Membentuk Barisan Peduli Lingkungan
Jurnalis : cecilien (He Qi Barat), Fotografer : William Atalie (He Qi Barat)Sebelum melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan, para relawan melakukan taklimat kepada para peserta yang hadir dan melakukan pembagian tim kerja
Bumi merupakan sumber kehidupan bagi setiap makhluk hidup. Namun, kondisi bumi saat ini kian memburuk akibat pemanasan global. Salah satu penyebabnya ialah karena berbagai aktivitas manusia yang secara sadar maupun tidak sadar telah merusak lingkungan. Contoh kecil seperti membuang sampah sembarangan, penggunaan barang-barang sekali pakai, air dan listrik secara tidak bijak. Akibatnya, bumi ini rentan terhadap berbagai bencana.
Untuk itu, Yayasan Buddha Tzu Chi dalam misi Pelestarian Lingkungan (PL) kembali mengajak masyarakat untuk ikut aktif berkontribusi dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi pada Minggu, 8 Februari 2015. Sekitar pukul 09.00 WIB, sebanyak 12 orang relawan telah berkumpul di kediaman Ramli, salah seorang relawan sekaligus PIC kegiatan hari itu, yang bertempat di Perumahan Taman Ratu Blok WW No 8E. Kegiatan hari itu merupakan kegiatan PL yang digelar untuk pertama kalinya di wilayah Taman Ratu. Karena itu, kegiatan PL diisi dengan sosialisasi secara door to door ke rumah warga sekitar RT 02.
Sosialisasi kegiatan Pelestarian Lingkungan ini bertujuan untuk menginformasikan kepada warga bahwa setiap bulan di minggu pertama akan diadakan kegiatan PL di wilayah tersebut. Warga yang berminat ikut bersumbangsih dapat berkumpul di rumah Ramli. Warga yang hadir diajak untuk mengenal mengenai jenis-jenis sampah dan cara pemilahannya.
Seusai taklimat, Para relawan mulai mempersiapkan brosur pelestarian lingkungan yang akan dibagikan kepada warga sekitar
Sosialisasi Door To Door
Pagi itu cuaca mendung dan hujan gerimis, namun hal ini tidak mengurangi semangat para relawan untuk terjun ke lapangan. Dengan berlindungkan payung, sebanyak 6 orang relawan melakukan survei lokasi yang akan dijadikan objek sosialisasi. Sementara 6 orang lainnya mempersiapkan brosur yang akan dibagikan ke warga. Hasil survei menentukan bahwa lokasi yang akan dituju hanya di sekitar RT 02 saja, mengingat jumlah relawan yang terbatas. Ke depannya, kegiatan PL akan terus disosialisasikan lagi secara bertahap di wilayah Taman Ratu tersebut. Relawan kemudian dibagi menjadi tiga tim dan disebar ke 3 titik lokasi yang berbeda.
Pukul 10.00 WIB, masing-masing tim mulai menjalankan misi menuju lokasi yang telah ditentukan. Ramli, selaku PIC kegiatan harus mengunjungi rumah Ketua RT dan Ketua RW terlebih dahulu untuk menginformasikan bahwa kegiatan sosialisasi PL sedang berlangsung serta meminta dukungan secara penuh dari pihak RT maupun RW setempat. “Sebelumnya saya sudah informasikan kepada Ketua RT dan Ketua RW bahwa kita akan mengadakan kegiatan PL. Hari ini kita kunjungi secara resmi sekalian kita bagikan brosur.” ungkap Ramli. Ia pun segera mengarahkan timnya menuju rumah Ketua RT dan Ketua RW yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Namun sayang, saat itu Ketua RT tidak berhasil ditemui karena sedang tidak berada di rumah, alhasil relawan hanya menemui Ibu RT dan membagikan brosur kepadanya serta menjelaskan beberapa hal tentang kegiatan PL yang nantinya akan rutin dilaksanakan sebulan sekali.
Perjalanan dilanjutkan ke rumah ketua RW. Bapak Ketua RW menyambut dengan baik kedatangan kami dan mempersilakan kami masuk. Ramli pun menjelaskan maksud kedatangannya seraya membagikan brosur kepada bapak Ketua RW. Beliau mengamati dengan baik isi brosur tersebut sambil mendengarkan penjelasan dari Ramli dan relawan lain. Para relawan memberikan pemahaman kepada beliau bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini bukan semata-mata bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi meminta donasi dari warga untuk mengumpulkan barang bekas. Namun lebih dari itu, tujuan kegiatan Pelestarian Lingkungan ini adalah untuk mengedukasi warga tentang jenis-jenis sampah dan cara pemilahannya agar kita dapat bersama-sama ikut membantu menjaga bumi ini. Sehingga dengan demikian, kita dapat bersama-sama mengubah sampah menjadi emas, dan emas menjadi cinta kasih. Bapak Ketua RW mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut, hanya saja memang dibutuhkan waktu untuk menggerakkan dan membangkitkan kepedulian warga. Beliau juga menyarankan agar Yayasan Buddha Tzu Chi dapat melakukan penyuluhan kepada warga tentang kegiatan Pelestarian Lingkungan pada pertemuan-pertemuan RT/RW nantinya. Dengan adanya dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak RT/RW setempat diharapkan kegiatan Pelestarian Lingkungan nantinya akan dapat berjalan dengan baik dan kondusif.
Para relawan mensosialisasikan kegiatan PL secara door to door kepada warga sekitar RT.02
Setelah selesai mensosialisasikan kepada Ketua RW, para relawan pun segera pamit dan melanjutkan sosialisasi ke rumah warga secara door to door. Dengan penuh semangat para relawan berjalan menyusuri komplek perumahan. Kegiatan sosialisasi ini menuai berbagai tanggapan dari warga, ada yang menyambut dengan baik, ada yang bahkan sudah menjadi donatur Tzu Chi, dan ada juga beberapa penolakan. Namun, hal itu tidak lantas membuat para relawan kehilangan semangat. Yang terpenting adalah sebagai insan Tzu Chi, para relawan telah berusaha mengajak dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan. “Harapannya sih ke depannya lebih banyak warga yang ikut bersumbangsih di kegiatan PL ini. Sementara memang kita belum menemukan tempat yang lebih leluasa untuk berkegiatan, jadi kegiatan untuk sementara dilaksanakan di halaman depan rumah saya. Nantinya kita lihat kalau sudahada tempat yang sesuai di sekitar sini (Perumahan Taman Ratu) atau mungkin ada donatur yang punya lahan kosong, baru kita pindah.” jelas Ramli.
Ramli juga mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah sejak sekitar 5 bulan yang lalu muncul ide dari para relawan untuk melaksanakan kegiatan Pelestarian Lingkungan di wilayah tersebut. Namun karena tidak menemukan tempat yang sesuai untuk berkegiatan, ide tersebut tidak sempat terlaksana. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan halaman depan rumahnya untuk sementara waktu sampai nanti jika sudah menemukan tempat yang lebih luas sehingga lebih leluasa dalam berkegiatan.