Membedah Kesusahan Menciptakan Bahagia

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)


Rumah Ibu Jumiah di Binjai Selatan. Dua bulan setelah rumah Jumiah dirobohkan dan dibangun kembali akhir Oktober lalu, kini rumahnya sudah siap huni.

Masih ingat dengan rumah Ibu Jumiah dan Bapak Ahmad Syahputra? Kini rumah mereka yang dulunya tidak layak huni, sudah selesai masa pembangunannya. Rumah itu sudah siap ditempati.

Dua bulan setelah rumah mereka dirobohkan dan dibangun kembali akhir Oktober lalu, relawan Tzu Chi Medan datang lagi ke Binjai, rumah Jumiah dan Tandem, rumah Ahmad Syahputra. Mereka ke sana dengan membawa serta bermacam perabotan berupa ranjang, kasur, kursi, juga lemari baju, rak piring, ember, sapu, dan lainnya. Semua perabotan tersebut langsung diturunkan dan ditata sebagus mungkin oleh relawan.


Melihat kedatangan para relawan, dengan isak tangis Jumiah langsung memeluk relawan. “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membantu membangun rumah saya,” katanya.

Jumiah bersama cucunya duduk di ranjang baru mereka. Kini Jumiah tidak takut lagi dengan cuaca mendung maupun hujan lebat dan angina kencang.

“Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membantu membangun rumah saya. Terima kasih kepada para relawan, sekarang saya dan cucu saya tidak perlu takut kalau hari mulai mendung, ataupun hujan lebat. Rumah kami sekarang sudah tidak bocor lagi. Saya juga tidak menyangka kalau Tzu Chi bukan hanya membantu membangun rumah saya, tetapi juga melengkapi isi rumah ini,” Kata Jumiah berlinang air mata. Ia langsung memeluk relawan begitu mereka sampai di rumahnya.

“Nanti kalau Tuhan memberikan rezeki lebih, saya akan menyisihkannya ke celengan. Semoga selanjutnya saya juga bisa membantu orang lain seperti hari ini saya mendapat bantuan dari banyak orang melalui Tzu Chi,” lanjut Jumiah masih dengan hati yang dipenuhi rasa haru.

“Semoga rumah ini bisa membantu Ibu Jumiah melewati hari-hari dengan nyaman,” harap Tony Honkley, PIC Bedah Rumah ini.


Relawan datang ke rumah Jumiah dan Ahmad Syahputra dengan membawa langsung berbagai perabotan untuk mengisi rumah mereka.

Rumah Ahmad Syahputra sebelum dibedah. Saat itu kondisinya tidak layak huni dan memprihatinkan.

Sambutan yang penuh haru dan kebahagiaan juga terasa di rumah baru Ahmad Syahputra. Ketika relawan Tzu Chi datang, mata Juliana, istrinya, sudah berkaca-kaca. Saat itu juga Juliani langsung memeluk relawan dan berulang-ulang mengatakan terima kasih. Terlebih ketika relawan juga akan memberikan beberapa perabot rumah tangga, ia kembali memeluk relawan dan menangis tersedu.

“Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi dan para relawan. Saya tidak menyangka hari ini rumah saya bisa sebagus ini,” kata Juliana. Dalam keharuan, ia bercerita kepada relawan bahwa dirinya dan keluarga sempat putus asa. Mereka membiarkan saja kondisi rumah yang bisa saja runtuh karena hujan deras atau angin kencang itu. Keluarga Ahmad Syahputra memang sudah tidak tahu bisa mendapat uang dari mana untuk bisa memperbaiki rumah. “Tapi sekarang rumah ini begitu kuat, begitu bagus, dan saya beserta keluarga tidak akan takut lagi bila hujan turun,” tutur Juliana dengan terisak.


Rumah Ahmad Syahputra setelah dibedah dan siap huni.

Istri Ahmad Syahputra, Juliani (kedua dari kiri) langsung memeluk relawan dan berulang-ulang mengatakan terima kasih.

Setelah berdoa selesai, Lim Ik Ju, relawan Tzu Chi menuntun Ibu Ahmad Syahputra, yang biasa dipanggil Amah untuk memasuki rumah baru. Sambil bercanda relawan pun menemani Amah melihat kamar barunya. Ia sangat gembira dan senyum tidak terlepas dari wajahnya.

Jumat, 14 Desember 2018 mungkin akan menjadi hari yang tidak terlupakan bagi keluarga Jumiah dan Ahmad Syahputra. Satu lagi tahapan dalam kehidupan mereka bisa terlewati. Hari itu relawan melakukan serah terima rumah, serta melakukan doa bersama di sana. Untuk tetap menumbuhkan rasa syukur bagi seluruh keluarga, relawan juga mencetak foto rumah mereka sebelum dibedah dan memasangnya di dinding ruang tamu.


Tony Honkley, PIC Bedah Rumah, dan relawan lainnya merasakan keharuan serta kebahagiaan yang sama dengan para penerima bantuan.

Sebelas relawan yang hadir dari Medan juga tak menampik merasakan rasa syukur dan keharuan yang sama dengan keluarga penerima bantuan. “Kami merasa terharu melihat kebahagiaan semua anggota keluarga Bapak Ahmad Syahputra dan kami pun mengajak isterinya Bapak Ahmad syahputra atau Ibu Juliani untuk memasukkan uang recehan kedalam celengan, semoga keluarga ini, hari ini dibantu Tzu Chi, kedepannya bisa juga membantu orang lain,” kata Lim Ik Ju menceritakan. Hal ini seperti yang Master Cheng Yen sampaikan bahwa, “Orang yang memberi adalah orang lebih beruntung daripada orang yang menerima”.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Membedah Kesusahan Menciptakan Bahagia

Membedah Kesusahan Menciptakan Bahagia

17 Desember 2018
Jumat, 14 Desember 2018 mungkin akan menjadi hari yang tidak terlupakan bagi keluarga Jumiah dan Ahmad Syahputra. Hari itu relawan melakukan serah terima rumah setelah dibedah, serta melakukan doa bersama di sana. Satu lagi tahapan dalam kehidupan mereka akhirnya bisa terlewati.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -