Membawa Perubahan Sikap Bagi Anak
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Dayar(Tzu Chi Bandung)Para Xiau Pu Sa memperkenalkan diri sebelum sesi belajar bahasa Mandarin.
Kelas budi pekerti (Qing Zi Ban) mengedepankan pembangunan karakter anak dengan hal-hal kebaikan, seperti mencintai, menghormati, dan bersyukur. Setiap anak diajak bersama-sama mengamalkan pendidikan budi pekerti dalam kehidupan.
Pendidikan moral yang diterapkan ini bukan hanya bagi anak saja, tapi juga melibatkan peran orangtua.
Kelas Budi Pekerti kali ini berlangsung pada Minggu 18 Maret 2018, berlokasi di Aula Jing Si
Tzu Chi Jln. Jendral Sudirman no 628 Bandung. Sebanyak 26 peserta atau yang
disebut dengan Xiao Pu Sa (Bodhisatwa Kecil) mengikuti kelas budi
pekerti. Lagu isyarat tangan berjudul Teman yang Berbahagia mengawali
kegiatan kelas. Terlihat seluruh Xiao Pu Sa dan orangtua
tidak asing lagi dengan bahasa isyarat tangan sehingga mereka pun mengikuti
gerakan yang di persembahkan oleh relawan Tzu Chi. Di hari itu selain
belajar berbahasa Mandarin, Xiao Pu Sa turut diperkenalkan mengenai
pelestarian lingkungan. Relawan Tzu Chi mengajak para siswa dan
orang tua mengenal sampah-
yang dapat didaur ulang kembali, dengan begitu mereka dapat melakukan daur
ulang di lingkungannya masing-masing. Menurut Rahman, selaku penanggung jawab pelestarian lingkungan
di Tzu Chi Bandung, menjaga dan mencintai lingkungan harus diterapkan sejak
dini karena pendidikan ini yang jarang diajarkan secara mendalam di sekolah pada umumnya.
Relawan Tzu Chi yaitu Rahman selaku relawan pelestarian lingkungan memberikan penjelasan mengenai pelestarian lingkungan serta sampah-sampah yang dapat didaur ulang kembali.
Relawan Tzu Chi bersama Xiau Pu Sa memilah sampah daur ulang serta mempraktikkan cara bagaimana mendaur ulang.
“Sangatlah penting bagi usia dini untuk mengetahui mengenai pelestarian
lingkungan. Kita harapkan ilmu mengenai cara mendaur ulang sampah dapat dipraktikkan di
kemudian hari oleh para Xiao Pu Sa serta dapat ditularkan kepada
teman-temanya,” ucap Rahman pada saat memaparkan pelestarian lingkungan di
kelas budi pekerti.
Tentu hal ini mendapatkan respon positif dari para orangtua murid, salah satunya Yani
Nofianti (36) selaku orangtua dari Xiao Pu Sa Tristan. Ia mengatakan
dunia Tzu Chi tidak hanya sebatas melakukan misi kemanusiannya saja, namun Tzu
Chi pun memberi pendidikan kepada anak-anak usia dini agar peka terhadap
lingkungan sekitar. Misalnya saja bagaimana cara menghormati yang lebih
tua, mencintai lingkungan hingga membantu orang yang membutuhkan uluran tangan
dengan ikhlas.
Relawan Tzu Chi Bandung yaitu Pepeng Kuswati mendampingi Xiao Pu Sa saat kelas budi pekerti berlangsung. Ini bertujuan agar anak-anak dapat mengenal lebih dekat dengan para relawan Tzu Chi.
Di ruangan yang berbeda, para orangtua belajar gerakan lagu bahasa isyarat tangan yang berjudul ‘Teman yang Berbahagia’.
"Saya bersyukur sekali bisa ikut acara ini karena terus terang acara
ini sangat baik. Saya sangat bersyukur anak saya mulai
sedikit-sedikit ada perubahan, dalam arti sudah mulai tahu tata krama dan sopan
santun. Bisa dibilang tadinya, agak cuek tapi sekarang dia tahu sopan santun. Dan saya bersyukur Tzu
Chi ada acara seperti ini. Kemudian pengaruhnya juga turut dirasakan oleh para
orangtuanya," kata Yani.
Para Xiau Pu Sa mendapatkan cenderamata dari relawan Tzu Chi sebagai bentuk penghargaan setelah melakukan pelestarian lingkungan dengan cara memilah sampah serta membersihkan sampah daur ulang.
Kebahagiaan turut dirasakan oleh Intan Vandhery (25) selaku relawan Tzu
Chi, yang juga menjadi pembawa acara di kelas budi pekerti. Ia selalu menyempatkan diri untuk terlibat
pada kelas Qin Zi Ban, selain dapat berinteraksi dengan
anak-anak, ia pun dapat memberikan ilmu mengenai budaya humanis Tzu Chi kepada para Xiao
Pu Sa.
"Mudah-mudahan kelas budi pekerti ini akan terus berlangsung lama, dan
kita juga berharap Xiao Pu Sa- Xiao Pu Sa bisa membentuk kepribadian yang lebih
baik saat mengikuti kelas ini. Kita juga berharap tahun ke depannya kita bisa membuka
kelas lebih banyak untuk budi pekerti di Tzu Chi Bandung," ujarnya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Memupuk Welas Asih Pada Anak
23 Oktober 2014Minggu, 19 Oktober 2014 kelas budi pekerti kembali dilaksanakan. Meskipun cuaca mendung, namun para siswa pun tetap bersemangat mengikuti kegiatan. Semangat inilah yang menunjukkan bahwa mereka ingin belajar dan memahami Dharma untuk dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari.
Membentuk Generasi yang Pandai Bersyukur
31 Agustus 2023Penting sekali untuk mengingatkan anak-anak agar selalu menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah. Inilah yang diajarkan di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada 20 Agustus 2023.
Menerapkan Pendidikan Karakter Sejak Dini
07 Oktober 2021Mengapa Kejujuran dan Amanah itu Penting, menjadi tema dari kelas bimbingan budi pekerti di Komunitas He Qi Utara 2 pada 26 September 2021. Masih dilakukan secara daring, kelas dihadiri oleh 76 partisipan.