Membentuk Diri, Melayani Sesama
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari Minggu, 29 april 2012 bertempat di SMP Negeri 129, Papanggo, Jakarta Utara tengah diadakan baksos kesehatan gigi dan umum. |
| ||
Saat ditanya mengenai mengapa mengambil lokasi di SMPN 129, Johan Kandar Shixiong yang merupakan koordinator kegiatan menjelaskan bahwa sekolah ini merupakan sekolah yang sering digunakan untuk menampung warga apabila sedang terjadi bencana banjir, sehingga sekolah ini sudah familiar di telinga warga setempat dan sudah biasa digunakan untuk memberian pertolongan kepada warga. “Memang kami memilih sekolah ini karena sekolah ini adalah tempat yang sudah biasa digunakan sebagai ‘tempat pengungsian’ atau penampungan warga saat ada bencana banjir. Secara tidak langsung sekolah ini selalu bersedia membantu para warga disaat kondisi apapun,” ujar Johan Shixiong. “Berdasar dari hal tersebut dan atas koordinasi dengan petinggi setempat, maka kami memutuskan untuk menggunakan sekolah ini sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat hari ini,” jelasnya lagi. He Qi Timur yang biasa hanya mengadakan baksos kesehatan gigi, ternyata kali ini berinisiatif untuk menambahkan baksos pemeriksaan umum dalam kegiatannya. Sebanyak 300 pasien dengan berbagai konteks penyakit ditangani oleh dokter-dokter yang sudah tidak diragukan lagi. Setelah diperhatikan, pasien umum merupakan pasien dengan usia dewasa dan kebanyakan dengan penyakit yang kurang lebih sama, yaitu penyakit darah tinggi, diabetes, rematik dan asam urat, namun ternyata orang yang pernah terkena penyakit stroke juga dibawa untuk berobat disini. Dokter dalam proses pemeriksaan selalu menekankan hindari 3G pada setiap pasien yang datang agar tubuh kembali sehat. 3G tersebut antara lain adalah "Garam, Gula, dan Gorengan". Dua jenis penyedap rasa dan 1 makanan camilan ini merupakan ‘musuh’ yang perlu dijauhi bagi mereka penderita berbagai macam penyakit. Namun, bagi yang sehat, perlu juga mengurangi mengkonsumsi makanan-makanan tersebut, agar kesehatan tubuh tetap terjaga karena perlu diingat bahwa makanan lezat belum tentu sehat.
Keterangan :
Berbeda dengan pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi lebih mengedepankan pada mereka yang masih dalam usia pertumbuhan, namun tidak menutup kemungkinan untuk mereka yang usianya sudah matang untuk ikut dalam pengobatan gigi. Kupon bagi pengobatan gigi disediakan sebanyak 200 buah, dimana 100 diantaranya kupon khusus bagi mereka yang dalam usia pertumbuhan dan bersekolah di SMP 129 dan 100 lagi dibagikan bagi kalangan umum. “Kami memberikan 100 kupon bagi anak murid di SMP ini karena mempertimbangkan bagaimana anak-anak yang masih dalam usia pertumbuhkan begitu membutuhkan pemeriksaan gigi yang rutin. Karena gigi juga merupakan elemen penting yang mendukung kesehatan si anak,” kata Johan Shixiong. Drg. Lisa yang merupakan dokter spesialis gigi juga menyatakan bahwa anak-anak dalam masa pertumbuhan sebisa mungkin harus menjaga kesehatan gigi mereka karena mempertimbangkan bagaimana kondisi kesehatan gigi mereka dalam masa selanjutnya. “Banyak anak yang meremehkan menggosok gigi, akhirnya mereka juga mengalami sakit gigi yang biasa disebabkan karena membusuknya sisa makanan di gigi. Sisa makanan ini kemudian menjadi sarang kuman dan akan merusak email gigi. Kalau masih belum diobati atau diperiksa dan dibiarkan saja maka akan merusak lebih dalam lagi lapisan gigi yaitu dentil. Biasanya kalau sudah lapisan dentil akan ditunjukkan dengan kondisi gigi yang sudah berlubang dan sewaktu-waktu akan terasa sakit. Akan begitu seterusnya sampai pada lapisan pulpa yang lebih dalam lagi ” jelas drg. Lisa.
Keterangan :
Menjaga kesehatan gigi sendiri dapat dilakukan dengan cara menggosok gigi teratur setelah makan dan sebelum tidur, selain itu juga harus memperbanyak asupan buah dan sayur yang kaya akan serat seperti apel, bangkoang, dan salak. Buah-buah ini akan mengkondisikan gigi menjadi kesat seperti saat setelah kita menggosok gigi, sehingga buah ini juga membantu mereka yang lupa membawa pasta gigi atau peralatan untuk menggosok gigi lain saat bepergian keluar kota untuk membersihkan gigi. Satu hal lagi yang bisa dibilang baru dalam baksos kesehatan gigi dan umum kali ini, yaitu dengan adanya celengan bambu yang tertata rapi di meja yang siap untuk dibagikan. Tak menunggu lama bagi celengan bambu untuk berpindah tangan karena banyak sekali pasien ingin melakukan perbuatan baik. Awalnya mereka dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu celengan bambu oleh Shijie-shijie yang bertugas menjaga celengan. Para pasien pun dengan senang hati ingin ikut berdana. “Tak perlu dengan uang seratus ribu, cukup dengan koin sisa belanjaan, ibu nantinya dapat menolong orang lain. Kalau hanya satu koin memang tidak bisa, tapi kalau koin sudah terkumpul dalam celengan, maka akan dapat digunakan,” kata beberapa relawan yang menjaga celengan bambu saat menjelaskan apa sebenarnya barang berbentuk tabung tersebut. “Tujuannya tidak lain adalah untuk menginspirasi para pasien dan memberitahukan mereka mengenai spirit celengan bambu. Bahwa hanya dengan dana kecil berupa koin Rp 500,- bahkan Rp 100,- akan dapat membantu sesama yang membutuhkan bantuan,” jelas Johan Shixiong. | |||