Membeli Kebijaksanaan
Jurnalis : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ), Fotografer : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun )
|
|
||
Pada kesempatan kali ini para relawan membahas tentang “Membeli Kebijaksanaan” (versi komik). Saat kegiatan dimulai salah satu relawan membacakan komik tersebut dan relawan lain dengan seksama mendengarkan. Pada bab tersebut mengisahkan tentang seorang kakek bijaksana yang tanpa pamrih. Setelah materi selesai dibacakan relawan bersama-sama memberikan masukan dan pendapat mengenai materi yang dibahas. Sebenarnya apa arti dan makna yang terkandung dalam sebuah kisah tersebut? Setiap relawan dengan sepenuh hati dan penuh pengertian benar memberikan pendapatnya. Salah satunya Dwi Hariyanto Shixiong yang memberikan argumen tentang kisah tersebut. “Pengorbanan merupakan hal yang sangat sulit dilakukan, karena setiap orang tidak mudah melakukan sebuah pengorbanan apalagi pengorbanan untuk orang lain. Namun lain halnya sang kakek dalam kisah tersebut dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih mengorbankan tanaga, pikiran, dan harta bendanya untuk menyelamatkan orang lain yang memerlukan bantuan,” ungkap Dwi Hariyanto Shixiong. Sebuah kebijaksanaan yang perlu untuk dicontoh. Dalam buku ini juga di tegaskan bahwa setiap saat sepenuh hati mendengarkan, mengamati dan berpikir barulah dalam keadaan darurat kita bisa membangkitkan kebijaksanaan untuk membatu diri sendiri dan orang lain. Bab berikutnya membahas kisah tentang hukum karma sang kera. Materi ini mengisahkan beberapa ekor kera yang terlahir kembali di alam surga. Setelah para relawan membaca kisah tersebut dengan pengertian yang benar salah satu relawan memberikan argumennya. Salah satunya Jurman Shixiong yang terus berperan aktif dalam kegiatan bedah buku ini. “Kita seharusnya berhati-hati dan berpikir dulu ketika ingin berbicara, karena kita tidak akan pernah tahu ketika kita berbicara ada orang lain yang tersinggung dengan apa yang kita bicarakan,” ucap Jurman Shixiong.
Keterangan :
Karma akan selalu berbuah sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan. Maka dari itu berbicaralah dengan niat yang baik dan disertai dengan hati yang tulus dalam mengataknnya. Maka dengan hal yang demikian akan memberikan dampak yang positif bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Walaupun hanya ejekan tanpa maksud, orang yang melakukannya tetap akan menerima buah karma buruk. Kesalahpahaman antar manusia sering kali terjadi karena perkataan yang dikatakan tanpa dipikirkan dahulu. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali mengejek orang lain, apalagi menfitnah. Namun di saat berbicara haruslah dengan sepenuh hati.
Keterangan :
Banyak hal positif yang dapat diambil dalam pembahasan materi malam itu. Kesimpulan yang pertama, hendaknya kita dapat mecontoh sang kakek dalam memberikan bantuannya pada warga. Dengan bijaksana sang kakek mengorbankan tenaga, pikiran, dan harta benda yang dimiliki untuk orang lain tanpa pamrih. Seperti yang dikatakan oleh Master Cheng Yeng dalam kata perenungannya bahwa “Jika ingin meningkatkan kebijaksanaan, kita mesti membebaskan diri dari sifast kemelekatan dan keraguan”.Kesimpulan yang kedua, hendaknya kita berpikir dulu ketika ingin berbicara. Berbicaralah dengan niat yang baik dan penuh ketulusan karena semua perbuatan akan membuahkan hasil. Semoga dapat memberikan pengertian dan pemahaman yang positif bagi masing-masing individu. Kita ingat kata perenungan Master Cheng Yen, “Bertuturlah yang baik, berpikirlah yang baik dan lakukanlah perbuatan baik”. |
|||
Artikel Terkait
Berbagi Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
27 April 2018
Gempa Aceh: Bantuan ke Kampus dan Pesantren di Bireun
11 Desember 2016Gempa Aceh yang berpusat di Pidie Jaya dengan kekuatan 6,5 SR pekan lalu merusak sejumlah sarana pendidikan. Di antaranya bangunan Kampus Institut Agama Islam Al Azziziyah dan pesantren atau Ma’had Al Ulum Diniyah Islamiyah di Desa Mideun Jok, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun. Relawan Tzu Chi mengunjungi kampus dan pesantren ini untuk memberikan bantuan berupa kebutuhan sembako kepada perwakilan pesantren.
