Membeningkan Penglihatan, Menjernihkan Hati
Jurnalis : Bambang Mulyantono(Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Bambang Mulyantono(Tzu Chi Singkawang)Relawan
Tzu Chi Desa Binaan Program Pertanian Amal membawa pasien dari Desa Caokng,
Bilayuk dan Salumang untuk mengikuti pemeriksaan awal mata (Screening).
Pagi itu, tepat pukul 08.00 WIB satu truk Koperasi Bukit Pandan Desa Caokng, satu truk milik Kepala Desa Bilayuk dan satu minibus milik warga Desa Salumang bergerak membawa sekitar 150 warga menuju Kota Singkawang. Menempuh jarak sekitar 50 km dengan kondisi jalan yang separuhnya rusak berat, sehingga lama tempuh perjalanan mencapai tiga jam.
Desa Caokng, Desa Bilayuk dan Desa Salumang berada di wilayah Kecamatan Mampawah Hulu Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Ketiga desa ini sejak tahun 2013 menjadi desa binaan insan Tzu Chi Kantor Penghubung Singkawang. Ada berbagai program telah dilaksanakan, mulai dari pertanian amal, bantuan kesehatan berupa pengobatan gratis dan pengobatan pasien kasus, serta bantuan pendidikan dan training budaya humanis.
Kepergian mereka ke Kota Singkawang pada 16 Juli 2016 kali ini untuk mengikuti screening (pemeriksaan awal mata) sebagai tahap mengikuti Baksos Kesehatan Mata pada 5-6 Agustus 2016 di Balairung Kantor Walikota Singkawang. Bekerjasama dengan Pemkot Singkawang, Insan Tzu Chi Kantor Penghubung Singkawang menyelenggarakan Bakti Sosial Kesehatan Mata (Katarak dan Pyterigium) se wilayah Kalimantan Barat.
Screening ini diikuti oleh sebanyak 583 orang dari Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya dan lainnya. Dari hasil Screeening, total pasien yang akan dioperasi sebanyak 227 orang.
Dokter umum dan spesialis mata dari Singkawang dan Pontianak dengan penuh welas asih memeriksa kesehatan mata pasien.
Para relawan juga terus mendampingi pasien dengan sepenuh hati.
Yohanes Anes (56), pria asal Desa Caokng yang bermata pencaharian petani ini memencarkan setitik harapan di rona wajahnya ketika dinyatakan bisa mengikuti operasi katarak pada 05 Agustus 2016 mendatang. Sudah hampir sepuluh tahun ini penglihatannya terasa kabur. Ketika ditanya kegiatan keseharian apa yang terganggu dengan penglihatannya yang kabur itu, ia menjawab saat menoreh getah karet. "Selain bertani menanam padi dan jagung kami juga menoreh karet, menoreh pohon karet dilakukan saat pagi buta, saya sering salah toreh atau torehannya tidak pas, jadi memang mengganggu sekali, “ ujarnya.
Ia berharap, setelah dioperasi nanti, penglihatannya bisa kembali terang benderang sehingga tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Selain Yohanes Anes, ada 21 warga dari desa binaan yang juga akan dioperasi.
Untuk menuju ruang Screening (Balairung Pemkot Singkawang) harus melewati anak tangga yang cukup tinggi. Bagi para pasien lansia relawan mengusungnya dengan tandu kursi.
Tenaga medis dan paramedis yang bekerja keras dalam Screening kali ini berjumlah 39 orang. Mereka berasal dari Jakarta, Pontianak dan Singkawang dengan peralatan canggih yang disiapkan oleh Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Jakarta. Sebanyak 89 relawan Tzu Chi Singkawang (Biru, Abu dan Rompi) juga hadir membantu kelancaran pelaksanaan screening ini.
Baksos Kesehatan Mata (Katarak dan Pyterigium) yang digelar insan Tzu Chi Kantor Penghubung Singkawang bersama TIMA Jakarta ini merupakan kali ketiga. Sebelumnya baksos serupa digelar pada 29-30 Oktober 2010 di Singkawang dan pada 9-10 November 2013 di Pontianak.