengan santun, relawan Tzu Chi dari He Qi Selatan melayani pasien yang akan mengambil obat usai diperiksa oleh dokter pada bakti sosial kesehatan yang diadakan oleh Ditjen Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan Keamanan.

Pagi itu, 17 Desember 2008, gedung Kopertis Wilayah III di Jalan SMA 4 Cawang, Jakarta Timur terlihat berbeda. Jika biasanya para petugas di dalamnya melayani arsip dan administrasi, pagi itu semua petugas bergelut melayani pasien. Belum lagi, beberapa mobil kesehatan praktik keliling dan ambulans pun tampak diparkir memenuhi halaman gedung.

Hari itu, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan (Ditjen Pothan Dephan) bersama dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) III mengadakan bakti sosial kesehatan, donor darah, penyuluhan kesehatan, dan seminar bela negara dalam rangka menyambut Hari Bela Negara yang jatuh setiap tanggal 19 Desember.

Baksos yang didukung oleh BRI Pusat, TNI AL Martadinata, FKG Trisakti, Persatuan Gereja Tionghoa Indonesia, Forum Bela Negara, Kowad TNI, Walubi, Yayasan Buddha Tzu Chi, Universitas Trisakti, Universitas Dr Moestopo, PT Coca Cola, dan Yayasan Terang dan Garam ini berhasil mengobati 369 pasien. Sementara, 90 orang juga tercatat mendonorkan darah mereka hari itu. Baksos ini diikuti oleh warga yang tinggal di Kampung Makassar, Cililitan, Cawang, dan Condet (Jakarta Timur), dan para veteran RI yang tergabung dalam Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI).

Di sudut depan gedung sebelahnya, 23 relawan Tzu Chi dan relawan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas tampak sedang melayani para pasien mengambil resep obat. Bersama dengan relawan dari Walubi, relawan Tzu Chi dengan senyum dan akrab saling bercengkrama satu dengan lainnya. “Kita membantu dan berpartisipasi dengan menyumbangkan tenaga dan 200 paket konsumsi dalam baksos ini,” jelas Yenny, relawan Tzu Chi dari He Qi Selatan.

foto   foto

Ket : - Rudi Suryana saat menjelaskan tata cara pengunaan obat kepada seorang pasien yang telah selesai
           diperiksa. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi bersama dengan Walubi bekerja sama mengatur pemberian obat untuk para pasien yang
           telah selesai berobat. (kanan)

Di tempat lain, dengan pelan dan tak tergopoh-gopoh, Rasidi (84) seorang purnawirawan prajurit veteran 1 dari Batalyon Imam Bonjol, Divisi Siliwangi, Brigade Guntur menghampiri relawan Tzu Chi dan menyodorkan resep yang dipegangnya. Meski telah berusia sepuh, bayang-bayang kekokohan fisiknya saat muda masih membekas. Oleh relawan, ia pun diminta duduk menunggu. Tak lama, ia pun dipanggil untuk mengambil resepnya yang berisi vitamin. Rupanya, Rasidi hari itu cukup kelelahan usai mengikuti upacara di Perintis Kemerdekaan 56 sehingga diberikan vitamin oleh dokter yang memeriksanya. Memang, bersama dengan teman-teman dari PKRI, Rasidi mengikuti upacara di sana. “(Saya) senang dengan acara tentang kesehatan ini. Kesehatan itu untuk membantu rakyat. (Saya) masih senang karena masih diperhatikan oleh pemerintah,” ujar Rasidi terbata-bata. Di usianya yang telah sepuh, Rasidi tetap setia kepada bangsa Indonesia di peringatan Hari Bela Negara tahun 2008 ini.

 

Artikel Terkait

Perubahan yang Lebih Baik untuk RSCK Tzu Chi

Perubahan yang Lebih Baik untuk RSCK Tzu Chi

28 November 2018

Tidak terasa waktu cepat berlalu, Kamp Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi sampai juga pada  gelombang III. Kamp kali ini tidak kalah meriah dari kamp gelombang I dan II yang digelar beberapa bulan yang lalu. Kamp yang diselenggarakan pada 24-25 November 2018 di Aula Jing Si Tzu Chi Center, Jakarta ini diikuti sebanyak 97 karyawan. Kamp gelombang III ini merupakan gelombang terakhir dari kamp karyawan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.


Mengetuk Hati untuk Gempa Sumatera

Mengetuk Hati untuk Gempa Sumatera

01 Oktober 2009
Terketuk dengan penderitaan warga di Kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat yang terkena gempa berskala 7,6 skala Richter pada Rabu, 30 September 2009, Kamis, 1 Oktober 2009, relawan Tzu Chi bergerak cepat mengetuk hati warga Pejagalan, Jakarta Utara untuk turut bersumbangsih.

 

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -