Membantu Tugas Relawan Pemerhati RS dan Tim Medis Lewat Pelatihan Paliatif

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A

Sebanyak 53 peserta mengikuti Workshop Perawatan Paliatif sesi terakhir yang diselenggarakan Tzu Chi Hospital sejak bulan Mei-Juli 2022.

Perawatan Luka Kanker pada Pasien Paliatif serta Perawatan Stoma dan Lympedema menjadi materi sesi terakhir dari Workshop Perawatan Paliatif yang diselenggarakan Tzu Chi Hospital sejak bulan Mei-Juli 2022. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Serbaguna lt.8 Tzu Chi Hospital, PIK, Jakarta Utara pada Jumat, 8 Juli 2022 ini diikuti 53 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas dan tenaga medis Tzu Chi Hospital.

Memasuki materi pertama, yaitu Perawatan Luka Kanker pada Pasien Paliatif langsung dipaparkan oleh DR. dr. Irena Sakura Rini Sp.BP-RE (K), MARS. “Dalam perawatan luka kronis (karena kanker), kita harus mencintai kegiatan tersebut karena kalau ketemu pasien luka harus ekstra sabar. Tidak fokus harus sembuh, tetapi kita membantu merawat luka tersebut seperti menghilangkan bau, pendarahan, nyeri dan gatal,” jelas DR. dr. Irena Sakura Rini Sp.BP-RE (K), MARS.

Dalam kesempatan ini, DR. dr. Irena Sakura Rini Sp.BP-RE (K), MARS juga menjelaskan perlengkapan-perlengkapan medis yang dipakai untuk merawat luka. Selain itu para peserta juga diedukasi tentang pendekatan kepada pasien dengan luka kronis.

DR. dr. Irena Sakura Rini Sp.BP-RE (K), MARS memberikan penjelasan tentang proses penyembuhan luka dalam Workshop Perawatan Paliatif sesi terakhir.

Dalam Workshop Perawatan Paliatif sesi terakhir, Lani Muliana, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat berdiskusi dengan pembicara seputar perawatan luka kronis.

Lani Muliana, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat yang sejak awal mengikuti Workshop Perawatan Paliatif yang diselenggarakan Tzu Chi Hospital (TCH) ini pun merasa sangat banyak mendapatkan pengetahuan baru. “Sangat luar biasa dapat pelatihan dari dr. Irena, bagaimana cara merawat luka pasien yang kronis dan berbagai macam pendekatan kepada pasien,” ungkap Lani.

Selain diedukasi, para peserta Workshop Perawatan Paliatif kali ini juga diberikan praktik langsung bagaimana menutup serta merawat luka. “Jadi jangan membuka luka yang besar, mulai dari yang kecil kalau kita merasa takut. Selain itu kita juga diajarkan trik-trik menutup berbagai jenis luka dengan berbagai macam plester,” imbuh Lani.

Bagi Lani, mengikuti Workshop Perawatan Paliatif yang diselenggarakan Tzu Chi Hospital ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa. Selain mendapatkan ilmu untuk dibagikan kepada relawan lainnya, ia pun ingin membantu orang lain supaya bisa meringankan penderitaan bagi yang memiliki penyakit kronis.

“Ingin membantu penderita yang sakit kronis agar bisa menerima kondisinya dan terus bersemangat. nantinya juga mau berbagi kepada relawan lainnya supaya tergerak hatinya untuk menjadi relawan pemerhati rumah sakit,” kata Lani.

Para peserta juga diajarkan langsung simulasi menutup dan merawat berbagai jenis luka kronis.

Workshop Perawatan Paliatif merupakan pengalaman yang luar biasa bagi Handoko Taniwidjojo (tengah), relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang. Ia pun belajar membuat lubang pada kantong Stoma (Colostomy).

Hal serupa juga diungkapkan Handoko Taniwidjojo, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang yang sejak awal pelatihan tidak pernah absen. “Saya rasa tugas relawan pemerhati terutama di bagian paliatif itu adalah suatu tantangan yang besar sekali. Maka bekal yang kami terima dalam pelatihan ini akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas kami sebagai relawan pemerhati khususnya paliatif di masa mendatang,” jelas Handoko.

Handoko pun sangat bersyukur mendapatkan berbagai macam pengetahuan. Mulai dari komunikasi kepada pasien dan keluarga, manajemen paliatif, dan pengetahuan yang sifatnya teknis seperti merawat luka dan mobilisasinya.

“Walaupun nanti tidak langsung melakukannya (merawat luka), tapi ini adalah pengetahuan yang sangat berguna bagi kami relawan pemerhati yang nantinya akan berdampingan juga dengan perawat,” kata Handoko disela-sela kegiatan pelatihan.

Akrab Dengan Perawatan Stoma dan Lympedema

Ria Andjarwati SKp. ETN menjelaskan kepada seluruh peserta Workshop Perawatan Paliatif bagaimana membalut lengan penderita Lympedema dengan plester elastis.

Lanjut ke materi berikutnya, para peserta diajak untuk lebih dekat dengan Perawatan Stoma dan Lympedema. Stoma merupakan tempat keluarnya feses atau urin yang dihasilkan dari suatu tindakan pembedahan dimana usus dibuat keluar ke dinding abdomen/perut yang sifatnya sementara atau permanen.

Sedangkan Lympedema (gangguan Limfa) merupakan pembengkakan pada tangan atau kaki yang disebabkan oleh sistem penyumbatan limfatik. Materi Perawatan Stoma dan Lympedema ini dijelaskan oleh perawat Ria Andjarwati SKp. ETN kepada seluruh peserta Workshop Perawatan Paliatif sekaligus praktik langsung.

Dalam kesempatan ini, para peserta diajak langsung untuk mempraktikkan cara memasang dan melubangi Colostomy (kantong stoma). Setelah itu juga dipraktikkan pemasangan perban elastis (elastic bandage) untuk membantu penderita Lympedema.

Perawat Tiara Setia Ningrum yang saat ini bekerja di bagian Kemoterapi Tzu Chi Hospital melakukan praktik langsung memasang Colostomy bersama rekannya sesama perawat.

Bagi perawat Tiara Setia Ningrum yang bertugas di bagian Kemoterapi Tzu Chi Hospital, praktik langsung ini juga menambah pengetahuan khususnya bagi dirinya dan bagi seluruh peserta jika mendampingi pasien paliatif yang memiliki Stoma dan yang menderita Lympedema. “Dasar-dasarnya sudah tau karena saya perawat. Tetapi di sini lebih spesifik mempelajari dan menangani pasien paliatif. Karena pasien-pasien saya nanti juga akan menuju ke paliatif,” kata Tiara.

Tiara juga berharap jika pelayanan rawat jalan paliatif di Tzu Chi Hospital sudah berjalan maka para perawat dapat bersinergi dengan baik bersama relawan pemerhati untuk mendampingi pasien-pasien paliatif. “Jadi saya mengerti, setelah kemoterapi tindakan apa yang akan saya lakukan. Apalagi jika rawat jalan paliatif di TCH sudah berjalan. Baik perawat dan relawan pemerhati bisa bersama berjalan dengan baik sesuai pelatihan dan pembelajaran yang telah kami dapat,” jelas perawat yang sudah 7 bulan bekerja di Tzu Chi Hospital tersebut.

Drg. Lynda Verniati, koordinator Workshop Perawatan Paliatif menjelaskan fungsi dan cara pemakaian pengunci plester elastis kepada para peserta.

Koordinator kegiatan Workshop Perawatan Paliatif ini, drg. Lynda Verniati juga bersyukur karena rangkaian pelatihan baik online dan offline yang berlangsung sejak Mei-Juli 2022 berjalan dengan baik.

“Mereka akhirnya berhasil menjiwai bagaimana menjadi perawat paliatif. Karena buat saya perawat paliatif itu komplit. Dan untuk relawan juga menjiwai, itu sebenarnya juga bermanfaat untuk diri kita sendiri di keluarga karena semua orang akan masuk di area paliatif. Jadi tentunya kita menyebarkan kenyamanan bagi semua orang,” ungkap drg. Lynda Verniati di akhir kegiatan.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Membantu Tugas Relawan Pemerhati RS dan Tim Medis Lewat Pelatihan Paliatif

Membantu Tugas Relawan Pemerhati RS dan Tim Medis Lewat Pelatihan Paliatif

11 Juli 2022

Workshop Perawatan Paliatif yang diselenggarakan Tzu Chi Hospital sejak bulan Mei-Juli 2022 telah sampai di sesi terakhir pada 8 Juli 2022. Pelatihan ini diikuti 53 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan tenaga medis Tzu Chi Hospital.

Pelatihan Relawan Paliatif yang Sarat Akan Ilmu dan Wawasan

Pelatihan Relawan Paliatif yang Sarat Akan Ilmu dan Wawasan

02 Juni 2022

Perawatan Paliatif akan menjadi suatu layanan di Tzu Chi Hospital PIK. Berbagai persiapan telah dilakukan, salah satunya pelatihan bagi relawan pemerhati paliatif.

TIMA Global Forum 2023: Layanan Paliatif di Indonesia

TIMA Global Forum 2023: Layanan Paliatif di Indonesia

22 Juni 2023

Perawatan paliatif menjadi materi terakhir yang dibawakan dalam TIMA Global Forum 2023 ini. Ada 4 pembicara di sesi ini: Prof. DR. Liem An Liong, DR. dr. Maria Astheria (praktisi perawatan paliatif di Tzu Chi Hospital), MPALLC, Dr. Lin Shin Zong  & Dr. Ho Tsung-Jung dan Dr. Liu Keng Chang.

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -