Membantu Masyarakat di Pulau-pulau Terpencil

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto

Senin, 1 Juni 2015 secara resmi dimulai Ekspedisi Nusantara Jaya 2015 yang menjangkau pulau-pulau terpencil dan di perbatasan dengan membawa berbagai macam bantuan untuk membantu masyarakat.

Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah daratan yang berbentuk gugusan-gugusan pulau sebanyak 17.508 pulau. Sebagai negara kepulauan, Indonesia diuntungkan memiliki tiga  jenis wilayah: darat, laut, dan udara. Kondisi geografis seperti itu memiliki potensi sekaligus kelemahan. Potensi terbesarnya adalah sumber daya yang ada di dalamnya, sedangkan kelemahannya adalah masalah perhubungan antar pulau-pulau serta masalah keamanan, kedaulatan, dan kesejahteraan.

Masih banyak masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil yang kesulitan untuk mendapatkan akses ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Karena itulah, perhatian kepada masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil dan perbatasan harus lebih ditingkatkan. Menyadari hal itu, Pemerintah Indonesia mengadakan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015 yang merupakan terobosan untuk mendorong terwujudnya tol laut dan memperkuat konektivitas antara pulau besar dan pulau kecil di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui ekspedisi ini diharapkan dapat membuka akses bagi distribusi barang-barang bantuan dan aksi sosial lainnya ke daerah terpencil, pulau terluar dan wilayah-wilayah perbatasan yang selama ini sulit dijangkau.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Menko Kemaritiman RI, Indroyono Soesilo pada Senin, 1 Juni 2015 melepas secara resmi ENJ 2015 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara. Kegiatan utama ENJ utamanya adalah memobilisiasi bantuan dari sosial dari kementerian, Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Adapun kegiatan sosial yang akan dilakukan yaitu bakti sosial, bina cinta lingkungan laut dan pantai, pelatihan kepemudaan, pengobatan gratis, operasi pasar murah, dan pentas seni dan budaya. Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang berada di pelosok dan pulau-pulau terluar (perbatasan). “Menjelang Lebaran, jangan sampai harga-harga naik tidak terkendali, terlebih di luar Jawa. Kita tidak ingin harga barang yang di Jawa murah, begitu sampai ke daerah melonjak tinggi,” kata Jusuf Kalla seraya mengingatkan pentingnya saling tolong menolong dan membantu satu sama lain agar tercipta kesejahteraan dan keadilan sosial di tanah air.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi menandatangani secara resmi sekaligus pelepasan KRI Banda Aceh untuk memulai ekspedisi ini.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut berperan serta dengan memberikan bantuan beras sebanyak 5 ton.

Peran Serta Semua Pihak

Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang ikut terlibat dalam kegiatan ini adalah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Tzu Chi memberikan bantuan beras cinta kasih sebanyak 5 ton, yang dikemas dalam karung beras masing-masing seberat 20 kg. Menurut Joe Riadi, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia, bantuan ini merupakan salah satu wujud peran serta Tzu Chi dalam membantu masyarakat kurang mampu di Indonesia. “Kita berharap dengan adanya ekspedisi yang membawa bantuan barang-barang kebutuhan masyarakat ini membuat masyarakat yang berada di daerah-daerah terpencil dan perbatasan dapat membeli barang-barang ini dengan harga yang wajar,” kata Joe Riadi. Dengan adanya bantuan ini juga bisa dilakukan operasi pasar murah sehingga saat menjelang Hari Raya Idul Fitri harga-harga tidak melambung tinggi. “Seperti harapan Bapak Wakil Presiden juga bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga keutuhan pulau-pulau terpencil dan mendorong solidaritas antar sesama,” tambahnya.

Sementara itu, Komandan KRI Banda Aceh-593, Letkol Laut (P) Edi Haryanto mewakili seluruh anggota TNI Angkatan Laut yang terlibat menyampaikan rasa bahagia dan bangganya bisa terlibat di dalam misi kemanusiaan ini. “Selain bagian dari tugas Angkatan Laut, ini juga dalam upaya menyukseskan program pemerintah kita saat ini untuk menggalakkan program cinta bahari,” ujarnya. Dari pihak KRI Banda Aceh sendiri telah menyiapkan semua aspek, mulai dari teknis, personil, dan juga berkoordinasi dengan berbagai pihak. Dalam misi kemanusiaan ini juga ada 250 orang yang mewakili berbagai elemen bangsa, yakni perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan dan instansi lainnya. “Ini istimewa, membangun persatuan dan kesatuan, paling tidak dari aspek Kemaritiman. Kita perlu bersama-sama untuk membangun menjadi bangsa yang besar, dimana tujuan utamanya adalah untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Letkol Edi di atas KRI Banda Aceh.

“Seperti harapan Bapak Wakil Presiden bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga keutuhan pulau-pulau terpencil dan mendorong solidaritas antar sesama,” kata Joe Riadi, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia.

Artikel Terkait

Membantu Masyarakat di Pulau-pulau Terpencil

Membantu Masyarakat di Pulau-pulau Terpencil

03 Juni 2015 Sebagai negara kepulauan, Indonesia diuntungkan memiliki tiga  jenis wilayah: darat, laut, dan udara. Kondisi geografis seperti itu memiliki potensi sekaligus kelemahan. Potensi terbesarnya adalah sumber daya yang ada di dalamnya, sedangkan kelemahannya adalah masalah perhubungan antar pulau-pulau serta masalah keamanan, kedaulatan, dan kesejahteraan.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -